Seleksi If Dengan Kondisi Bersarang
Salam hangat untuk kita semua, dalam artikel kali ini saya akan membahas mengenai kata seleksi untuk melakukan pengecekan dalam suatu kondisi di dalam suatu program. kali ini saya akan membahas mengenai seleksi untuk bahasa pemograman C. Didalam dunia pemograman kita mengenal namanya seleksi, biasa nya para progremer menggunakan seleksi dalam bentuk IF. Ternyata dalam penggunaan IF kita mengenal kata IF Bersarang, dimana IF bersarang digunakan untuk melakukan percabangan yang memiliki banyak seleksi kondisi.
Sebelum kita melanjut ketahap yang lebih dalam lagi mari kita kenalan dulu dengan IF bersarang. dari tadi kita ngomongin IF bersarang dengan istilah NESTED IF, apa sih yang di maksud dengan ini ?
didalam sebuah pernyataan IF terdapat pernyataan IF lainnya
nah setelah kita tahu definisi NESTED IF apalagi yah yang dibutuhkan untuk menjawab penasaran kita semua.
untuk menjawab penasaran kita semua mengenai NESTED IF maka kita akan implementasikan dalam sebuah studi kasus biar makin jossssssss....
tapi sebelum ke studi kasus kita pahami struktur dari sebuah NESTED IF dulu yah, berikut struktur yang bisa saya gambarkan :
if (kondisi 1) {
if (kondisi 1.1) {
pernyataan;
}
}else {
pernyataan;
}
berikut adalah penulisan NESTED IF dalam bentuk pseudocode dan flowchart yang dapat menjadi bahan renungan buat sahabat sekalian
setelah kita mengetahui struktur dari sebuat NESTED IF, maka kita lanjutkan dalam pengimplementasian studi kasus dalam bahasa pemograman C :
#include int main() { int i, j; for (i = 1; i <= 5; i++) { for (j = 1; j <= 5; j++) { printf("i: %d, j: %dn", i, j); if (j == 3) { break; } if (i == 2) { break; } } } return 0; }
dalam kasus ini pakjhon.com menggabungkan antara penggunaan for dan NESTED IF biar makin joss... pengalaman belajar dan informasi dari pakjhon.com
nah dari semua keterang dalam tulisan saya ini, bagi sahabat pakjhon.com yang belum paham boleh komen di bawah yah. pakjhon.com team akan senang sekali menjawab semua pertanyaan sahabat semua.
salam hangat untuk kita semua dan semoga bisa memahami...
268 Comments
Hafizh Salman Rahardjo
11-04-2025 at
•Komentar : Studi kasus ini memberikan contoh yang baik tentang penggunaan struktur kontrol if bersarang (nested if) dalam bahasa pemrograman C. Dengan menggabungkan perulangan for dan kondisi if, program ini menunjukkan bagaimana alur eksekusi dapat dikendalikan secara dinamis berdasarkan nilai variabel. Namun, untuk pemula, penempatan pernyataan break dalam kondisi if mungkin memerlukan penjelasan lebih lanjut agar tidak membingungkan. •Proses Eksekusi: Program menggunakan dua perulangan for bersarang untuk variabel i dan j, masing-masing dari 1 hingga 5. Di dalam perulangan terdalam, nilai i dan j dicetak. Kemudian, terdapat dua kondisi if: 1.) Jika j == 3, maka perulangan j dihentikan (break). 2.) Jika i == 2, maka perulangan j juga dihentikan. Karena kondisi if kedua berada di dalam perulangan j, namun bergantung pada nilai i, maka saat i == 2, perulangan j hanya akan berjalan sekali sebelum dihentikan. •Hasil yang dikeluarkan program: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Penjelasan: -Untuk i = 1, perulangan j berjalan hingga j = 3, kemudian break menghentikan perulangan j. -Untuk i = 2, perulangan j langsung dihentikan pada iterasi pertama karena i == 2. -Untuk i = 3 hingga i = 5, perulangan j berjalan hingga j = 3, kemudian break menghentikan perulangan j.
Hafizh Salman Rahardjo
11-04-2025 at
•Komentar : Studi kasus ini memberikan contoh yang baik tentang penggunaan struktur kontrol if bersarang (nested if) dalam bahasa pemrograman C. Dengan menggabungkan perulangan for dan kondisi if, program ini menunjukkan bagaimana alur eksekusi dapat dikendalikan secara dinamis berdasarkan nilai variabel. Namun, untuk pemula, penempatan pernyataan break dalam kondisi if mungkin memerlukan penjelasan lebih lanjut agar tidak membingungkan. •Proses Eksekusi: Program menggunakan dua perulangan for bersarang untuk variabel i dan j, masing-masing dari 1 hingga 5. Di dalam perulangan terdalam, nilai i dan j dicetak. Kemudian, terdapat dua kondisi if: 1.) Jika j == 3, maka perulangan j dihentikan (break). 2.) Jika i == 2, maka perulangan j juga dihentikan. Karena kondisi if kedua berada di dalam perulangan j, namun bergantung pada nilai i, maka saat i == 2, perulangan j hanya akan berjalan sekali sebelum dihentikan. •Hasil yang dikeluarkan program: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Penjelasan: -Untuk i = 1, perulangan j berjalan hingga j = 3, kemudian break menghentikan perulangan j. -Untuk i = 2, perulangan j langsung dihentikan pada iterasi pertama karena i == 2. -Untuk i = 3 hingga i = 5, perulangan j berjalan hingga j = 3, kemudian break menghentikan perulangan j.
Hafizh Salman Rahardjo
11-04-2025 at
•Komentar : Studi kasus ini memberikan contoh yang baik tentang penggunaan struktur kontrol if bersarang (nested if) dalam bahasa pemrograman C. Dengan menggabungkan perulangan for dan kondisi if, program ini menunjukkan bagaimana alur eksekusi dapat dikendalikan secara dinamis berdasarkan nilai variabel. Namun, untuk pemula, penempatan pernyataan break dalam kondisi if mungkin memerlukan penjelasan lebih lanjut agar tidak membingungkan. •Proses Eksekusi: Program menggunakan dua perulangan for bersarang untuk variabel i dan j, masing-masing dari 1 hingga 5. Di dalam perulangan terdalam, nilai i dan j dicetak. Kemudian, terdapat dua kondisi if: 1.) Jika j == 3, maka perulangan j dihentikan (break). 2.) Jika i == 2, maka perulangan j juga dihentikan. Karena kondisi if kedua berada di dalam perulangan j, namun bergantung pada nilai i, maka saat i == 2, perulangan j hanya akan berjalan sekali sebelum dihentikan. •Hasil yang dikeluarkan program: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Penjelasan: -Untuk i = 1, perulangan j berjalan hingga j = 3, kemudian break menghentikan perulangan j. -Untuk i = 2, perulangan j langsung dihentikan pada iterasi pertama karena i == 2. -Untuk i = 3 hingga i = 5, perulangan j berjalan hingga j = 3, kemudian break menghentikan perulangan j.
Hafizh Salman Rahardjo
11-04-2025 at
•Komentar : Studi kasus ini memberikan contoh yang baik tentang penggunaan struktur kontrol "if"bersarang (nested "if") dalam bahasa pemrograman C. Dengan menggabungkan perulangan for dan kondisi if, program ini menunjukkan bagaimana alur eksekusi dapat dikendalikan secara dinamis berdasarkan nilai variabel. Namun, untuk pemula, penempatan pernyataan break dalam kondisi "if" mungkin memerlukan penjelasan lebih lanjut agar tidak membingungkan. •Proses Eksekusi: Program menggunakan dua perulangan for bersarang untuk variabel i dan j, masing-masing dari 1 hingga 5. Di dalam perulangan terdalam, nilai i dan j dicetak. Kemudian, terdapat dua kondisi if: 1.) Jika j == 3, maka perulangan j dihentikan (break). 2.) Jika i == 2, maka perulangan j juga dihentikan. Karena kondisi if kedua berada di dalam perulangan j, namun bergantung pada nilai i, maka saat i == 2, perulangan j hanya akan berjalan sekali sebelum dihentikan. •Hasil yang dikeluarkan program: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Penjelasan: -Untuk i = 1, perulangan j berjalan hingga j = 3, kemudian break menghentikan perulangan j. -Untuk i = 2, perulangan j langsung dihentikan pada iterasi pertama karena i == 2. -Untuk i = 3 hingga i = 5, perulangan j berjalan hingga j = 3, kemudian break menghentikan perulangan j.
Hafizh Salman Rahardjo
11-04-2025 at
•Komentar : Studi kasus ini memberikan contoh yang baik tentang penggunaan struktur kontrol "if"bersarang (nested "if") dalam bahasa pemrograman C. Dengan menggabungkan perulangan for dan kondisi if, program ini menunjukkan bagaimana alur eksekusi dapat dikendalikan secara dinamis berdasarkan nilai variabel. Namun, untuk pemula, penempatan pernyataan break dalam kondisi "if" mungkin memerlukan penjelasan lebih lanjut agar tidak membingungkan. •Proses Eksekusi: Program menggunakan dua perulangan for bersarang untuk variabel i dan j, masing-masing dari 1 hingga 5. Di dalam perulangan terdalam, nilai i dan j dicetak. Kemudian, terdapat dua kondisi if: 1.) Jika j == 3, maka perulangan j dihentikan (break). 2.) Jika i == 2, maka perulangan j juga dihentikan. Karena kondisi if kedua berada di dalam perulangan j, namun bergantung pada nilai i, maka saat i == 2, perulangan j hanya akan berjalan sekali sebelum dihentikan. •Hasil yang dikeluarkan program: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Penjelasan: -Untuk i = 1, perulangan j berjalan hingga j = 3, kemudian break menghentikan perulangan j. -Untuk i = 2, perulangan j langsung dihentikan pada iterasi pertama karena i == 2. -Untuk i = 3 hingga i = 5, perulangan j berjalan hingga j = 3, kemudian break menghentikan perulangan j.
Hafizh Salman Rahardjo
11-04-2025 at
•Komentar : Studi kasus ini memberikan contoh yang baik tentang penggunaan struktur kontrol "if"bersarang (nested "if") dalam bahasa pemrograman C. Dengan menggabungkan perulangan for dan kondisi if, program ini menunjukkan bagaimana alur eksekusi dapat dikendalikan secara dinamis berdasarkan nilai variabel. Namun, untuk pemula, penempatan pernyataan break dalam kondisi "if" mungkin memerlukan penjelasan lebih lanjut agar tidak membingungkan. •Proses Eksekusi: Program menggunakan dua perulangan for bersarang untuk variabel i dan j, masing-masing dari 1 hingga 5. Di dalam perulangan terdalam, nilai i dan j dicetak. Kemudian, terdapat dua kondisi if: 1.) Jika j == 3, maka perulangan j dihentikan (break). 2.) Jika i == 2, maka perulangan j juga dihentikan. Karena kondisi if kedua berada di dalam perulangan j, namun bergantung pada nilai i, maka saat i == 2, perulangan j hanya akan berjalan sekali sebelum dihentikan. •Hasil yang dikeluarkan program: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Penjelasan: -Untuk i = 1, perulangan j berjalan hingga j = 3, kemudian break menghentikan perulangan j. -Untuk i = 2, perulangan j langsung dihentikan pada iterasi pertama karena i == 2. -Untuk i = 3 hingga i = 5, perulangan j berjalan hingga j = 3, kemudian break menghentikan perulangan j.
Hafizh Salman Rahardjo
11-04-2025 at
•Komentar : Studi kasus ini memberikan contoh yang baik tentang penggunaan struktur kontrol "if"bersarang (nested "if") dalam bahasa pemrograman C. Dengan menggabungkan perulangan for dan kondisi if, program ini menunjukkan bagaimana alur eksekusi dapat dikendalikan secara dinamis berdasarkan nilai variabel. Namun, untuk pemula, penempatan pernyataan break dalam kondisi "if" mungkin memerlukan penjelasan lebih lanjut agar tidak membingungkan. •Proses Eksekusi: Program menggunakan dua perulangan for bersarang untuk variabel i dan j, masing-masing dari 1 hingga 5. Di dalam perulangan terdalam, nilai i dan j dicetak. Kemudian, terdapat dua kondisi if: 1.) Jika j == 3, maka perulangan j dihentikan (break). 2.) Jika i == 2, maka perulangan j juga dihentikan. Karena kondisi if kedua berada di dalam perulangan j, namun bergantung pada nilai i, maka saat i == 2, perulangan j hanya akan berjalan sekali sebelum dihentikan. •Hasil yang dikeluarkan program: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Penjelasan: -Untuk i = 1, perulangan j berjalan hingga j = 3, kemudian break menghentikan perulangan j. -Untuk i = 2, perulangan j langsung dihentikan pada iterasi pertama karena i == 2. -Untuk i = 3 hingga i = 5, perulangan j berjalan hingga j = 3, kemudian break menghentikan perulangan j.
Hafizh Salman Rahardjo
11-04-2025 at
•Komentar : Studi kasus ini memberikan contoh yang baik tentang penggunaan struktur kontrol "if"bersarang (nested "if") dalam bahasa pemrograman C. Dengan menggabungkan perulangan for dan kondisi if, program ini menunjukkan bagaimana alur eksekusi dapat dikendalikan secara dinamis berdasarkan nilai variabel. Namun, untuk pemula, penempatan pernyataan break dalam kondisi "if" mungkin memerlukan penjelasan lebih lanjut agar tidak membingungkan. •Proses Eksekusi: Program menggunakan dua perulangan for bersarang untuk variabel i dan j, masing-masing dari 1 hingga 5. Di dalam perulangan terdalam, nilai i dan j dicetak. Kemudian, terdapat dua kondisi if: 1.) Jika j == 3, maka perulangan j dihentikan (break). 2.) Jika i == 2, maka perulangan j juga dihentikan. Karena kondisi if kedua berada di dalam perulangan j, namun bergantung pada nilai i, maka saat i == 2, perulangan j hanya akan berjalan sekali sebelum dihentikan. •Hasil yang dikeluarkan program: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Penjelasan: -Untuk i = 1, perulangan j berjalan hingga j = 3, kemudian break menghentikan perulangan j. -Untuk i = 2, perulangan j langsung dihentikan pada iterasi pertama karena i == 2. -Untuk i = 3 hingga i = 5, perulangan j berjalan hingga j = 3, kemudian break menghentikan perulangan j.
Hafizh Salman Rahardjo
11-04-2025 at
•Komentar : Studi kasus ini memberikan contoh yang baik tentang penggunaan struktur kontrol "if"bersarang (nested "if") dalam bahasa pemrograman C. Dengan menggabungkan perulangan for dan kondisi if, program ini menunjukkan bagaimana alur eksekusi dapat dikendalikan secara dinamis berdasarkan nilai variabel. Namun, untuk pemula, penempatan pernyataan break dalam kondisi "if" mungkin memerlukan penjelasan lebih lanjut agar tidak membingungkan. •Proses Eksekusi: Program menggunakan dua perulangan for bersarang untuk variabel i dan j, masing-masing dari 1 hingga 5. Di dalam perulangan terdalam, nilai i dan j dicetak. Kemudian, terdapat dua kondisi if: 1.) Jika j == 3, maka perulangan j dihentikan (break). 2.) Jika i == 2, maka perulangan j juga dihentikan. Karena kondisi if kedua berada di dalam perulangan j, namun bergantung pada nilai i, maka saat i == 2, perulangan j hanya akan berjalan sekali sebelum dihentikan. •Hasil yang dikeluarkan program: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Penjelasan: -Untuk i = 1, perulangan j berjalan hingga j = 3, kemudian break menghentikan perulangan j. -Untuk i = 2, perulangan j langsung dihentikan pada iterasi pertama karena i == 2. -Untuk i = 3 hingga i = 5, perulangan j berjalan hingga j = 3, kemudian break menghentikan perulangan j.
Hafizh Salman Rahardjo
11-04-2025 at
•Komentar : Studi kasus ini memberikan contoh yang baik tentang penggunaan struktur kontrol "if"bersarang (nested "if") dalam bahasa pemrograman C. Dengan menggabungkan perulangan for dan kondisi if, program ini menunjukkan bagaimana alur eksekusi dapat dikendalikan secara dinamis berdasarkan nilai variabel. Namun, untuk pemula, penempatan pernyataan break dalam kondisi "if" mungkin memerlukan penjelasan lebih lanjut agar tidak membingungkan. •Proses Eksekusi: Program menggunakan dua perulangan for bersarang untuk variabel i dan j, masing-masing dari 1 hingga 5. Di dalam perulangan terdalam, nilai i dan j dicetak. Kemudian, terdapat dua kondisi if: 1.) Jika j == 3, maka perulangan j dihentikan (break). 2.) Jika i == 2, maka perulangan j juga dihentikan. Karena kondisi if kedua berada di dalam perulangan j, namun bergantung pada nilai i, maka saat i == 2, perulangan j hanya akan berjalan sekali sebelum dihentikan. •Hasil yang dikeluarkan program: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Penjelasan: -Untuk i = 1, perulangan j berjalan hingga j = 3, kemudian break menghentikan perulangan j. -Untuk i = 2, perulangan j langsung dihentikan pada iterasi pertama karena i == 2. -Untuk i = 3 hingga i = 5, perulangan j berjalan hingga j = 3, kemudian break menghentikan perulangan j.
Muhammad Adnan Alsyahar
11-04-2025 at
Studi kasus yang diangkat dalam artikel ini cukup menarik karena memperlihatkan penerapan kombinasi antara perulangan `for` dan seleksi bersarang atau *nested if* dalam bahasa pemrograman C. Tujuan dari implementasi ini adalah untuk menunjukkan bagaimana kondisi tertentu dapat digunakan untuk mengontrol alur eksekusi program melalui perintah `break`. Meskipun demikian, terdapat beberapa kekeliruan teknis pada penulisan kode, seperti pernyataan `#include` yang tidak lengkap (seharusnya `#include`) serta kesalahan dalam penulisan karakter escape pada fungsi `printf` yang seharusnya `\n`, bukan `n`. Kesalahan ini perlu diperbaiki agar program dapat dikompilasi dan dijalankan dengan benar.
Secara proses, program menjalankan dua buah perulangan bersarang, di mana variabel `i` dan `j` masing-masing akan berjalan dari 1 hingga 5. Di dalam perulangan terdalam, program akan mencetak nilai `i` dan `j`, kemudian melakukan pemeriksaan dua kondisi: jika `j == 3`, maka perulangan `j` akan dihentikan menggunakan `break`, dan jika `i == 2`, perulangan `j` juga akan langsung dihentikan tanpa menunggu hingga `j == 3`. Hal ini menunjukkan bagaimana penggunaan *nested if* dapat mengatur jalannya program secara fleksibel berdasarkan kondisi yang lebih kompleks.
Adapun keluaran dari program ini adalah sebagai berikut:
```
i: 1, j: 1
i: 1, j: 2
i: 1, j: 3
i: 2, j: 1
i: 3, j: 1
i: 3, j: 2
i: 3, j: 3
i: 4, j: 1
i: 4, j: 2
i: 4, j: 3
i: 5, j: 1
i: 5, j: 2
i: 5, j: 3
```
Dari hasil tersebut dapat diamati bahwa ketika `i` bernilai 2, hanya `j = 1` yang dicetak sebelum perulangan dihentikan. Hal ini mempertegas bagaimana struktur *nested if* dapat mempengaruhi jalannya perulangan berdasarkan kondisi tertentu. Melalui studi kasus ini, pembaca dapat memperoleh pemahaman lebih dalam mengenai logika pemrograman, khususnya dalam penerapan seleksi bersarang dalam pengembangan program yang lebih kompleks.
Muhammad Adnan Alsyahar
11-04-2025 at
Studi kasus yang diangkat dalam artikel ini cukup menarik karena memperlihatkan penerapan kombinasi antara perulangan `for` dan seleksi bersarang atau *nested if* dalam bahasa pemrograman C. Tujuan dari implementasi ini adalah untuk menunjukkan bagaimana kondisi tertentu dapat digunakan untuk mengontrol alur eksekusi program melalui perintah `break`. Meskipun demikian, terdapat beberapa kekeliruan teknis pada penulisan kode, seperti pernyataan `#include` yang tidak lengkap (seharusnya `#include`) serta kesalahan dalam penulisan karakter escape pada fungsi `printf` yang seharusnya `\n`, bukan `n`. Kesalahan ini perlu diperbaiki agar program dapat dikompilasi dan dijalankan dengan benar.
Secara proses, program menjalankan dua buah perulangan bersarang, di mana variabel `i` dan `j` masing-masing akan berjalan dari 1 hingga 5. Di dalam perulangan terdalam, program akan mencetak nilai `i` dan `j`, kemudian melakukan pemeriksaan dua kondisi: jika `j == 3`, maka perulangan `j` akan dihentikan menggunakan `break`, dan jika `i == 2`, perulangan `j` juga akan langsung dihentikan tanpa menunggu hingga `j == 3`. Hal ini menunjukkan bagaimana penggunaan *nested if* dapat mengatur jalannya program secara fleksibel berdasarkan kondisi yang lebih kompleks.
Adapun keluaran dari program ini adalah sebagai berikut:
```
i: 1, j: 1
i: 1, j: 2
i: 1, j: 3
i: 2, j: 1
i: 3, j: 1
i: 3, j: 2
i: 3, j: 3
i: 4, j: 1
i: 4, j: 2
i: 4, j: 3
i: 5, j: 1
i: 5, j: 2
i: 5, j: 3
```
Dari hasil tersebut dapat diamati bahwa ketika `i` bernilai 2, hanya `j = 1` yang dicetak sebelum perulangan dihentikan. Hal ini mempertegas bagaimana struktur *nested if* dapat mempengaruhi jalannya perulangan berdasarkan kondisi tertentu. Melalui studi kasus ini, pembaca dapat memperoleh pemahaman lebih dalam mengenai logika pemrograman, khususnya dalam penerapan seleksi bersarang dalam pengembangan program yang lebih kompleks.
Muhammad Adnan Alsyahar
11-04-2025 at
Studi kasus yang diangkat dalam artikel ini cukup menarik karena memperlihatkan penerapan kombinasi antara perulangan `for` dan seleksi bersarang atau *nested if* dalam bahasa pemrograman C. Tujuan dari implementasi ini adalah untuk menunjukkan bagaimana kondisi tertentu dapat digunakan untuk mengontrol alur eksekusi program melalui perintah `break`. Meskipun demikian, terdapat beberapa kekeliruan teknis pada penulisan kode, seperti pernyataan `#include` yang tidak lengkap (seharusnya `#include`) serta kesalahan dalam penulisan karakter escape pada fungsi `printf` yang seharusnya `\n`, bukan `n`. Kesalahan ini perlu diperbaiki agar program dapat dikompilasi dan dijalankan dengan benar.
Secara proses, program menjalankan dua buah perulangan bersarang, di mana variabel `i` dan `j` masing-masing akan berjalan dari 1 hingga 5. Di dalam perulangan terdalam, program akan mencetak nilai `i` dan `j`, kemudian melakukan pemeriksaan dua kondisi: jika `j == 3`, maka perulangan `j` akan dihentikan menggunakan `break`, dan jika `i == 2`, perulangan `j` juga akan langsung dihentikan tanpa menunggu hingga `j == 3`. Hal ini menunjukkan bagaimana penggunaan *nested if* dapat mengatur jalannya program secara fleksibel berdasarkan kondisi yang lebih kompleks.
Adapun keluaran dari program ini adalah sebagai berikut:
```
i: 1, j: 1
i: 1, j: 2
i: 1, j: 3
i: 2, j: 1
i: 3, j: 1
i: 3, j: 2
i: 3, j: 3
i: 4, j: 1
i: 4, j: 2
i: 4, j: 3
i: 5, j: 1
i: 5, j: 2
i: 5, j: 3
```
Dari hasil tersebut dapat diamati bahwa ketika `i` bernilai 2, hanya `j = 1` yang dicetak sebelum perulangan dihentikan. Hal ini mempertegas bagaimana struktur *nested if* dapat mempengaruhi jalannya perulangan berdasarkan kondisi tertentu. Melalui studi kasus ini, pembaca dapat memperoleh pemahaman lebih dalam mengenai logika pemrograman, khususnya dalam penerapan seleksi bersarang dalam pengembangan program yang lebih kompleks.
Hezra A Hazuly
11-04-2025 at
studi kasus ini sudah cukup baik untuk menjelaskan bagaimana pernyataan if bersarang bekerja dalam bahasa pemrograman c. dengan menggunakan dua perulangan for yang bersarang, yaitu i dan j, program ini menunjukkan bagaimana alur eksekusi bisa dikendalikan berdasarkan kondisi tertentu. penjelasannya cukup mudah dipahami, terutama untuk saya mahasiswa yang sedang belajar logika pemrograman. pada proses eksekusinya, perulangan i berjalan dari 1 hingga 5. di dalamnya, terdapat perulangan j yang juga berjalan dari 1 hingga 5. setiap kombinasi nilai i dan j dicetak, namun sebelum lanjut ke iterasi berikutnya, ada dua kondisi yang dicek menggunakan pernyataan if. pertama, jika j == 3, maka perulangan j dihentikan dengan break. kedua, jika i == 2, maka perulangan j juga langsung dihentikan meskipun j belum mencapai 3. karena break hanya menghentikan perulangan j, maka perulangan i tetap lanjut ke nilai berikutnya. hasil output dari program ini adalah sebagai berikut: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 dari hasil diatas bisa dilihat pada saat i = 2, cuman satu baris aja yang dicetak karena perulangan j langsung stop. untuk nilai i lainnya, j berjalan sampai 3 lalu stop. ini menunjukkan bahwa penggunaan if bersarang dan break bisa mengatur alur program dengan fleksibel, namun bagian break mungkin perlu penjelasan tambahan dalam kode
Muhammad Fajar Sodik
11-04-2025 at
Dalam penggunaan If, ada yang namanya nested if. nested if digunakan untuk melakukan percabangan yang memiliki banyak seleksi kondisi. dalam nested if, setelah if kondisi 1, akan ada if kondisi 1.1 di dalam if kondisi 1, dan bisa terus bercabang. Program ini menggunakan nested loop (for di dalam for). Tapi di dalam loop bagian dalam (j), ada dua kondisi if yang bisa memicu break. break akan menghentikan loop paling dalam (loop j). Untuk perulangan luar, kode ini akan memulai iterasi dari i=1 sampai i=5. Untuk perulangan dalam, kode ini akan memulai iterasi dari j=1 sampai j=5. Pada perulangan dalam, terdapat break saat j=3 dan i=2. Pada saat break terjadi, maka akan keluar dari loop j. Berdasarkan kode tersebut, tidak aka nada j=4 dan j=5 karena for j break saat j=3 Alur Eksekusi Iterasi pertama (i = 1) • j = 1 ? i: 1, j: 1 dicetak. j != 3, i != 2, lanjut. • j = 2 ? i: 1, j: 2 dicetak. j != 3, i != 2, lanjut. • j = 3 ? i: 1, j: 3 dicetak. j == 3, break Iterasi kedua (i = 2) • j = 1 ? i: 2, j: 1 dicetak. j != 3, tapi i == 2, break Iterasi ketiga (i = 3) • j = 1 ? i: 3, j: 1 dicetak. • j = 2 ? i: 3, j: 2 dicetak. • j = 3 ? i: 3, j: 3 dicetak ? j == 3, break. Iterasi keempat (i=4) • j = 1 ? i: 4, j: 1 dicetak. • j = 2 ? i: 4, j: 2 dicetak. • j = 3 ? i: 4, j: 3 dicetak ? j == 3, break. Iterasi kelima (i=5) • j = 1 ? i: 5, j: 1 dicetak. • j = 2 ? i: 5, j: 2 dicetak. • j = 3 ? i: 5, j: 3 dicetak ? j == 3, break. Output Program i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3
Wildan Maulana
11-04-2025 at
Studi kasus yang dibahas dalam artikel ini cukup menarik karena menampilkan penerapan kombinasi antara perulangan for dan seleksi bersarang (nested if) dalam bahasa pemrograman C. Tujuan implementasi ini adalah untuk menunjukkan bagaimana kondisi tertentu bisa digunakan untuk mengontrol alur eksekusi program dengan menggunakan perintah break. Namun, terdapat beberapa kesalahan teknis dalam penulisan kode, seperti pernyataan #include yang belum lengkap (seharusnya #include) serta kesalahan dalam penulisan karakter escape pada fungsi printf yang semestinya menggunakan \n, bukan n. Kesalahan ini perlu diperbaiki agar program dapat dikompilasi dan dijalankan dengan benar. Secara umum, program menjalankan dua perulangan bersarang, di mana variabel i dan j masing-masing akan bernilai dari 1 hingga 5. Pada bagian terdalam dari perulangan, program mencetak nilai i dan j, lalu mengevaluasi dua kondisi: jika j == 3, maka perulangan j akan dihentikan menggunakan break, dan jika i == 2, maka perulangan j juga akan dihentikan secara langsung tanpa menunggu kondisi j == 3. Hal ini memperlihatkan bagaimana penggunaan nested if mampu mengendalikan alur program secara fleksibel berdasarkan kondisi tertentu. Adapun hasil keluaran program adalah:i: 1, j: 1
i: 1, j: 2
i: 1, j: 3
i: 2, j: 1
i: 3, j: 1
i: 3, j: 2
i: 3, j: 3
i: 4, j: 1
i: 4, j: 2
i: 4, j: 3
i: 5, j: 1
i: 5, j: 2
i: 5, j: 3
Dari output tersebut terlihat bahwa saat i bernilai 2, hanya nilai j = 1 yang dicetak sebelum perulangan dihentikan. Hal ini semakin menegaskan bagaimana struktur nested if dapat memengaruhi jalannya perulangan berdasarkan kondisi yang diberikan. Melalui studi kasus ini, pembaca dapat memahami lebih dalam logika pemrograman, khususnya dalam penggunaan seleksi bersarang dalam pengembangan program yang lebih kompleks.
Usep Setiawan
11-04-2025 at
Program ini menggunakan dua perulangan (for) yang bersarang. Loop luar menggunakan variabel i, dan loop dalam menggunakan variabel j. Di dalam loop, terdapat dua kondisi break. Jika j sama dengan 3 atau i sama dengan 2, maka loop bagian dalam akan langsung berhenti. Nilai i berjalan dari 1 sampai 5. Untuk setiap nilai i, j juga berjalan dari 1 sampai 5. Tapi karena ada kondisi break, maka perulangan j akan berhenti lebih cepat. Saat j mencapai 3, loop langsung keluar. Begitu juga jika i adalah 2, loop j langsung berhenti walaupun j baru berjalan. Hasil yang ditampilkan program: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Pada i = 2, loop j hanya tampil satu kali karena langsung break. Untuk i yang lain, j hanya sampai 3 karena ada kondisi break saat j == 3.
Usep Setiawan
11-04-2025 at
Program ini menggunakan dua perulangan (for) yang bersarang. Loop luar menggunakan variabel i, dan loop dalam menggunakan variabel j. Di dalam loop, terdapat dua kondisi break. Jika j sama dengan 3 atau i sama dengan 2, maka loop bagian dalam akan langsung berhenti. Nilai i berjalan dari 1 sampai 5. Untuk setiap nilai i, j juga berjalan dari 1 sampai 5. Tapi karena ada kondisi break, maka perulangan j akan berhenti lebih cepat. Saat j mencapai 3, loop langsung keluar. Begitu juga jika i adalah 2, loop j langsung berhenti walaupun j baru berjalan. Hasil yang ditampilkan program: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Pada i = 2, loop j hanya tampil satu kali karena langsung break. Untuk i yang lain, j hanya sampai 3 karena ada kondisi break saat j == 3.
Wildan Maulana
11-04-2025 at
Studi kasus yang dibahas dalam artikel ini cukup menarik karena menampilkan penerapan kombinasi antara perulangan for dan seleksi bersarang (nested if) dalam bahasa pemrograman C. Tujuan implementasi ini adalah untuk menunjukkan bagaimana kondisi tertentu bisa digunakan untuk mengontrol alur eksekusi program dengan menggunakan perintah break. Namun, terdapat beberapa kesalahan teknis dalam penulisan kode, seperti pernyataan #include yang belum lengkap (seharusnya #include) serta kesalahan dalam penulisan karakter escape pada fungsi printf yang semestinya menggunakan \n, bukan n. Kesalahan ini perlu diperbaiki agar program dapat dikompilasi dan dijalankan dengan benar. Secara umum, program menjalankan dua perulangan bersarang, di mana variabel i dan j masing-masing akan bernilai dari 1 hingga 5. Pada bagian terdalam dari perulangan, program mencetak nilai i dan j, lalu mengevaluasi dua kondisi: jika j == 3, maka perulangan j akan dihentikan menggunakan break, dan jika i == 2, maka perulangan j juga akan dihentikan secara langsung tanpa menunggu kondisi j == 3. Hal ini memperlihatkan bagaimana penggunaan nested if mampu mengendalikan alur program secara fleksibel berdasarkan kondisi tertentu. Adapun hasil keluaran program adalah:i: 1, j: 1
i: 1, j: 2
i: 1, j: 3
i: 2, j: 1
i: 3, j: 1
i: 3, j: 2
i: 3, j: 3
i: 4, j: 1
i: 4, j: 2
i: 4, j: 3
i: 5, j: 1
i: 5, j: 2
i: 5, j: 3
Dari output tersebut terlihat bahwa saat i bernilai 2, hanya nilai j = 1 yang dicetak sebelum perulangan dihentikan. Hal ini semakin menegaskan bagaimana struktur nested if dapat memengaruhi jalannya perulangan berdasarkan kondisi yang diberikan. Melalui studi kasus ini, pembaca dapat memahami lebih dalam logika pemrograman, khususnya dalam penggunaan seleksi bersarang dalam pengembangan program yang lebih kompleks.
Aurellio Rabbani
11-04-2025 at
•Komentar: Studi kasus ini merupakan ilustrasi yang sangat baik mengenai penerapan struktur kontrol nested if dalam bahasa pemrograman C. Dengan menggabungkan dua elemen penting dalam pemrograman, yaitu perulangan for dan pengkondisian if, program ini mampu menunjukkan bagaimana alur eksekusi dapat disesuaikan secara dinamis tergantung pada nilai-nilai variabel yang digunakan. Penggunaan logika break di dalam struktur if juga memperlihatkan bagaimana alur program dapat dipotong lebih awal berdasarkan kondisi tertentu. Meski demikian, bagi pemula, konsep seperti nested loop dan penempatan break di dalam kondisi yang bergantung pada variabel luar mungkin memerlukan penjelasan lebih mendalam untuk menghindari kebingungan saat membaca atau menulis kode serupa. Penjelasan Proses Eksekusi Program: Program ini memanfaatkan dua buah perulangan for yang saling bersarang untuk mengiterasi nilai dari dua variabel, yaitu i dan j. Variabel i digunakan sebagai perulangan luar, sedangkan j sebagai perulangan dalam. Keduanya memiliki rentang iterasi dari angka 1 hingga 5. Dalam setiap iterasi bagian terdalam, program mencetak nilai i dan j. Setelah itu, terdapat dua kondisi pengkondisian if yang mengatur pemotongan iterasi dengan perintah break: Jika j == 3, maka perulangan for bagian dalam akan dihentikan, sehingga j tidak dilanjutkan ke nilai berikutnya. Jika i == 2, maka perulangan j juga dihentikan secara langsung, meskipun kondisi j belum mencapai 3. Karena kedua kondisi tersebut berada dalam perulangan j, maka kontrol terhadap iterasi sangat tergantung pada nilai i dan j. Ketika i == 2, kondisi kedua langsung memenuhi syarat dan menyebabkan iterasi j berhenti pada nilai pertama. Output Program: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Analisis Output: Untuk i = 1, perulangan j berjalan normal dari 1 hingga 3, kemudian dihentikan oleh kondisi j == 3. Untuk i = 2, perulangan j langsung dihentikan setelah iterasi pertama karena kondisi i == 2 langsung terpenuhi. Untuk i = 3, i = 4, dan i = 5, perulangan j kembali berjalan dari 1 sampai 3 sebelum dihentikan oleh kondisi j == 3
Muhammad Adnan Alsyahar
11-04-2025 at
Studi kasus yang diangkat dalam artikel ini cukup menarik karena memperlihatkan penerapan kombinasi antara perulangan `for` dan seleksi bersarang atau *nested if* dalam bahasa pemrograman C. Tujuan dari implementasi ini adalah untuk menunjukkan bagaimana kondisi tertentu dapat digunakan untuk mengontrol alur eksekusi program melalui perintah `break`. Meskipun demikian, terdapat beberapa kekeliruan teknis pada penulisan kode, seperti pernyataan `#include` yang tidak lengkap (seharusnya `#include`) serta kesalahan dalam penulisan karakter escape pada fungsi `printf` yang seharusnya `\n`, bukan `n`. Kesalahan ini perlu diperbaiki agar program dapat dikompilasi dan dijalankan dengan benar.
Secara proses, program menjalankan dua buah perulangan bersarang, di mana variabel `i` dan `j` masing-masing akan berjalan dari 1 hingga 5. Di dalam perulangan terdalam, program akan mencetak nilai `i` dan `j`, kemudian melakukan pemeriksaan dua kondisi: jika `j == 3`, maka perulangan `j` akan dihentikan menggunakan `break`, dan jika `i == 2`, perulangan `j` juga akan langsung dihentikan tanpa menunggu hingga `j == 3`. Hal ini menunjukkan bagaimana penggunaan *nested if* dapat mengatur jalannya program secara fleksibel berdasarkan kondisi yang lebih kompleks.
Adapun keluaran dari program ini adalah sebagai berikut:
```
i: 1, j: 1
i: 1, j: 2
i: 1, j: 3
i: 2, j: 1
i: 3, j: 1
i: 3, j: 2
i: 3, j: 3
i: 4, j: 1
i: 4, j: 2
i: 4, j: 3
i: 5, j: 1
i: 5, j: 2
i: 5, j: 3
```
Dari hasil tersebut dapat diamati bahwa ketika `i` bernilai 2, hanya `j = 1` yang dicetak sebelum perulangan dihentikan. Hal ini mempertegas bagaimana struktur *nested if* dapat mempengaruhi jalannya perulangan berdasarkan kondisi tertentu. Melalui studi kasus ini, pembaca dapat memperoleh pemahaman lebih dalam mengenai logika pemrograman, khususnya dalam penerapan seleksi bersarang dalam pengembangan program yang lebih kompleks.
Wildan Maulana
11-04-2025 at
Studi kasus yang dibahas dalam artikel ini cukup menarik karena menampilkan penerapan kombinasi antara perulangan for dan seleksi bersarang (nested if) dalam bahasa pemrograman C. Tujuan implementasi ini adalah untuk menunjukkan bagaimana kondisi tertentu bisa digunakan untuk mengontrol alur eksekusi program dengan menggunakan perintah break. Namun, terdapat beberapa kesalahan teknis dalam penulisan kode, seperti pernyataan #include yang belum lengkap (seharusnya #include) serta kesalahan dalam penulisan karakter escape pada fungsi printf yang semestinya menggunakan \n, bukan n. Kesalahan ini perlu diperbaiki agar program dapat dikompilasi dan dijalankan dengan benar. Secara umum, program menjalankan dua perulangan bersarang, di mana variabel i dan j masing-masing akan bernilai dari 1 hingga 5. Pada bagian terdalam dari perulangan, program mencetak nilai i dan j, lalu mengevaluasi dua kondisi: jika j == 3, maka perulangan j akan dihentikan menggunakan break, dan jika i == 2, maka perulangan j juga akan dihentikan secara langsung tanpa menunggu kondisi j == 3. Hal ini memperlihatkan bagaimana penggunaan nested if mampu mengendalikan alur program secara fleksibel berdasarkan kondisi tertentu. Adapun hasil keluaran program adalah:i: 1, j: 1
i: 1, j: 2
i: 1, j: 3
i: 2, j: 1
i: 3, j: 1
i: 3, j: 2
i: 3, j: 3
i: 4, j: 1
i: 4, j: 2
i: 4, j: 3
i: 5, j: 1
i: 5, j: 2
i: 5, j: 3
Dari output tersebut terlihat bahwa saat i bernilai 2, hanya nilai j = 1 yang dicetak sebelum perulangan dihentikan. Hal ini semakin menegaskan bagaimana struktur nested if dapat memengaruhi jalannya perulangan berdasarkan kondisi yang diberikan. Melalui studi kasus ini, pembaca dapat memahami lebih dalam logika pemrograman, khususnya dalam penggunaan seleksi bersarang dalam pengembangan program yang lebih kompleks.
Wildan Maulana
11-04-2025 at
Studi kasus yang dibahas dalam artikel ini cukup menarik karena menampilkan penerapan kombinasi antara perulangan for dan seleksi bersarang (nested if) dalam bahasa pemrograman C. Tujuan implementasi ini adalah untuk menunjukkan bagaimana kondisi tertentu bisa digunakan untuk mengontrol alur eksekusi program dengan menggunakan perintah break. Namun, terdapat beberapa kesalahan teknis dalam penulisan kode, seperti pernyataan #include yang belum lengkap (seharusnya #include) serta kesalahan dalam penulisan karakter escape pada fungsi printf yang semestinya menggunakan \n, bukan n. Kesalahan ini perlu diperbaiki agar program dapat dikompilasi dan dijalankan dengan benar. Secara umum, program menjalankan dua perulangan bersarang, di mana variabel i dan j masing-masing akan bernilai dari 1 hingga 5. Pada bagian terdalam dari perulangan, program mencetak nilai i dan j, lalu mengevaluasi dua kondisi: jika j == 3, maka perulangan j akan dihentikan menggunakan break, dan jika i == 2, maka perulangan j juga akan dihentikan secara langsung tanpa menunggu kondisi j == 3. Hal ini memperlihatkan bagaimana penggunaan nested if mampu mengendalikan alur program secara fleksibel berdasarkan kondisi tertentu. Adapun hasil keluaran program adalah:i: 1, j: 1
i: 1, j: 2
i: 1, j: 3
i: 2, j: 1
i: 3, j: 1
i: 3, j: 2
i: 3, j: 3
i: 4, j: 1
i: 4, j: 2
i: 4, j: 3
i: 5, j: 1
i: 5, j: 2
i: 5, j: 3
Dari output tersebut terlihat bahwa saat i bernilai 2, hanya nilai j = 1 yang dicetak sebelum perulangan dihentikan. Hal ini semakin menegaskan bagaimana struktur nested if dapat memengaruhi jalannya perulangan berdasarkan kondisi yang diberikan. Melalui studi kasus ini, pembaca dapat memahami lebih dalam logika pemrograman, khususnya dalam penggunaan seleksi bersarang dalam pengembangan program yang lebih kompleks.
Muhammad Ashlan Ali
11-04-2025 at
Artikel ini membahas penggunaan nested if dalam bahasa pemrograman C, yang memungkinkan penerapan percabangan dengan banyak seleksi kondisi. Nested if digunakan untuk membuat percabangan lebih dalam, di mana sebuah kondisi if pertama dapat mengandung if lainnya di dalamnya. Dalam kasus ini, program menggabungkan loop bersarang dengan perintah break untuk menghentikan perulangan berdasarkan kondisi tertentu. Pada loop luar, iterasi dimulai dari i=1 hingga i=5, sementara pada loop dalam, iterasi berlangsung dari j=1 hingga j=5.Di dalam loop j, terdapat dua kondisi yang memicu perintah break: jika j=3 atau jika i=2. Ketika kondisi j=3 tercapai, loop j dihentikan, dan untuk i=2, perulangan j juga berhenti tanpa melanjutkan ke j=4 atau j=5. Dengan demikian, pada iterasi pertama (i=1), nilai j yang tercetak adalah 1, 2, dan 3, diikuti dengan break ketika j mencapai 3. Pada iterasi kedua (i=2), hanya j=1 yang dicetak karena perulangan dihentikan setelah kondisi i=2. Iterasi berikutnya menunjukkan bagaimana nilai i dan j dicetak sesuai dengan kondisi yang ditentukan, dan perulangan dihentikan pada j=3 atau i=2, sesuai dengan aturan break yang diterapkan.Namun, terdapat beberapa kesalahan teknis dalam penulisan kode, seperti pernyataan #include yang tidak lengkap serta kesalahan dalam penggunaan karakter escape pada fungsi printf. Perbaikan kode ini diperlukan agar program dapat dijalankan dengan benar. Secara keseluruhan, program ini menggambarkan bagaimana penggunaan loop bersarang dan nested if dapat mengontrol alur eksekusi dengan lebih fleksibel dan kondisional. Hasil output yang dihasilkan mencerminkan cara kerja kedua kondisi break yang mengontrol jalannya perulangan, memberikan pemahaman lebih dalam mengenai logika pemrograman dalam struktur bersarang.
Dimas Emmanuelle
11-04-2025 at
Studi kasus yang diangkat dalam artikel ini cukup menarik karena memperlihatkan penerapan kombinasi antara perulangan 'for' dan seleksi bersarang atau *settled in case* dalam bahasa pemrograman C. Tujuan dari implementasi ini adalah untuk menunjukkan bagaimana kondisi tertentu dapat digunakan untuk mengontrol alur eksekusi program melalui perintah 'break'. Meskipun demikian, terdapat beberapa kekeliruan teknis pada penulisan kode, seperti pernyataan '#include' yang tidak lengkap (seharusnya '#include ') serta kesalahan dalam penulisan karakter elude pada fungsi 'printf' yang seharusnya 'n', bukan 'n'. Kesalahan ini perlu diperbaiki agar program dapat dikompilasi dan dijalankan dengan benar. Secara proses, program menjalankan dua buah perulangan bersarang, di mana variabel 'i' dan 'j' masing-masing akan berjalan dari 1 hingga 5. Di dalam perulangan terdalam, program akan mencetak nilai 'i' dan 'j', kemudian melakukan pemeriksaan dua kondisi: jika 'j == 3', maka perulangan 'j' akan dihentikan menggunakan 'break', dan jika 'i == 2', perulangan 'j' juga akan langsung dihentikan tanpa menunggu hingga 'j == 3'. Hal ini menunjukkan bagaimana penggunaan *settled in case* dapat mengatur jalannya program secara fleksibel berdasarkan kondisi yang lebih kompleks. Adapun keluaran dari program ini adalah sebagai berikut: ''' i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 ''' Dari hasil tersebut dapat diamati bahwa ketika 'i' bernilai 2, hanya 'j = 1' yang dicetak sebelum perulangan dihentikan. Hal ini mempertegas bagaimana struktur *settled on the off chance that* dapat mempengaruhi jalannya perulangan berdasarkan kondisi tertentu. Melalui studi kasus ini, pembaca dapat memperoleh pemahaman lebih dalam mengenai logika pemrograman, khususnya dalam penerapan seleksi bersarang dalam pengembangan program yang lebih kompleks.
Muhammad Ashlan Ali
11-04-2025 at
Artikel ini membahas penggunaan nested if dalam bahasa pemrograman C, yang memungkinkan penerapan percabangan dengan banyak seleksi kondisi. Nested if digunakan untuk membuat percabangan lebih dalam, di mana sebuah kondisi if pertama dapat mengandung if lainnya di dalamnya. Dalam kasus ini, program menggabungkan loop bersarang dengan perintah break untuk menghentikan perulangan berdasarkan kondisi tertentu. Pada loop luar, iterasi dimulai dari i=1 hingga i=5, sementara pada loop dalam, iterasi berlangsung dari j=1 hingga j=5.Di dalam loop j, terdapat dua kondisi yang memicu perintah break: jika j=3 atau jika i=2. Ketika kondisi j=3 tercapai, loop j dihentikan, dan untuk i=2, perulangan j juga berhenti tanpa melanjutkan ke j=4 atau j=5. Dengan demikian, pada iterasi pertama (i=1), nilai j yang tercetak adalah 1, 2, dan 3, diikuti dengan break ketika j mencapai 3. Pada iterasi kedua (i=2), hanya j=1 yang dicetak karena perulangan dihentikan setelah kondisi i=2. Iterasi berikutnya menunjukkan bagaimana nilai i dan j dicetak sesuai dengan kondisi yang ditentukan, dan perulangan dihentikan pada j=3 atau i=2, sesuai dengan aturan break yang diterapkan.Namun, terdapat beberapa kesalahan teknis dalam penulisan kode, seperti pernyataan #include yang tidak lengkap serta kesalahan dalam penggunaan karakter escape pada fungsi printf. Perbaikan kode ini diperlukan agar program dapat dijalankan dengan benar. Secara keseluruhan, program ini menggambarkan bagaimana penggunaan loop bersarang dan nested if dapat mengontrol alur eksekusi dengan lebih fleksibel dan kondisional. Hasil output yang dihasilkan mencerminkan cara kerja kedua kondisi break yang mengontrol jalannya perulangan, memberikan pemahaman lebih dalam mengenai logika pemrograman dalam struktur bersarang.
FARIZ SHIDDIQ
11-04-2025 at
Program diatas menjelaskan implementasi kontrol alur dari sebuah variabel yang akan ditampilkan dengan menggunakan NESTED IF (if di dalam if) dan kombinasi dari if, juga break. Menggunakan 2 variabel yakni i dan j sebagai iterasi penghitung. Iterasinya dilakukan dengan nilai dari 1 sampai 5 pada masing-masing variabel. Program menampilkan kombinasi nilai i dan j, namun membatasi hasil output berdasarkan kondisi tertentu. Kombinasi i dan j akan berhenti ditampilkan lebih awal jika salah satu kondisi j == 3 atau i == 2 terpenuhi. Ini menunjukkan penggunaan break untuk mengontrol alur eksekusi dalam nested loop secara selektif. Output Program I : 1, J : 1 I : 1, J : 2 I : 1, J : 3 I : 2, J : 1 I : 3, J : 1 I : 3, J : 2 I : 3, J : 3 I : 4, J : 1 I : 4, J : 2 I : 4, J : 3 I : 5, J : 1 I : 5, J : 2 I : 5, J : 3
Muhamad Fahrez Bukhori
11-04-2025 at
Dalam penerapan struktur `if`, ada yang disebut *nested if* (atau *if bersarang*). *Nested if* digunakan saat kita ingin membuat percabangan dengan banyak kondisi yang harus dicek. Jadi, setelah `if` kondisi 1, bisa ada lagi `if` kondisi 1.1 di dalamnya, dan seterusnya. Program yang dibahas menggunakan *nested loop*, yaitu perulangan `for` di dalam `for`. Di dalam loop yang lebih dalam (yang menggunakan variabel `j`), terdapat dua kondisi `if` yang bisa menyebabkan `break`. Perintah `break` ini akan menghentikan eksekusi loop yang paling dalam, yaitu loop `j`. Untuk loop luar, iterasi berjalan dari `i = 1` sampai `i = 5`. Sementara itu, untuk loop dalam, iterasi berjalan dari `j = 1` sampai `j = 5`. Namun, saat `j = 3`, atau ketika `i = 2`, akan terjadi `break` yang menyebabkan perulangan `j` langsung dihentikan. Jadi, untuk kasus tertentu, perulangan `j` tidak sampai ke nilai 4 dan 5 karena sudah terhenti di 3. **Iterasi pertama (i = 1)** - j = 1 ? cetak `i: 1, j: 1`, lanjut - j = 2 ? cetak `i: 1, j: 2`, lanjut - j = 3 ? cetak `i: 1, j: 3`, kondisi terpenuhi (`j == 3`), lalu `break` **Iterasi kedua (i = 2)** - j = 1 ? cetak `i: 2, j: 1`, tapi karena `i == 2`, maka `break` **Iterasi ketiga (i = 3)** - j = 1 ? cetak `i: 3, j: 1` - j = 2 ? cetak `i: 3, j: 2` - j = 3 ? cetak `i: 3, j: 3`, lalu `break` **Iterasi keempat (i = 4)** - j = 1 ? cetak `i: 4, j: 1` - j = 2 ? cetak `i: 4, j: 2` - j = 3 ? cetak `i: 4, j: 3`, lalu `break` **Iterasi kelima (i = 5)** - j = 1 ? cetak `i: 5, j: 1` - j = 2 ? cetak `i: 5, j: 2` - j = 3 ? cetak `i: 5, j: 3`, lalu `break` ### Output Program: ``` i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3
Muhamad Fahrez Bukhori
11-04-2025 at
Dalam penerapan struktur `if`, ada yang disebut *nested if* (atau *if bersarang*). *Nested if* digunakan saat kita ingin membuat percabangan dengan banyak kondisi yang harus dicek. Jadi, setelah `if` kondisi 1, bisa ada lagi `if` kondisi 1.1 di dalamnya, dan seterusnya. Program yang dibahas menggunakan *nested loop*, yaitu perulangan `for` di dalam `for`. Di dalam loop yang lebih dalam (yang menggunakan variabel `j`), terdapat dua kondisi `if` yang bisa menyebabkan `break`. Perintah `break` ini akan menghentikan eksekusi loop yang paling dalam, yaitu loop `j`. Untuk loop luar, iterasi berjalan dari `i = 1` sampai `i = 5`. Sementara itu, untuk loop dalam, iterasi berjalan dari `j = 1` sampai `j = 5`. Namun, saat `j = 3`, atau ketika `i = 2`, akan terjadi `break` yang menyebabkan perulangan `j` langsung dihentikan. Jadi, untuk kasus tertentu, perulangan `j` tidak sampai ke nilai 4 dan 5 karena sudah terhenti di 3. **Iterasi pertama (i = 1)** - j = 1 ? cetak `i: 1, j: 1`, lanjut - j = 2 ? cetak `i: 1, j: 2`, lanjut - j = 3 ? cetak `i: 1, j: 3`, kondisi terpenuhi (`j == 3`), lalu `break` **Iterasi kedua (i = 2)** - j = 1 ? cetak `i: 2, j: 1`, tapi karena `i == 2`, maka `break` **Iterasi ketiga (i = 3)** - j = 1 ? cetak `i: 3, j: 1` - j = 2 ? cetak `i: 3, j: 2` - j = 3 ? cetak `i: 3, j: 3`, lalu `break` **Iterasi keempat (i = 4)** - j = 1 ? cetak `i: 4, j: 1` - j = 2 ? cetak `i: 4, j: 2` - j = 3 ? cetak `i: 4, j: 3`, lalu `break` **Iterasi kelima (i = 5)** - j = 1 ? cetak `i: 5, j: 1` - j = 2 ? cetak `i: 5, j: 2` - j = 3 ? cetak `i: 5, j: 3`, lalu `break` ### Output Program: ``` i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3
Muhamad Fahrez Bukhori
11-04-2025 at
Dalam penerapan struktur `if`, ada yang disebut *nested if* (atau *if bersarang*). *Nested if* digunakan saat kita ingin membuat percabangan dengan banyak kondisi yang harus dicek. Jadi, setelah `if` kondisi 1, bisa ada lagi `if` kondisi 1.1 di dalamnya, dan seterusnya. Program yang dibahas menggunakan *nested loop*, yaitu perulangan `for` di dalam `for`. Di dalam loop yang lebih dalam (yang menggunakan variabel `j`), terdapat dua kondisi `if` yang bisa menyebabkan `break`. Perintah `break` ini akan menghentikan eksekusi loop yang paling dalam, yaitu loop `j`. Untuk loop luar, iterasi berjalan dari `i = 1` sampai `i = 5`. Sementara itu, untuk loop dalam, iterasi berjalan dari `j = 1` sampai `j = 5`. Namun, saat `j = 3`, atau ketika `i = 2`, akan terjadi `break` yang menyebabkan perulangan `j` langsung dihentikan. Jadi, untuk kasus tertentu, perulangan `j` tidak sampai ke nilai 4 dan 5 karena sudah terhenti di 3. **Iterasi pertama (i = 1)** - j = 1 ? cetak `i: 1, j: 1`, lanjut - j = 2 ? cetak `i: 1, j: 2`, lanjut - j = 3 ? cetak `i: 1, j: 3`, kondisi terpenuhi (`j == 3`), lalu `break` **Iterasi kedua (i = 2)** - j = 1 ? cetak `i: 2, j: 1`, tapi karena `i == 2`, maka `break` **Iterasi ketiga (i = 3)** - j = 1 ? cetak `i: 3, j: 1` - j = 2 ? cetak `i: 3, j: 2` - j = 3 ? cetak `i: 3, j: 3`, lalu `break` **Iterasi keempat (i = 4)** - j = 1 ? cetak `i: 4, j: 1` - j = 2 ? cetak `i: 4, j: 2` - j = 3 ? cetak `i: 4, j: 3`, lalu `break` **Iterasi kelima (i = 5)** - j = 1 ? cetak `i: 5, j: 1` - j = 2 ? cetak `i: 5, j: 2` - j = 3 ? cetak `i: 5, j: 3`, lalu `break` ### Output Program: ``` i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3
Muhamad Fahrez Bukhori
11-04-2025 at
Dalam penerapan struktur `if`, ada yang disebut *nested if* (atau *if bersarang*). *Nested if* digunakan saat kita ingin membuat percabangan dengan banyak kondisi yang harus dicek. Jadi, setelah `if` kondisi 1, bisa ada lagi `if` kondisi 1.1 di dalamnya, dan seterusnya. Program yang dibahas menggunakan *nested loop*, yaitu perulangan `for` di dalam `for`. Di dalam loop yang lebih dalam (yang menggunakan variabel `j`), terdapat dua kondisi `if` yang bisa menyebabkan `break`. Perintah `break` ini akan menghentikan eksekusi loop yang paling dalam, yaitu loop `j`. Untuk loop luar, iterasi berjalan dari `i = 1` sampai `i = 5`. Sementara itu, untuk loop dalam, iterasi berjalan dari `j = 1` sampai `j = 5`. Namun, saat `j = 3`, atau ketika `i = 2`, akan terjadi `break` yang menyebabkan perulangan `j` langsung dihentikan. Jadi, untuk kasus tertentu, perulangan `j` tidak sampai ke nilai 4 dan 5 karena sudah terhenti di 3. **Iterasi pertama (i = 1)** - j = 1 ? cetak `i: 1, j: 1`, lanjut - j = 2 ? cetak `i: 1, j: 2`, lanjut - j = 3 ? cetak `i: 1, j: 3`, kondisi terpenuhi (`j == 3`), lalu `break` **Iterasi kedua (i = 2)** - j = 1 ? cetak `i: 2, j: 1`, tapi karena `i == 2`, maka `break` **Iterasi ketiga (i = 3)** - j = 1 ? cetak `i: 3, j: 1` - j = 2 ? cetak `i: 3, j: 2` - j = 3 ? cetak `i: 3, j: 3`, lalu `break` **Iterasi keempat (i = 4)** - j = 1 ? cetak `i: 4, j: 1` - j = 2 ? cetak `i: 4, j: 2` - j = 3 ? cetak `i: 4, j: 3`, lalu `break` **Iterasi kelima (i = 5)** - j = 1 ? cetak `i: 5, j: 1` - j = 2 ? cetak `i: 5, j: 2` - j = 3 ? cetak `i: 5, j: 3`, lalu `break` ### Output Program: ``` i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3
Muhamad Fahrez Bukhori
11-04-2025 at
Dalam penerapan struktur `if`, ada yang disebut *nested if* (atau *if bersarang*). *Nested if* digunakan saat kita ingin membuat percabangan dengan banyak kondisi yang harus dicek. Jadi, setelah `if` kondisi 1, bisa ada lagi `if` kondisi 1.1 di dalamnya, dan seterusnya. Program yang dibahas menggunakan *nested loop*, yaitu perulangan `for` di dalam `for`. Di dalam loop yang lebih dalam (yang menggunakan variabel `j`), terdapat dua kondisi `if` yang bisa menyebabkan `break`. Perintah `break` ini akan menghentikan eksekusi loop yang paling dalam, yaitu loop `j`. Untuk loop luar, iterasi berjalan dari `i = 1` sampai `i = 5`. Sementara itu, untuk loop dalam, iterasi berjalan dari `j = 1` sampai `j = 5`. Namun, saat `j = 3`, atau ketika `i = 2`, akan terjadi `break` yang menyebabkan perulangan `j` langsung dihentikan. Jadi, untuk kasus tertentu, perulangan `j` tidak sampai ke nilai 4 dan 5 karena sudah terhenti di 3. **Iterasi pertama (i = 1)** - j = 1 ? cetak `i: 1, j: 1`, lanjut - j = 2 ? cetak `i: 1, j: 2`, lanjut - j = 3 ? cetak `i: 1, j: 3`, kondisi terpenuhi (`j == 3`), lalu `break` **Iterasi kedua (i = 2)** - j = 1 ? cetak `i: 2, j: 1`, tapi karena `i == 2`, maka `break` **Iterasi ketiga (i = 3)** - j = 1 ? cetak `i: 3, j: 1` - j = 2 ? cetak `i: 3, j: 2` - j = 3 ? cetak `i: 3, j: 3`, lalu `break` **Iterasi keempat (i = 4)** - j = 1 ? cetak `i: 4, j: 1` - j = 2 ? cetak `i: 4, j: 2` - j = 3 ? cetak `i: 4, j: 3`, lalu `break` **Iterasi kelima (i = 5)** - j = 1 ? cetak `i: 5, j: 1` - j = 2 ? cetak `i: 5, j: 2` - j = 3 ? cetak `i: 5, j: 3`, lalu `break` ### Output Program: ``` i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3
Muhamad Fahrez Bukhori
11-04-2025 at
Dalam penerapan struktur `if`, ada yang disebut *nested if* (atau *if bersarang*). *Nested if* digunakan saat kita ingin membuat percabangan dengan banyak kondisi yang harus dicek. Jadi, setelah `if` kondisi 1, bisa ada lagi `if` kondisi 1.1 di dalamnya, dan seterusnya. Program yang dibahas menggunakan *nested loop*, yaitu perulangan `for` di dalam `for`. Di dalam loop yang lebih dalam (yang menggunakan variabel `j`), terdapat dua kondisi `if` yang bisa menyebabkan `break`. Perintah `break` ini akan menghentikan eksekusi loop yang paling dalam, yaitu loop `j`. Untuk loop luar, iterasi berjalan dari `i = 1` sampai `i = 5`. Sementara itu, untuk loop dalam, iterasi berjalan dari `j = 1` sampai `j = 5`. Namun, saat `j = 3`, atau ketika `i = 2`, akan terjadi `break` yang menyebabkan perulangan `j` langsung dihentikan. Jadi, untuk kasus tertentu, perulangan `j` tidak sampai ke nilai 4 dan 5 karena sudah terhenti di 3. **Iterasi pertama (i = 1)** - j = 1 ? cetak `i: 1, j: 1`, lanjut - j = 2 ? cetak `i: 1, j: 2`, lanjut - j = 3 ? cetak `i: 1, j: 3`, kondisi terpenuhi (`j == 3`), lalu `break` **Iterasi kedua (i = 2)** - j = 1 ? cetak `i: 2, j: 1`, tapi karena `i == 2`, maka `break` **Iterasi ketiga (i = 3)** - j = 1 ? cetak `i: 3, j: 1` - j = 2 ? cetak `i: 3, j: 2` - j = 3 ? cetak `i: 3, j: 3`, lalu `break` **Iterasi keempat (i = 4)** - j = 1 ? cetak `i: 4, j: 1` - j = 2 ? cetak `i: 4, j: 2` - j = 3 ? cetak `i: 4, j: 3`, lalu `break` **Iterasi kelima (i = 5)** - j = 1 ? cetak `i: 5, j: 1` - j = 2 ? cetak `i: 5, j: 2` - j = 3 ? cetak `i: 5, j: 3`, lalu `break` i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3
Muhamad Fahrez Bukhori
11-04-2025 at
Dalam penerapan struktur `if`, ada yang disebut *nested if* (atau *if bersarang*). *Nested if* digunakan saat kita ingin membuat percabangan dengan banyak kondisi yang harus dicek. Jadi, setelah `if` kondisi 1, bisa ada lagi `if` kondisi 1.1 di dalamnya, dan seterusnya. Program yang dibahas menggunakan *nested loop*, yaitu perulangan `for` di dalam `for`. Di dalam loop yang lebih dalam (yang menggunakan variabel `j`), terdapat dua kondisi `if` yang bisa menyebabkan `break`. Perintah `break` ini akan menghentikan eksekusi loop yang paling dalam, yaitu loop `j`. Untuk loop luar, iterasi berjalan dari `i = 1` sampai `i = 5`. Sementara itu, untuk loop dalam, iterasi berjalan dari `j = 1` sampai `j = 5`. Namun, saat `j = 3`, atau ketika `i = 2`, akan terjadi `break` yang menyebabkan perulangan `j` langsung dihentikan. Jadi, untuk kasus tertentu, perulangan `j` tidak sampai ke nilai 4 dan 5 karena sudah terhenti di 3. **Iterasi pertama (i = 1)** - j = 1 ? cetak `i: 1, j: 1`, lanjut - j = 2 ? cetak `i: 1, j: 2`, lanjut - j = 3 ? cetak `i: 1, j: 3`, kondisi terpenuhi (`j == 3`), lalu `break` **Iterasi kedua (i = 2)** - j = 1 ? cetak `i: 2, j: 1`, tapi karena `i == 2`, maka `break` **Iterasi ketiga (i = 3)** - j = 1 ? cetak `i: 3, j: 1` - j = 2 ? cetak `i: 3, j: 2` - j = 3 ? cetak `i: 3, j: 3`, lalu `break` **Iterasi keempat (i = 4)** - j = 1 ? cetak `i: 4, j: 1` - j = 2 ? cetak `i: 4, j: 2` - j = 3 ? cetak `i: 4, j: 3`, lalu `break` **Iterasi kelima (i = 5)** - j = 1 ? cetak `i: 5, j: 1` - j = 2 ? cetak `i: 5, j: 2` - j = 3 ? cetak `i: 5, j: 3`, lalu `break`
Muhamad Fahrez Bukhori
11-04-2025 at
Dalam penerapan struktur `if`, ada yang disebut *nested if* (atau *if bersarang*). *Nested if* digunakan saat kita ingin membuat percabangan dengan banyak kondisi yang harus dicek. Jadi, setelah `if` kondisi 1, bisa ada lagi `if` kondisi 1.1 di dalamnya, dan seterusnya. Program yang dibahas menggunakan *nested loop*, yaitu perulangan `for` di dalam `for`. Di dalam loop yang lebih dalam (yang menggunakan variabel `j`), terdapat dua kondisi `if` yang bisa menyebabkan `break`. Perintah `break` ini akan menghentikan eksekusi loop yang paling dalam, yaitu loop `j`. Untuk loop luar, iterasi berjalan dari `i = 1` sampai `i = 5`. Sementara itu, untuk loop dalam, iterasi berjalan dari `j = 1` sampai `j = 5`. Namun, saat `j = 3`, atau ketika `i = 2`, akan terjadi `break` yang menyebabkan perulangan `j` langsung dihentikan. Jadi, untuk kasus tertentu, perulangan `j` tidak sampai ke nilai 4 dan 5 karena sudah terhenti di 3.
Zul Fakhri Firdaus
11-04-2025 at
1. Program ini sangat menarik yg mana memperlihatkan bagaimana urutan penempatan if dan break mempengaruhi jalannya perulangan. Break berfungsi untuk menghentikan loop secara langsung, tapi kalau tidak ditempatkan dengan hati-hati, hasil yang keluar bisa saja tidak sesuai harapan atau membingungkan. 2. Program ini merepresentasikan implementasi kontrol alur menggunakan perulangan bersarang (nested loop) dan pernyataan kondisional if yang dikombinasikan dengan break. Variabel i dan j digunakan sebagai penghitung iterasi pada loop luar dan dalam. Iterasi dilakukan dari nilai 1 hingga 5 untuk keduanya.Struktur kontrol if (j == 3) bertujuan untuk menghentikan perulangan j ketika mencapai nilai 3. Sementara kondisi if (i == 2) juga menghentikan perulangan j saat i bernilai 2, menyebabkan hanya satu kali iterasi pada saat itu. Karena break hanya berlaku untuk loop di mana ia berada, loop luar (i) tetap berlanjut hingga kondisi akhirnya terpenuhi, yakni i <= 5.Output yang dihasilkan menunjukkan bagaimana dua kondisi tersebut memengaruhi jumlah baris cetakan. Saat i == 2, hanya satu nilai j yang dicetak, sedangkan pada nilai i lain (kecuali kondisi break), tiga iterasi terjadi karena loop dihentikan saat j == 3. Hal ini menunjukkan efektivitas penggunaan break untuk mengendalikan alur eksekusi dalam nested loop secara selektif dan efisien. 3. i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3
Muhammad Ashlan Ali
11-04-2025 at
Artikel ini membahas penggunaan nested if dalam bahasa pemrograman C, yang memungkinkan penerapan percabangan dengan banyak seleksi kondisi. Nested if digunakan untuk membuat percabangan lebih dalam, di mana sebuah kondisi if pertama dapat mengandung if lainnya di dalamnya. Dalam kasus ini, program menggabungkan loop bersarang dengan perintah break untuk menghentikan perulangan berdasarkan kondisi tertentu. Pada loop luar, iterasi dimulai dari i=1 hingga i=5, sementara pada loop dalam, iterasi berlangsung dari j=1 hingga j=5.Di dalam loop j, terdapat dua kondisi yang memicu perintah break: jika j=3 atau jika i=2. Ketika kondisi j=3 tercapai, loop j dihentikan, dan untuk i=2, perulangan j juga berhenti tanpa melanjutkan ke j=4 atau j=5. Dengan demikian, pada iterasi pertama (i=1), nilai j yang tercetak adalah 1, 2, dan 3, diikuti dengan break ketika j mencapai 3. Pada iterasi kedua (i=2), hanya j=1 yang dicetak karena perulangan dihentikan setelah kondisi i=2. Iterasi berikutnya menunjukkan bagaimana nilai i dan j dicetak sesuai dengan kondisi yang ditentukan, dan perulangan dihentikan pada j=3 atau i=2, sesuai dengan aturan break yang diterapkan.Namun, terdapat beberapa kesalahan teknis dalam penulisan kode, seperti pernyataan #include yang tidak lengkap serta kesalahan dalam penggunaan karakter escape pada fungsi printf. Perbaikan kode ini diperlukan agar program dapat dijalankan dengan benar. Secara keseluruhan, program ini menggambarkan bagaimana penggunaan loop bersarang dan nested if dapat mengontrol alur eksekusi dengan lebih fleksibel dan kondisional. Hasil output yang dihasilkan mencerminkan cara kerja kedua kondisi break yang mengontrol jalannya perulangan, memberikan pemahaman lebih dalam mengenai logika pemrograman dalam struktur bersarang.
Muhammad Ashlan Ali
11-04-2025 at
Artikel ini membahas penggunaan nested if dalam bahasa pemrograman C, yang memungkinkan penerapan percabangan dengan banyak seleksi kondisi. Nested if digunakan untuk membuat percabangan lebih dalam, di mana sebuah kondisi if pertama dapat mengandung if lainnya di dalamnya. Dalam kasus ini, program menggabungkan loop bersarang dengan perintah break untuk menghentikan perulangan berdasarkan kondisi tertentu. Pada loop luar, iterasi dimulai dari i=1 hingga i=5, sementara pada loop dalam, iterasi berlangsung dari j=1 hingga j=5.Di dalam loop j, terdapat dua kondisi yang memicu perintah break: jika j=3 atau jika i=2. Ketika kondisi j=3 tercapai, loop j dihentikan, dan untuk i=2, perulangan j juga berhenti tanpa melanjutkan ke j=4 atau j=5. Dengan demikian, pada iterasi pertama (i=1), nilai j yang tercetak adalah 1, 2, dan 3, diikuti dengan break ketika j mencapai 3. Pada iterasi kedua (i=2), hanya j=1 yang dicetak karena perulangan dihentikan setelah kondisi i=2. Iterasi berikutnya menunjukkan bagaimana nilai i dan j dicetak sesuai dengan kondisi yang ditentukan, dan perulangan dihentikan pada j=3 atau i=2, sesuai dengan aturan break yang diterapkan.Namun, terdapat beberapa kesalahan teknis dalam penulisan kode, seperti pernyataan #include yang tidak lengkap serta kesalahan dalam penggunaan karakter escape pada fungsi printf. Perbaikan kode ini diperlukan agar program dapat dijalankan dengan benar. Secara keseluruhan, program ini menggambarkan bagaimana penggunaan loop bersarang dan nested if dapat mengontrol alur eksekusi dengan lebih fleksibel dan kondisional. Hasil output yang dihasilkan mencerminkan cara kerja kedua kondisi break yang mengontrol jalannya perulangan, memberikan pemahaman lebih dalam mengenai logika pemrograman dalam struktur bersarang.
Muhammad Ashlan Ali
11-04-2025 at
Artikel ini membahas penggunaan nested if dalam bahasa pemrograman C, yang memungkinkan penerapan percabangan dengan banyak seleksi kondisi. Nested if digunakan untuk membuat percabangan lebih dalam, di mana sebuah kondisi if pertama dapat mengandung if lainnya di dalamnya. Dalam kasus ini, program menggabungkan loop bersarang dengan perintah break untuk menghentikan perulangan berdasarkan kondisi tertentu. Pada loop luar, iterasi dimulai dari i=1 hingga i=5, sementara pada loop dalam, iterasi berlangsung dari j=1 hingga j=5.Di dalam loop j, terdapat dua kondisi yang memicu perintah break: jika j=3 atau jika i=2. Ketika kondisi j=3 tercapai, loop j dihentikan, dan untuk i=2, perulangan j juga berhenti tanpa melanjutkan ke j=4 atau j=5. Dengan demikian, pada iterasi pertama (i=1), nilai j yang tercetak adalah 1, 2, dan 3, diikuti dengan break ketika j mencapai 3. Pada iterasi kedua (i=2), hanya j=1 yang dicetak karena perulangan dihentikan setelah kondisi i=2. Iterasi berikutnya menunjukkan bagaimana nilai i dan j dicetak sesuai dengan kondisi yang ditentukan, dan perulangan dihentikan pada j=3 atau i=2, sesuai dengan aturan break yang diterapkan.Namun, terdapat beberapa kesalahan teknis dalam penulisan kode, seperti pernyataan #include yang tidak lengkap serta kesalahan dalam penggunaan karakter escape pada fungsi printf. Perbaikan kode ini diperlukan agar program dapat dijalankan dengan benar. Secara keseluruhan, program ini menggambarkan bagaimana penggunaan loop bersarang dan nested if dapat mengontrol alur eksekusi dengan lebih fleksibel dan kondisional. Hasil output yang dihasilkan mencerminkan cara kerja kedua kondisi break yang mengontrol jalannya perulangan, memberikan pemahaman lebih dalam mengenai logika pemrograman dalam struktur bersarang.
Hamzah Muhibbur Rahman
11-04-2025 at
Programnya akan mengeksekusi dua buah perulangan bersarang, yaitu perulangan for luar dengan variabel i yang berjalan dari 1 hingga 5, dan di dalamnya terdapat perulangan for dengan variabel j yang juga berjalan dari 1 hingga 5, di mana setiap iterasi akan mencetak nilai i dan j, namun karena terdapat dua pernyataan if bersarang di dalam perulangan tersebut—yakni if (j == 3) yang memicu break untuk menghentikan perulangan j saat nilai j mencapai 3, serta if (i == 2) yang juga memicu break dan menghentikan perulangan j saat nilai i adalah 2, maka program tidak akan pernah mencetak nilai j lebih dari 3 dan juga akan langsung keluar dari perulangan j jika nilai i adalah 2, sehingga hasil lengkap dari program ini ketika dijalankan akan mencetak secara berurutan dan dalam satu baris panjang: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3, di mana setiap kali j == 3, perulangan j langsung dihentikan sebelum mencapai 4 dan 5, dan ketika i == 2, perulangan j juga langsung dihentikan bahkan sebelum j == 2, menghasilkan pola output yang unik akibat pengaruh dari logika nested if dan perintah break di dalamnya.
Jeremia Boy Hasiholan Simanjuntak
11-04-2025 at
Studi kasus yang ditampilkan menunjukkan penerapan struktur kontrol perulangan for yang dikombinasikan dengan penggunaan percabangan bersarang (nested if) dalam bahasa pemrograman C. Program ini memberikan ilustrasi bagaimana suatu perulangan dapat dikontrol secara selektif dengan memanfaatkan kondisi tertentu menggunakan perintah if dan perintah penghentian break. Secara garis besar, program ini terdiri dari dua buah perulangan bersarang, yaitu perulangan luar dengan variabel i yang akan berjalan dari 1 hingga 5, dan perulangan dalam dengan variabel j yang juga berjalan dari 1 hingga 5. Pada setiap iterasi, program mencetak nilai dari variabel i dan j menggunakan perintah printf. Namun, sebelum perulangan dalam mencapai batas akhirnya, terdapat dua buah kondisi if yang dapat menghentikan jalannya proses perulangan tersebut. Kondisi pertama adalah if (j == 3), yang bertujuan untuk menghentikan perulangan j apabila nilai j telah mencapai 3. Dengan adanya kondisi ini, maka setiap iterasi j akan berhenti lebih awal pada nilai 3, dan tidak akan pernah mencapai 4 atau 5. Kondisi kedua adalah if (i == 2), yang secara struktur berada di dalam perulangan j, namun dipengaruhi oleh nilai dari perulangan i. Jika i bernilai 2, maka perulangan j akan langsung dihentikan bahkan sebelum mencapai nilai j == 3. Dengan demikian, kondisi ini memiliki pengaruh lebih tinggi karena diletakkan setelah kondisi pertama dan berlaku untuk semua nilai j saat i == 2. Adanya penggunaan dua buah pernyataan break yang saling berdampingan namun memiliki syarat berbeda memberikan dampak yang signifikan terhadap hasil akhir program. Hal ini dapat dilihat dari hasil eksekusi program yang akan mencetak kombinasi nilai i dan j secara berurutan, namun akan berhenti lebih awal ketika i == 2, karena perulangan dalam langsung dihentikan tanpa menunggu j mencapai 3. Setelah i == 2, perulangan i akan tetap berlanjut karena tidak terdapat perintah break di perulangan luar.Studi kasus ini juga sangat untuk memahami bagaimana logika kontrol bekerja dalam struktur perulangan, serta bagaimana kondisi tertentu dapat mempengaruhi alur program secara keseluruhan. Ini merupakan fondasi penting dalam pembelajaran pemrograman struktural, khususnya dalam bahasa C yang sangat menekankan logika dan struktur kode yang efisien serta terstruktur
Hamzah Muhibbur Rahman
11-04-2025 at
Programnya akan mengeksekusi dua buah perulangan bersarang, yaitu perulangan for luar dengan variabel i yang berjalan dari 1 hingga 5, dan di dalamnya terdapat perulangan for dengan variabel j yang juga berjalan dari 1 hingga 5, di mana setiap iterasi akan mencetak nilai i dan j, namun karena terdapat dua pernyataan if bersarang di dalam perulangan tersebut—yakni if (j == 3) yang memicu break untuk menghentikan perulangan j saat nilai j mencapai 3, serta if (i == 2) yang juga memicu break dan menghentikan perulangan j saat nilai i adalah 2, maka program tidak akan pernah mencetak nilai j lebih dari 3 dan juga akan langsung keluar dari perulangan j jika nilai i adalah 2, sehingga hasil lengkap dari program ini ketika dijalankan akan mencetak secara berurutan dan dalam satu baris panjang: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3, di mana setiap kali j == 3, perulangan j langsung dihentikan sebelum mencapai 4 dan 5, dan ketika i == 2, perulangan j juga langsung dihentikan bahkan sebelum j == 2, menghasilkan pola output yang unik akibat pengaruh dari logika nested if dan perintah break di dalamnya.
Airlangga Albarezy
11-04-2025 at
Studi kasus yang ditunjukan dalam artikel ini cukup menarik karena memperlihatkan bagaimana penerapan kombinasi antara perulangan 'for' dan seleksi bersarang atau *settled in case* dalam bahasa pemrograman C. Tujuan dari implementasi ini adalah untuk menunjukkan bagaimana kondisi tertentu dapat digunakan untuk mengontrol alur eksekusi program melalui perintah 'break'. Meskipun demikian, terdapat beberapa kekeliruan teknis pada penulisan kode, seperti pernyataan '#include' yang tidak lengkap (seharusnya '#include ') serta kesalahan dalam penulisan karakter elude pada fungsi 'printf' yang seharusnya 'n', bukan 'n'. Kesalahan ini perlu diperbaiki agar program dapat dikompilasi dan dijalankan dengan benar. Secara proses, program menjalankan dua buah perulangan bersarang, di mana variabel 'i' dan 'j' masing-masing akan berjalan dari 1 hingga 5. Di dalam perulangan terdalam, program akan mencetak nilai 'i' dan 'j', kemudian melakukan pemeriksaan dua kondisi: jika 'j == 3', maka perulangan 'j' akan dihentikan menggunakan 'break', dan jika 'i == 2', perulangan 'j' juga akan langsung dihentikan tanpa menunggu hingga 'j == 3'. Hal ini menunjukkan bagaimana penggunaan *settled in case* dapat mengatur jalannya program secara fleksibel berdasarkan kondisi yang lebih kompleks. Adapun keluaran dari program ini adalah sebagai berikut: ''' i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 ''' Dari hasil tersebut dapat diamati bahwa ketika 'i' bernilai 2, hanya 'j = 1' yang dicetak sebelum perulangan dihentikan. Hal ini mempertegas bagaimana struktur *settled on the off chance that* dapat mempengaruhi jalannya perulangan berdasarkan kondisi tertentu. Melalui studi kasus ini, pembaca dapat memperoleh pemahaman lebih dalam mengenai logika pemrograman, khususnya dalam penerapan seleksi bersarang dalam pengembangan program yang lebih kompleks.
Airlangga Albarezy
11-04-2025 at
Studi kasus yang ditunjukan dalam artikel ini cukup menarik karena memperlihatkan bagaimana penerapan kombinasi antara perulangan 'for' dan seleksi bersarang atau *settled in case* dalam bahasa pemrograman C. Tujuan dari implementasi ini adalah untuk menunjukkan bagaimana kondisi tertentu dapat digunakan untuk mengontrol alur eksekusi program melalui perintah 'break'. Meskipun demikian, terdapat beberapa kekeliruan teknis pada penulisan kode, seperti pernyataan '#include' yang tidak lengkap (seharusnya '#include ') serta kesalahan dalam penulisan karakter elude pada fungsi 'printf' yang seharusnya 'n', bukan 'n'. Kesalahan ini perlu diperbaiki agar program dapat dikompilasi dan dijalankan dengan benar. Secara proses, program menjalankan dua buah perulangan bersarang, di mana variabel 'i' dan 'j' masing-masing akan berjalan dari 1 hingga 5. Di dalam perulangan terdalam, program akan mencetak nilai 'i' dan 'j', kemudian melakukan pemeriksaan dua kondisi: jika 'j == 3', maka perulangan 'j' akan dihentikan menggunakan 'break', dan jika 'i == 2', perulangan 'j' juga akan langsung dihentikan tanpa menunggu hingga 'j == 3'. Hal ini menunjukkan bagaimana penggunaan *settled in case* dapat mengatur jalannya program secara fleksibel berdasarkan kondisi yang lebih kompleks. Adapun keluaran dari program ini adalah sebagai berikut: ''' i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 ''' Dari hasil tersebut dapat diamati bahwa ketika 'i' bernilai 2, hanya 'j = 1' yang dicetak sebelum perulangan dihentikan. Hal ini mempertegas bagaimana struktur *settled on the off chance that* dapat mempengaruhi jalannya perulangan berdasarkan kondisi tertentu. Melalui studi kasus ini, pembaca dapat memperoleh pemahaman lebih dalam mengenai logika pemrograman, khususnya dalam penerapan seleksi bersarang dalam pengembangan program yang lebih kompleks.
Muhammad Zain Nabeel Aqiilah
11-04-2025 at
Studi kasus dalam artikel ini membahas penggunaan nested if dalam bahasa C yang digabungkan dengan perulangan for. Program ini bertujuan untuk menunjukkan bagaimana kondisi tertentu bisa mengontrol alur eksekusi dengan break. Meskipun sederhana, terdapat beberapa kesalahan kecil seperti penulisan #include yang tidak lengkap dan karakter escape n yang seharusnya ditulis sebagai \n. Program menggunakan dua perulangan bersarang, dengan variabel i dan j yang bernilai dari 1 sampai 5. Di dalam perulangan, nilai i dan j dicetak, lalu dicek dua kondisi: jika j == 3, perulangan j dihentikan; jika i == 2, perulangan juga langsung berhenti. Output program adalah: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3. Dari hasil tersebut terlihat bahwa saat i == 2, hanya satu nilai j yang dicetak sebelum perulangan berhenti. Studi kasus ini membantu memahami bagaimana nested if dapat mengontrol jalannya perulangan secara fleksibel dan efisien.
Bimo Dwi Putro Ronokarto
11-04-2025 at
1. Program ini sangat menarik yg mana memperlihatkan bagaimana urutan penempatan if dan break mempengaruhi jalannya perulangan. Break berfungsi untuk menghentikan loop secara langsung, tapi kalau tidak ditempatkan dengan hati-hati, hasil yang keluar bisa saja tidak sesuai harapan atau membingungkan. 2. Program ini merepresentasikan implementasi kontrol alur menggunakan perulangan bersarang (nested loop) dan pernyataan kondisional if yang dikombinasikan dengan break. Variabel i dan j digunakan sebagai penghitung iterasi pada loop luar dan dalam. Iterasi dilakukan dari nilai 1 hingga 5 untuk keduanya.Struktur kontrol if (j == 3) bertujuan untuk menghentikan perulangan j ketika mencapai nilai 3. Sementara kondisi if (i == 2) juga menghentikan perulangan j saat i bernilai 2, menyebabkan hanya satu kali iterasi pada saat itu. Karena break hanya berlaku untuk loop di mana ia berada, loop luar (i) tetap berlanjut hingga kondisi akhirnya terpenuhi, yakni i <= 5.Output yang dihasilkan menunjukkan bagaimana dua kondisi tersebut memengaruhi jumlah baris cetakan. Saat i == 2, hanya satu nilai j yang dicetak, sedangkan pada nilai i lain (kecuali kondisi break), tiga iterasi terjadi karena loop dihentikan saat j == 3. Hal ini menunjukkan efektivitas penggunaan break untuk mengendalikan alur eksekusi dalam nested loop secara selektif dan efisien. 3. i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3
Abdullah Alaidid
11-04-2025 at
Program ini memanfaatkan dua buah perulangan for yang saling bersarang. Perulangan luar dikendalikan oleh variabel i, sementara perulangan dalam menggunakan variabel j. Di dalam perulangan, terdapat dua syarat yang dapat menyebabkan break. Jika nilai j sama dengan 3 atau nilai i adalah 2, maka perulangan bagian dalam akan langsung dihentikan. Variabel i memiliki rentang nilai dari 1 hingga 5, dan untuk setiap nilai i, variabel j juga melakukan iterasi dari 1 hingga 5. Namun, karena adanya kondisi break, perulangan j tidak selalu berjalan sampai akhir. Saat j bernilai 3, perulangan langsung dihentikan. Demikian pula saat i bernilai 2, perulangan j hanya dijalankan sekali sebelum dihentikan. Output program yang ditampilkan adalah sebagai berikut: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Pada saat i = 2, perulangan j hanya berjalan satu kali karena langsung dihentikan. Sedangkan untuk nilai i lainnya, perulangan j selalu berhenti di angka 3 karena memenuhi kondisi j == 3.
Bimo Dwi Putro Ronokarto
11-04-2025 at
1. Program ini sangat menarik yg mana memperlihatkan bagaimana urutan penempatan if dan break mempengaruhi jalannya perulangan. Break berfungsi untuk menghentikan loop secara langsung, tapi kalau tidak ditempatkan dengan hati-hati, hasil yang keluar bisa saja tidak sesuai harapan atau membingungkan. 2. Program ini merepresentasikan implementasi kontrol alur menggunakan perulangan bersarang (nested loop) dan pernyataan kondisional if yang dikombinasikan dengan break. Variabel i dan j digunakan sebagai penghitung iterasi pada loop luar dan dalam. Iterasi dilakukan dari nilai 1 hingga 5 untuk keduanya.Struktur kontrol if (j == 3) bertujuan untuk menghentikan perulangan j ketika mencapai nilai 3. Sementara kondisi if (i == 2) juga menghentikan perulangan j saat i bernilai 2, menyebabkan hanya satu kali iterasi pada saat itu. Karena break hanya berlaku untuk loop di mana ia berada, loop luar (i) tetap berlanjut hingga kondisi akhirnya terpenuhi, yakni i <= 5.Output yang dihasilkan menunjukkan bagaimana dua kondisi tersebut memengaruhi jumlah baris cetakan. Saat i == 2, hanya satu nilai j yang dicetak, sedangkan pada nilai i lain (kecuali kondisi break), tiga iterasi terjadi karena loop dihentikan saat j == 3. Hal ini menunjukkan efektivitas penggunaan break untuk mengendalikan alur eksekusi dalam nested loop secara selektif dan efisien. 3. i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3
Abdullah Alaidid
11-04-2025 at
Program ini memanfaatkan dua buah perulangan for yang saling bersarang. Perulangan luar dikendalikan oleh variabel i, sementara perulangan dalam menggunakan variabel j. Di dalam perulangan, terdapat dua syarat yang dapat menyebabkan break. Jika nilai j sama dengan 3 atau nilai i adalah 2, maka perulangan bagian dalam akan langsung dihentikan. Variabel i memiliki rentang nilai dari 1 hingga 5, dan untuk setiap nilai i, variabel j juga melakukan iterasi dari 1 hingga 5. Namun, karena adanya kondisi break, perulangan j tidak selalu berjalan sampai akhir. Saat j bernilai 3, perulangan langsung dihentikan. Demikian pula saat i bernilai 2, perulangan j hanya dijalankan sekali sebelum dihentikan. Output program yang ditampilkan adalah sebagai berikut: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Pada saat i = 2, perulangan j hanya berjalan satu kali karena langsung dihentikan. Sedangkan untuk nilai i lainnya, perulangan j selalu berhenti di angka 3 karena memenuhi kondisi j == 3.
Abdullah Alaidid
11-04-2025 at
Program ini memanfaatkan dua buah perulangan for yang saling bersarang. Perulangan luar dikendalikan oleh variabel i, sementara perulangan dalam menggunakan variabel j. Di dalam perulangan, terdapat dua syarat yang dapat menyebabkan break. Jika nilai j sama dengan 3 atau nilai i adalah 2, maka perulangan bagian dalam akan langsung dihentikan. Variabel i memiliki rentang nilai dari 1 hingga 5, dan untuk setiap nilai i, variabel j juga melakukan iterasi dari 1 hingga 5. Namun, karena adanya kondisi break, perulangan j tidak selalu berjalan sampai akhir. Saat j bernilai 3, perulangan langsung dihentikan. Demikian pula saat i bernilai 2, perulangan j hanya dijalankan sekali sebelum dihentikan. Output program yang ditampilkan adalah sebagai berikut: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Pada saat i = 2, perulangan j hanya berjalan satu kali karena langsung dihentikan. Sedangkan untuk nilai i lainnya, perulangan j selalu berhenti di angka 3 karena memenuhi kondisi j == 3.
Abdullah Alaidid
11-04-2025 at
Program ini memanfaatkan dua buah perulangan for yang saling bersarang. Perulangan luar dikendalikan oleh variabel i, sementara perulangan dalam menggunakan variabel j. Di dalam perulangan, terdapat dua syarat yang dapat menyebabkan break. Jika nilai j sama dengan 3 atau nilai i adalah 2, maka perulangan bagian dalam akan langsung dihentikan. Variabel i memiliki rentang nilai dari 1 hingga 5, dan untuk setiap nilai i, variabel j juga melakukan iterasi dari 1 hingga 5. Namun, karena adanya kondisi break, perulangan j tidak selalu berjalan sampai akhir. Saat j bernilai 3, perulangan langsung dihentikan. Demikian pula saat i bernilai 2, perulangan j hanya dijalankan sekali sebelum dihentikan. Output program yang ditampilkan adalah sebagai berikut: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Pada saat i = 2, perulangan j hanya berjalan satu kali karena langsung dihentikan. Sedangkan untuk nilai i lainnya, perulangan j selalu berhenti di angka 3 karena memenuhi kondisi j == 3.
Abdullah Alaidid
11-04-2025 at
Program ini memanfaatkan dua buah perulangan for yang saling bersarang. Perulangan luar dikendalikan oleh variabel i, sementara perulangan dalam menggunakan variabel j. Di dalam perulangan, terdapat dua syarat yang dapat menyebabkan break. Jika nilai j sama dengan 3 atau nilai i adalah 2, maka perulangan bagian dalam akan langsung dihentikan. Variabel i memiliki rentang nilai dari 1 hingga 5, dan untuk setiap nilai i, variabel j juga melakukan iterasi dari 1 hingga 5. Namun, karena adanya kondisi break, perulangan j tidak selalu berjalan sampai akhir. Saat j bernilai 3, perulangan langsung dihentikan. Demikian pula saat i bernilai 2, perulangan j hanya dijalankan sekali sebelum dihentikan. Output program yang ditampilkan adalah sebagai berikut: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Pada saat i = 2, perulangan j hanya berjalan satu kali karena langsung dihentikan. Sedangkan untuk nilai i lainnya, perulangan j selalu berhenti di angka 3 karena memenuhi kondisi j == 3.
Fahri Pratama
11-04-2025 at
//Program ini menunjukkan bagaimana break bekerja dalam nested if (if di dalam if). #includeint main() { //Fungsi Utama
int i, j; //Deklarasi Variabel i dan j
for (i = 1; i <= 5; i++) { //loop luar,i dumulai dari 1 - 5
for (j = 1; j <= 5; j++) { //loop dalam,j dimulai 1 - 5,untuk setiap nilai i
printf("i: %d, j: %dn", i, j); //Mencetak nilai i dan j saat ini. (Awalnya salah ketik n, harus \n untuk baris baru)
if (j == 3) { //Jika j mencapai 3, keluar dari loop dalam (tidak melanjutkan iterasi j ke-4 dan ke-5).
break;
}
if (i == 2) { //Jika i adalah 2, juga keluar dari loop dalam langsung, sebelum j selesai (bahkan sebelum mencapai j == 3).
break;
}
}
}
return 0; //Mengembalikan 0 ke sistem operasi, menandakan program selesai tanpa error.
}
//Keluaran nya, i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3
Fahri Pratama
11-04-2025 at
//Program ini menunjukkan bagaimana break bekerja dalam nested if (if di dalam if). #includeint main() { //Fungsi Utama
int i, j; //Deklarasi Variabel i dan j
for (i = 1; i <= 5; i++) { //loop luar,i dumulai dari 1 - 5
for (j = 1; j <= 5; j++) { //loop dalam,j dimulai 1 - 5,untuk setiap nilai i
printf("i: %d, j: %dn", i, j); //Mencetak nilai i dan j saat ini. (Awalnya salah ketik n, harus \n untuk baris baru)
if (j == 3) { //Jika j mencapai 3, keluar dari loop dalam (tidak melanjutkan iterasi j ke-4 dan ke-5).
break;
}
if (i == 2) { //Jika i adalah 2, juga keluar dari loop dalam langsung, sebelum j selesai (bahkan sebelum mencapai j == 3).
break;
}
}
}
return 0; //Mengembalikan 0 ke sistem operasi, menandakan program selesai tanpa error.
}
//Keluaran nya, i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3
Abdullah Alaidid
11-04-2025 at
Program ini memanfaatkan dua buah perulangan for yang saling bersarang. Perulangan luar dikendalikan oleh variabel i, sementara perulangan dalam menggunakan variabel j. Di dalam perulangan, terdapat dua syarat yang dapat menyebabkan break. Jika nilai j sama dengan 3 atau nilai i adalah 2, maka perulangan bagian dalam akan langsung dihentikan. Variabel i memiliki rentang nilai dari 1 hingga 5, dan untuk setiap nilai i, variabel j juga melakukan iterasi dari 1 hingga 5. Namun, karena adanya kondisi break, perulangan j tidak selalu berjalan sampai akhir. Saat j bernilai 3, perulangan langsung dihentikan. Demikian pula saat i bernilai 2, perulangan j hanya dijalankan sekali sebelum dihentikan. Output program yang ditampilkan adalah sebagai berikut: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Pada saat i = 2, perulangan j hanya berjalan satu kali karena langsung dihentikan. Sedangkan untuk nilai i lainnya, perulangan j selalu berhenti di angka 3 karena memenuhi kondisi j == 3.
Abyan Naufal
11-04-2025 at
Artikel yang disampaikan sangat jelas. Nested IF (IF bersarang) digunakan saat ingin melakukan pengecekan ulang terhadap suatu pernyataan. Pengeksekusian pernyataan dapat dimulai dari pembuatan pseudocode dan flowchart dari Nested If itu sendiri lalu dilanjut dengan pengerjaan coding. Artikel juga dilengkapi contoh studi kasus dari nested if yang dikombinasikan dengan penggunaan for. Contoh studi kasus meliputi proses execute mendeklerasikan integer i dan j, memulai loop dengan i dari 1 sampai 5, memulai loop dengan j dari 1 sampai 5 dengan kondisi saat j sama dengan 3 dan i dama dengan 2 kode berhenti dan ditutup kembali ke 0 (return 0).
Abyan Naufal
11-04-2025 at
Artikel yang disampaikan sangat jelas. Nested IF (IF bersarang) digunakan saat ingin melakukan pengecekan ulang terhadap suatu pernyataan. Pengeksekusian pernyataan dapat dimulai dari pembuatan pseudocode dan flowchart dari Nested If itu sendiri lalu dilanjut dengan pengerjaan coding. Artikel juga dilengkapi contoh studi kasus dari nested if yang dikombinasikan dengan penggunaan for. Contoh studi kasus meliputi proses execute mendeklerasikan integer i dan j, memulai loop dengan i dari 1 sampai 5, memulai loop dengan j dari 1 sampai 5 dengan kondisi saat j sama dengan 3 dan i dama dengan 2 kode berhenti dan ditutup kembali ke 0 (return 0).
Abyan Naufal
11-04-2025 at
Artikel yang disampaikan sangat jelas. Nested IF (IF bersarang) digunakan saat ingin melakukan pengecekan ulang terhadap suatu pernyataan. Pengeksekusian pernyataan dapat dimulai dari pembuatan pseudocode dan flowchart dari Nested If itu sendiri lalu dilanjut dengan pengerjaan coding. Artikel juga dilengkapi contoh studi kasus dari nested if yang dikombinasikan dengan penggunaan for. Contoh studi kasus meliputi proses execute mendeklerasikan integer i dan j, memulai loop dengan i dari 1 sampai 5, memulai loop dengan j dari 1 sampai 5 dengan kondisi saat j sama dengan 3 dan i dama dengan 2 kode berhenti dan ditutup kembali ke 0 (return 0).
Abyan Naufal
11-04-2025 at
Artikel yang disampaikan sangat jelas. Nested IF (IF bersarang) digunakan saat ingin melakukan pengecekan ulang terhadap suatu pernyataan. Pengeksekusian pernyataan dapat dimulai dari pembuatan pseudocode dan flowchart dari Nested If itu sendiri lalu dilanjut dengan pengerjaan coding. Artikel juga dilengkapi contoh studi kasus dari nested if yang dikombinasikan dengan penggunaan for. Contoh studi kasus meliputi proses execute mendeklerasikan integer i dan j, memulai loop dengan i dari 1 sampai 5, memulai loop dengan j dari 1 sampai 5 dengan kondisi saat j sama dengan 3 dan i dama dengan 2 kode berhenti dan ditutup kembali ke 0 (return 0).
Abyan Naufal
11-04-2025 at
Artikel yang disampaikan sangat jelas. Nested IF (IF bersarang) digunakan saat ingin melakukan pengecekan ulang terhadap suatu pernyataan. Pengeksekusian pernyataan dapat dimulai dari pembuatan pseudocode dan flowchart dari Nested If itu sendiri lalu dilanjut dengan pengerjaan coding. Artikel juga dilengkapi contoh studi kasus dari nested if yang dikombinasikan dengan penggunaan for. Contoh studi kasus meliputi proses execute mendeklerasikan integer i dan j, memulai loop dengan i dari 1 sampai 5, memulai loop dengan j dari 1 sampai 5 dengan kondisi saat j sama dengan 3 dan i dama dengan 2 kode berhenti dan ditutup kembali ke 0 (return 0).
Fathurrahman
11-04-2025 at
Program ini menggunakan dua perulangan bersarang (for) untuk variabel i dan j, masing-masing dari 1 hingga 5. Di dalam perulangan terdalam, nilai i dan j dicetak. Kemudian, terdapat dua kondisi if:: Jika j == 3, maka perulangan j dihentikan dengan break. Jika i == 2, maka perulangan j juga dihentikan dengan break.? Karena kondisi if kedua berada di dalam perulangan j, namun bergantung pada nilai i, maka saat i == 2, perulangan j hanya akan berjalan sekali sebelum dihentikan. Berikut adalah output yang dihasilkan oleh program: Untuk i = 1, perulangan j berjalan hingga j = 3, kemudian break menghentikan perulangan j. Untuk i = 2, perulangan j langsung dihentikan pada iterasi pertama karena i == 2.? Untuk i = 3 hingga i = 5, perulangan j berjalan hingga j = 3, kemudian break menghentikan perulangan j.? Dengan demikian, program ini menunjukkan bagaimana penggunaan struktur kontrol if bersarang (nested if) dalam bahasa pemrograman C dapat mengendalikan alur eksekusi secara dinamis berdasarkan nilai variabel.?
Fathurrahman
11-04-2025 at
Program ini menggunakan dua perulangan bersarang (for) untuk variabel i dan j, masing-masing dari 1 hingga 5. Di dalam perulangan terdalam, nilai i dan j dicetak. Kemudian, terdapat dua kondisi if:: Jika j == 3, maka perulangan j dihentikan dengan break. Jika i == 2, maka perulangan j juga dihentikan dengan break.? Karena kondisi if kedua berada di dalam perulangan j, namun bergantung pada nilai i, maka saat i == 2, perulangan j hanya akan berjalan sekali sebelum dihentikan. Berikut adalah output yang dihasilkan oleh program: Untuk i = 1, perulangan j berjalan hingga j = 3, kemudian break menghentikan perulangan j. Untuk i = 2, perulangan j langsung dihentikan pada iterasi pertama karena i == 2.? Untuk i = 3 hingga i = 5, perulangan j berjalan hingga j = 3, kemudian break menghentikan perulangan j.? Dengan demikian, program ini menunjukkan bagaimana penggunaan struktur kontrol if bersarang (nested if) dalam bahasa pemrograman C dapat mengendalikan alur eksekusi secara dinamis berdasarkan nilai variabel.?
Fadillah Inuyasha
11-04-2025 at
Studikasus ini membahas mengenai nested If atau juga dikenal sebagai If bersarang, dimana IF bersarang digunakan untuk melakukan percabangan yang memiliki banyak seleksi kondisi. proses eksekusi dari program ini berdasarkan contoh dari artikel, menggunakan dua perulangan bersarang (for) untuk mencetak nilai i dan j dari 1 hingga 5, tapi alurnya dikontrol oleh dua kondisi if di dalam loop j. Kondisi pertama if (j == 3) akan menghentikan perulangan j saat j mencapai 3, sehingga hanya mencetak nilai j 1 dan 2. Kondisi kedua if (i == 2) juga menghentikan perulangan j jika nilai i adalah 2, sehingga saat i = 2, hanya j = 1 yang tercetak sebelum perulangan berhenti. Output akhir yang dihasilkan adalah: i: 1, j: 1, i: 1, j: 2, i: 2, j: 1, i: 3, j: 1, i: 3, j: 2, i: 4, j: 1, i: 4, j: 2, i: 5, j: 1, i: 5, j: 2.
Fadillah Inuyasha
11-04-2025 at
Studikasus ini membahas mengenai nested If atau juga dikenal sebagai If bersarang, dimana IF bersarang digunakan untuk melakukan percabangan yang memiliki banyak seleksi kondisi. proses eksekusi dari program ini berdasarkan contoh dari artikel, menggunakan dua perulangan bersarang (for) untuk mencetak nilai i dan j dari 1 hingga 5, tapi alurnya dikontrol oleh dua kondisi if di dalam loop j. Kondisi pertama if (j == 3) akan menghentikan perulangan j saat j mencapai 3, sehingga hanya mencetak nilai j 1 dan 2. Kondisi kedua if (i == 2) juga menghentikan perulangan j jika nilai i adalah 2, sehingga saat i = 2, hanya j = 1 yang tercetak sebelum perulangan berhenti. Output akhir yang dihasilkan adalah: i: 1, j: 1, i: 1, j: 2, i: 2, j: 1, i: 3, j: 1, i: 3, j: 2, i: 4, j: 1, i: 4, j: 2, i: 5, j: 1, i: 5, j: 2.
Putra Bimantara
11-04-2025 at
#include// Menyertakan library standar input/output agar fungsi printf bisa digunakan
int main() {
int i, j; // Mendeklarasikan dua variabel bertipe integer, yaitu i dan j
for (i = 1; i <= 5; i++) { // Perulangan luar: i dimulai dari 1 hingga 5
for (j = 1; j <= 5; j++) { // Perulangan dalam: j dimulai dari 1 hingga 5
printf("i: %d, j: %d\n", i, j); // Mencetak nilai i dan j dalam format i: x, j: y
if (j == 3) { // Jika nilai j sama dengan 3
break; // Maka keluar dari perulangan dalam (loop j)
}
if (i == 2) { // Jika nilai i sama dengan 2
break; // Maka keluar dari perulangan dalam (loop j) juga
// Kondisi ini akan menghentikan loop j lebih cepat ketika i = 2
}
}
}
return 0; // Mengembalikan nilai 0 sebagai tanda program berhasil dijalankan
}
/* Penjelasan Proses Eksekusi:
1. Program melakukan perulangan i dari 1 sampai 5.
2. Di dalam perulangan i, ada perulangan j dari 1 sampai 5.
3. Pada setiap iterasi, program mencetak nilai i dan j.
4. Jika nilai j == 3, maka break menghentikan perulangan j saat itu.
5. Tetapi jika i == 2, maka perulangan j juga langsung dihentikan oleh break meskipun nilai j belum mencapai 3.
6. Karena if (i == 2) berada setelah cetak printf, maka saat i == 2, hanya satu baris yang tercetak (j == 1), kemudian langsung break.
*/
/* Hasil Dari Program :
i: 1, j: 1
i: 1, j: 2
i: 1, j: 3
i: 2, j: 1
i: 3, j: 1
i: 3, j: 2
i: 3, j: 3
i: 4, j: 1
i: 4, j: 2
i: 4, j: 3
i: 5, j: 1
i: 5, j: 2
i: 5, j: 3
*/
Muhamad Wildan Asy-Syauqi
11-04-2025 at
Konsep yang digunakan dalam program tersebut menunjukkan bagaimana break statement bekerja di dalam perulangan bersarang (nested loop). Pernyataan break akan menghentikan hanya loop yang aktif saat itu, bukan seluruh struktur perulangan. Oleh karena itu, ketika kondisi j == 3 atau i == 2 terpenuhi, hanya loop j (bagian dalam) yang dihentikan, sementara loop i (bagian luar) tetap berjalan sampai selesai. Tujuan dari penggunaan kondisi j == 3 sebagai pemicu break adalah untuk menghentikan iterasi lebih awal jika nilai tertentu telah dicapai, misalnya dalam kasus pencarian, validasi, atau pembatasan iterasi. Sementara kondisi i == 2 digunakan untuk menunjukkan bahwa loop dalam bisa dihentikan lebih cepat berdasarkan nilai dari loop luar. Teknik seperti ini berguna dalam menghemat waktu proses, terutama pada skenario nyata seperti pencarian data pada matriks, validasi ganda, atau saat ingin keluar dari bagian tertentu dalam iterasi kompleks.
Muhamad Wildan Asy-Syauqi
11-04-2025 at
Konsep yang digunakan dalam program tersebut menunjukkan bagaimana break statement bekerja di dalam perulangan bersarang (nested loop). Pernyataan break akan menghentikan hanya loop yang aktif saat itu, bukan seluruh struktur perulangan. Oleh karena itu, ketika kondisi j == 3 atau i == 2 terpenuhi, hanya loop j (bagian dalam) yang dihentikan, sementara loop i (bagian luar) tetap berjalan sampai selesai. Tujuan dari penggunaan kondisi j == 3 sebagai pemicu break adalah untuk menghentikan iterasi lebih awal jika nilai tertentu telah dicapai, misalnya dalam kasus pencarian, validasi, atau pembatasan iterasi. Sementara kondisi i == 2 digunakan untuk menunjukkan bahwa loop dalam bisa dihentikan lebih cepat berdasarkan nilai dari loop luar. Teknik seperti ini berguna dalam menghemat waktu proses, terutama pada skenario nyata seperti pencarian data pada matriks, validasi ganda, atau saat ingin keluar dari bagian tertentu dalam iterasi kompleks.
Valenriyan Kurniawan Gea
11-04-2025 at
Studi kasus yang diangkat cukup menarik karena menggabungkan dua konsep dasar dalam pemrograman, yaitu perulangan (for) dan percabangan (if). Ini sangat berguna buat pemula karena langsung mempraktikkan logika dasar pemrograman dalam bentuk yang nyata. Selain itu, penyampaian dari artikelnya juga ringan dan mudah dicerna. Meskipun ada beberapa bagian yang bisa diperjelas lagi, seperti struktur penulisan kode dan penjelasan outputnya, secara keseluruhan cukup membantu untuk memahami konsep if bersarang. Penjelasan proses eksekusi dari studi kasus tersebut: Programnya memakai dua perulangan for yang bersarang. Artinya, di dalam perulangan pertama (i dari 1 sampai 5), ada perulangan lain di dalamnya (j dari 1 sampai 5). Di setiap iterasi, program mencetak nilai i dan j. Setelah itu, ada dua pengecekan: Kalau j == 3, maka perulangan j langsung dihentikan (break). Kalau i == 2, maka juga dihentikan perulangan j langsung. Jadi, setiap kali j mencapai 3, perulangan bagian dalam langsung berhenti, dan khusus untuk i == 2, langsung keluar dari perulangan dalam bahkan sebelum j sempat naik sampai 3 Hasil yang akan dikeluarkan oleh program tersebut: Output dari program akan terlihat seperti ini: i: 1, j: 1i: 1, j: 2i: 1, j: 3i: 2, j: 1i: 3, j:1i: 3, j: 2i: 3, j: 3i: 4, j: 1i: 4, j: 2i: 4, j: 3i: 5, j: 1i: 5, j: 2i: 5, j: 3 Penjelasannya: Saat i = 1, j jalan sampai 3, lalu break. Saat i = 2, langsung break pas j =1. Sisanya (i = 3 sampai 5) jalan normal, dan j berhenti di 3 karena break.
Muhamad Wildan Asy-Syauqi
11-04-2025 at
Konsep yang digunakan dalam program tersebut menunjukkan bagaimana break statement bekerja di dalam perulangan bersarang (nested loop). Pernyataan break akan menghentikan hanya loop yang aktif saat itu, bukan seluruh struktur perulangan. Oleh karena itu, ketika kondisi j == 3 atau i == 2 terpenuhi, hanya loop j (bagian dalam) yang dihentikan, sementara loop i (bagian luar) tetap berjalan sampai selesai. Tujuan dari penggunaan kondisi j == 3 sebagai pemicu break adalah untuk menghentikan iterasi lebih awal jika nilai tertentu telah dicapai, misalnya dalam kasus pencarian, validasi, atau pembatasan iterasi. Sementara kondisi i == 2 digunakan untuk menunjukkan bahwa loop dalam bisa dihentikan lebih cepat berdasarkan nilai dari loop luar. Teknik seperti ini berguna dalam menghemat waktu proses, terutama pada skenario nyata seperti pencarian data pada matriks, validasi ganda, atau saat ingin keluar dari bagian tertentu dalam iterasi kompleks.
Ilham Surya Rizqullah
11-04-2025 at
1. Studi kasus ini merupakan contoh yang cukup baik untuk menggambarkan bagaimana perulangan bersarang (nested loop) dapat dipadukan dengan struktur logika if untuk mengontrol alur program. Di dalam loop j, terdapat dua kondisi if yang masing-masing memiliki efek break, yang bertugas menghentikan perulangan j lebih awal berdasarkan kondisi tertentu. 2. Program ini punya dua perulangan, satu di luar dan satu di dalam. Yang di luar pakai variabel i, mulai dari 1 sampai 5. Setiap kali nilai i berubah, program akan masuk ke perulangan dalam yang pakai variabel j, juga dari 1 sampai 5. Nah, di dalam loop j, setiap kombinasi i dan j akan dicetak, tapi ada dua kondisi yang bisa menghentikan loop j lebih cepat. Yang pertama, kalau nilai j sudah sama dengan 3, maka perulangan langsung dihentikan. Artinya, angka setelah 3 nggak akan dicetak. Yang kedua, kalau nilai i adalah 2, maka loop j juga langsung dihentikan, bahkan meskipun j belum sampai 3. Jadi, kalau pas i sama dengan 2, cuma j = 1 aja yang muncul, lalu langsung keluar dari loop j. Alurnya begitu terus sampai i mencapai 5. Karena i selalu naik dari 1 ke 5 tanpa ada kondisi yang menghentikannya, perulangan luar selalu jalan penuh. Tapi isi dari perulangan dalamnya bergantung sama kondisi j == 3 dan i == 2, makanya hasil output-nya nggak selalu sama banyak untuk setiap nilai i. 3. i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3
Fadillah inuyasha
11-04-2025 at
Studikasus ini membahas mengenai nested If atau juga dikenal sebagai If bersarang, dimana IF bersarang digunakan untuk melakukan percabangan yang memiliki banyak seleksi kondisi. proses eksekusi dari program ini berdasarkan contoh dari artikel, menggunakan dua perulangan bersarang (for) untuk mencetak nilai i dan j dari 1 hingga 5, tapi alurnya dikontrol oleh dua kondisi if di dalam loop j. Kondisi pertama if (j == 3) akan menghentikan perulangan j saat j mencapai 3, sehingga hanya mencetak nilai j 1 dan 2. Kondisi kedua if (i == 2) juga menghentikan perulangan j jika nilai i adalah 2, sehingga saat i = 2, hanya j = 1 yang tercetak sebelum perulangan berhenti. Output akhir yang dihasilkan adalah: i: 1, j: 1, i: 1, j: 2, i: 2, j: 1, i: 3, j: 1, i: 3, j: 2, i: 4, j: 1, i: 4, j: 2, i: 5, j: 1, i: 5, j: 2.
Fadillah inuyasha
11-04-2025 at
Studikasus ini membahas mengenai nested If atau juga dikenal sebagai If bersarang, dimana IF bersarang digunakan untuk melakukan percabangan yang memiliki banyak seleksi kondisi. proses eksekusi dari program ini berdasarkan contoh dari artikel, menggunakan dua perulangan bersarang (for) untuk mencetak nilai i dan j dari 1 hingga 5, tapi alurnya dikontrol oleh dua kondisi if di dalam loop j. Kondisi pertama if (j == 3) akan menghentikan perulangan j saat j mencapai 3, sehingga hanya mencetak nilai j 1 dan 2. Kondisi kedua if (i == 2) juga menghentikan perulangan j jika nilai i adalah 2, sehingga saat i = 2, hanya j = 1 yang tercetak sebelum perulangan berhenti. Output akhir yang dihasilkan adalah: i: 1, j: 1, i: 1, j: 2, i: 2, j: 1, i: 3, j: 1, i: 3, j: 2, i: 4, j: 1, i: 4, j: 2, i: 5, j: 1, i: 5, j: 2.
Fadillah inuyasha
11-04-2025 at
Studikasus ini membahas mengenai nested If atau juga dikenal sebagai If bersarang, dimana IF bersarang digunakan untuk melakukan percabangan yang memiliki banyak seleksi kondisi. proses eksekusi dari program ini berdasarkan contoh dari artikel, menggunakan dua perulangan bersarang (for) untuk mencetak nilai i dan j dari 1 hingga 5, tapi alurnya dikontrol oleh dua kondisi if di dalam loop j. Kondisi pertama if (j == 3) akan menghentikan perulangan j saat j mencapai 3, sehingga hanya mencetak nilai j 1 dan 2. Kondisi kedua if (i == 2) juga menghentikan perulangan j jika nilai i adalah 2, sehingga saat i = 2, hanya j = 1 yang tercetak sebelum perulangan berhenti. Output akhir yang dihasilkan adalah: i: 1, j: 1, i: 1, j: 2, i: 2, j: 1, i: 3, j: 1, i: 3, j: 2, i: 4, j: 1, i: 4, j: 2, i: 5, j: 1, i: 5, j: 2.
Fadillah inuyasha
11-04-2025 at
Studikasus ini membahas mengenai nested If atau juga dikenal sebagai If bersarang, dimana IF bersarang digunakan untuk melakukan percabangan yang memiliki banyak seleksi kondisi. proses eksekusi dari program ini berdasarkan contoh dari artikel, menggunakan dua perulangan bersarang (for) untuk mencetak nilai i dan j dari 1 hingga 5, tapi alurnya dikontrol oleh dua kondisi if di dalam loop j. Kondisi pertama if (j == 3) akan menghentikan perulangan j saat j mencapai 3, sehingga hanya mencetak nilai j 1 dan 2. Kondisi kedua if (i == 2) juga menghentikan perulangan j jika nilai i adalah 2, sehingga saat i = 2, hanya j = 1 yang tercetak sebelum perulangan berhenti. Output akhir yang dihasilkan adalah: i: 1, j: 1, i: 1, j: 2, i: 2, j: 1, i: 3, j: 1, i: 3, j: 2, i: 4, j: 1, i: 4, j: 2, i: 5, j: 1, i: 5, j: 2.
Muhamad Nabhan Azmi
11-04-2025 at
Studi kasus dalam artikel ini menarik karena memperlihatkan kombinasi dari perulangan for dan seleksi bersarang (nested if) yang diterapkan dalam bahasa pemrograman C. Tujuan utama dari implementasi ini adalah untuk menunjukkan secara jelas bagaimana suatu kondisi tertentu dapat digunakan untuk mengontrol jalannya suatu program dengan memanfaatkan suatu perintah break. Namun, terdapat beberapa kekeliruan teknis tertentu saja di dalam penulisan kode itu, seperti baris #include yang sama sekali belum lengkap (seharusnya memang #include) dan juga kesalahan di dalam penggunaan karakter escape pada fungsi printf, yang seharusnya tetap menggunakan \n untuk bisa pindah baris, bukan hanya n saja.
Kesalahan-kesalahan ini perlu untuk diperbaiki. Tujuannya adalah agar kode tersebut dapat dikompilasi serta dijalankan sebagaimana mestinya. Secara keseluruhan, program tersebut memakai tepat dua perulangan bersarang, yang mana variabel i dan j masing-masing berulang dari 1 sampai 5. Dalam perulangan terdalam, program mencetak nilai i dan j, lalu mengevaluasi dua kondisi: jika j sama dengan 3, perulangan j dihentikan dengan break; dan jika i bernilai 2, perulangan j juga dihentikan langsung, tanpa menunggu j mencapai 3.
Hal ini menggambarkan secara tepat bagaimana penggunaan seleksi bersarang tertentu dapat memberikan fleksibilitas penuh di dalam mengontrol jalannya perulangan berdasarkan pada kondisi tertentu pula. Dari keluaran program itu, terlihat jelas bahwa saat i bernilai 2, hanya nilai j = 1 yang dicetak sebelum perulangan berhenti. Ini lebih lanjut memperkuat suatu pemahaman perihal struktur nested if yang mana dapat secara signifikan memengaruhi suatu alur logika di dalam program. Studi kasus ini memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana logika pemrograman dapat digunakan secara efektif, terutama di dalam penggunaan kondisi bersarang untuk pengembangan suatu program yang kompleks.
Muhamad Nabhan Azmi
11-04-2025 at
Studi kasus dalam artikel ini menarik karena memperlihatkan kombinasi dari perulangan for dan seleksi bersarang (nested if) yang diterapkan dalam bahasa pemrograman C. Tujuan utama dari implementasi ini adalah untuk menunjukkan secara jelas bagaimana suatu kondisi tertentu dapat digunakan untuk mengontrol jalannya suatu program dengan memanfaatkan suatu perintah break. Namun, terdapat beberapa kekeliruan teknis tertentu saja di dalam penulisan kode itu, seperti baris #include yang sama sekali belum lengkap (seharusnya memang #include) dan juga kesalahan di dalam penggunaan karakter escape pada fungsi printf, yang seharusnya tetap menggunakan \n untuk bisa pindah baris, bukan hanya n saja.
Kesalahan-kesalahan ini perlu untuk diperbaiki. Tujuannya adalah agar kode tersebut dapat dikompilasi serta dijalankan sebagaimana mestinya. Secara keseluruhan, program tersebut memakai tepat dua perulangan bersarang, yang mana variabel i dan j masing-masing berulang dari 1 sampai 5. Dalam perulangan terdalam, program mencetak nilai i dan j, lalu mengevaluasi dua kondisi: jika j sama dengan 3, perulangan j dihentikan dengan break; dan jika i bernilai 2, perulangan j juga dihentikan langsung, tanpa menunggu j mencapai 3.
Hal ini menggambarkan secara tepat bagaimana penggunaan seleksi bersarang tertentu dapat memberikan fleksibilitas penuh di dalam mengontrol jalannya perulangan berdasarkan pada kondisi tertentu pula. Dari keluaran program itu, terlihat jelas bahwa saat i bernilai 2, hanya nilai j = 1 yang dicetak sebelum perulangan berhenti. Ini lebih lanjut memperkuat suatu pemahaman perihal struktur nested if yang mana dapat secara signifikan memengaruhi suatu alur logika di dalam program. Studi kasus ini memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana logika pemrograman dapat digunakan secara efektif, terutama di dalam penggunaan kondisi bersarang untuk pengembangan suatu program yang kompleks.
Muhamad Nabhan Azmi
11-04-2025 at
Studi kasus dalam artikel ini menarik karena memperlihatkan kombinasi dari perulangan for dan seleksi bersarang (nested if) yang diterapkan dalam bahasa pemrograman C. Tujuan utama dari implementasi ini adalah untuk menunjukkan secara jelas bagaimana suatu kondisi tertentu dapat digunakan untuk mengontrol jalannya suatu program dengan memanfaatkan suatu perintah break. Namun, terdapat beberapa kekeliruan teknis tertentu saja di dalam penulisan kode itu, seperti baris #include yang sama sekali belum lengkap (seharusnya memang #include) dan juga kesalahan di dalam penggunaan karakter escape pada fungsi printf, yang seharusnya tetap menggunakan \n untuk bisa pindah baris, bukan hanya n saja.
Kesalahan-kesalahan ini perlu untuk diperbaiki. Tujuannya adalah agar kode tersebut dapat dikompilasi serta dijalankan sebagaimana mestinya. Secara keseluruhan, program tersebut memakai tepat dua perulangan bersarang, yang mana variabel i dan j masing-masing berulang dari 1 sampai 5. Dalam perulangan terdalam, program mencetak nilai i dan j, lalu mengevaluasi dua kondisi: jika j sama dengan 3, perulangan j dihentikan dengan break; dan jika i bernilai 2, perulangan j juga dihentikan langsung, tanpa menunggu j mencapai 3.
Hal ini menggambarkan secara tepat bagaimana penggunaan seleksi bersarang tertentu dapat memberikan fleksibilitas penuh di dalam mengontrol jalannya perulangan berdasarkan pada kondisi tertentu pula. Dari keluaran program itu, terlihat jelas bahwa saat i bernilai 2, hanya nilai j = 1 yang dicetak sebelum perulangan berhenti. Ini lebih lanjut memperkuat suatu pemahaman perihal struktur nested if yang mana dapat secara signifikan memengaruhi suatu alur logika di dalam program. Studi kasus ini memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana logika pemrograman dapat digunakan secara efektif, terutama di dalam penggunaan kondisi bersarang untuk pengembangan suatu program yang kompleks.
Muhamad Nabhan Azmi
11-04-2025 at
Studi kasus dalam artikel ini menarik karena memperlihatkan kombinasi dari perulangan for dan seleksi bersarang (nested if) yang diterapkan dalam bahasa pemrograman C. Tujuan utama dari implementasi ini adalah untuk menunjukkan secara jelas bagaimana suatu kondisi tertentu dapat digunakan untuk mengontrol jalannya suatu program dengan memanfaatkan suatu perintah break. Namun, terdapat beberapa kekeliruan teknis tertentu saja di dalam penulisan kode itu, seperti baris #include yang sama sekali belum lengkap (seharusnya memang #include) dan juga kesalahan di dalam penggunaan karakter escape pada fungsi printf, yang seharusnya tetap menggunakan \n untuk bisa pindah baris, bukan hanya n saja.
Kesalahan-kesalahan ini perlu untuk diperbaiki. Tujuannya adalah agar kode tersebut dapat dikompilasi serta dijalankan sebagaimana mestinya. Secara keseluruhan, program tersebut memakai tepat dua perulangan bersarang, yang mana variabel i dan j masing-masing berulang dari 1 sampai 5. Dalam perulangan terdalam, program mencetak nilai i dan j, lalu mengevaluasi dua kondisi: jika j sama dengan 3, perulangan j dihentikan dengan break; dan jika i bernilai 2, perulangan j juga dihentikan langsung, tanpa menunggu j mencapai 3.
Hal ini menggambarkan secara tepat bagaimana penggunaan seleksi bersarang tertentu dapat memberikan fleksibilitas penuh di dalam mengontrol jalannya perulangan berdasarkan pada kondisi tertentu pula. Dari keluaran program itu, terlihat jelas bahwa saat i bernilai 2, hanya nilai j = 1 yang dicetak sebelum perulangan berhenti. Ini lebih lanjut memperkuat suatu pemahaman perihal struktur nested if yang mana dapat secara signifikan memengaruhi suatu alur logika di dalam program. Studi kasus ini memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana logika pemrograman dapat digunakan secara efektif, terutama di dalam penggunaan kondisi bersarang untuk pengembangan suatu program yang kompleks.
Muhamad Nabhan Azmi
11-04-2025 at
Studi kasus dalam artikel ini menarik karena memperlihatkan kombinasi dari perulangan for dan seleksi bersarang (nested if) yang diterapkan dalam bahasa pemrograman C. Tujuan utama dari implementasi ini adalah untuk menunjukkan secara jelas bagaimana suatu kondisi tertentu dapat digunakan untuk mengontrol jalannya suatu program dengan memanfaatkan suatu perintah break. Namun, terdapat beberapa kekeliruan teknis tertentu saja di dalam penulisan kode itu, seperti baris #include yang sama sekali belum lengkap (seharusnya memang #include) dan juga kesalahan di dalam penggunaan karakter escape pada fungsi printf, yang seharusnya tetap menggunakan \n untuk bisa pindah baris, bukan hanya n saja.
Kesalahan-kesalahan ini perlu untuk diperbaiki. Tujuannya adalah agar kode tersebut dapat dikompilasi serta dijalankan sebagaimana mestinya. Secara keseluruhan, program tersebut memakai tepat dua perulangan bersarang, yang mana variabel i dan j masing-masing berulang dari 1 sampai 5. Dalam perulangan terdalam, program mencetak nilai i dan j, lalu mengevaluasi dua kondisi: jika j sama dengan 3, perulangan j dihentikan dengan break; dan jika i bernilai 2, perulangan j juga dihentikan langsung, tanpa menunggu j mencapai 3.
Hal ini menggambarkan secara tepat bagaimana penggunaan seleksi bersarang tertentu dapat memberikan fleksibilitas penuh di dalam mengontrol jalannya perulangan berdasarkan pada kondisi tertentu pula. Dari keluaran program itu, terlihat jelas bahwa saat i bernilai 2, hanya nilai j = 1 yang dicetak sebelum perulangan berhenti. Ini lebih lanjut memperkuat suatu pemahaman perihal struktur nested if yang mana dapat secara signifikan memengaruhi suatu alur logika di dalam program. Studi kasus ini memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana logika pemrograman dapat digunakan secara efektif, terutama di dalam penggunaan kondisi bersarang untuk pengembangan suatu program yang kompleks.
Muhamad Nabhan Azmi
11-04-2025 at
Studi kasus dalam artikel ini menarik karena memperlihatkan kombinasi dari perulangan for dan seleksi bersarang (nested if) yang diterapkan dalam bahasa pemrograman C. Tujuan utama dari implementasi ini adalah untuk menunjukkan secara jelas bagaimana suatu kondisi tertentu dapat digunakan untuk mengontrol jalannya suatu program dengan memanfaatkan suatu perintah break. Namun, terdapat beberapa kekeliruan teknis tertentu saja di dalam penulisan kode itu, seperti baris #include yang sama sekali belum lengkap (seharusnya memang #include) dan juga kesalahan di dalam penggunaan karakter escape pada fungsi printf, yang seharusnya tetap menggunakan \n untuk bisa pindah baris, bukan hanya n saja.
Kesalahan-kesalahan ini perlu untuk diperbaiki. Tujuannya adalah agar kode tersebut dapat dikompilasi serta dijalankan sebagaimana mestinya. Secara keseluruhan, program tersebut memakai tepat dua perulangan bersarang, yang mana variabel i dan j masing-masing berulang dari 1 sampai 5. Dalam perulangan terdalam, program mencetak nilai i dan j, lalu mengevaluasi dua kondisi: jika j sama dengan 3, perulangan j dihentikan dengan break; dan jika i bernilai 2, perulangan j juga dihentikan langsung, tanpa menunggu j mencapai 3.
Hal ini menggambarkan secara tepat bagaimana penggunaan seleksi bersarang tertentu dapat memberikan fleksibilitas penuh di dalam mengontrol jalannya perulangan berdasarkan pada kondisi tertentu pula. Dari keluaran program itu, terlihat jelas bahwa saat i bernilai 2, hanya nilai j = 1 yang dicetak sebelum perulangan berhenti. Ini lebih lanjut memperkuat suatu pemahaman perihal struktur nested if yang mana dapat secara signifikan memengaruhi suatu alur logika di dalam program. Studi kasus ini memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana logika pemrograman dapat digunakan secara efektif, terutama di dalam penggunaan kondisi bersarang untuk pengembangan suatu program yang kompleks.
Jihan Aleyda Anindita
11-04-2025 at
Program ini menggunakan dua pengulangan (for) yang bersarang. Kondisi pertama adalah ketika nilai j mencapai angka 3. Begitu kondisi ini terpenuhi, program secara otomatis menghentikan perulangan j dengan menggunakan perintah break, sehingga tidak semua nilai j sempat dicetak atau diproses. Kondisi kedua terjadi apabila nilai i sama dengan 2. Dalam situasi ini, meskipun perulangan j baru saja dimulai, program akan langsung menghentikannya, bahkan jika j masih berada di angka awal. Dengan kata lain, nilai i = 2 menjadi semacam "pemicu khusus" yang membuat perulangan bagian dalam langsung keluar sejak awal. Akibat dari dua kondisi break ini, output dari program menjadi tidak sepenuhnya mencerminkan seluruh kemungkinan kombinasi nilai i dan j dari 1 sampai 5. Sebaliknya, hanya kombinasi tertentu saja yang muncul. Pada saat i = 2, perulangan j hanya berjalan satu kali sebelum dihentikan. Sedangkan untuk nilai i lainnya, perulangan j akan berjalan hingga mencapai nilai 3, lalu langsung keluar dari loop. Dengan demikian, hasil akhir yang ditampilkan adalah kombinasi nilai i dan j sebelum kondisi break terjadi. Program menghasilkan deretan output seperti: i: 1, j: 1, i: 1, j: 2, i: 1, j: 3, lalu i: 2, j: 1, dan seterusnya sampai i: 5, j: 3.
Jihan Aleyda Anindita
11-04-2025 at
Program ini menggunakan dua pengulangan (for) yang bersarang. Kondisi pertama adalah ketika nilai j mencapai angka 3. Begitu kondisi ini terpenuhi, program secara otomatis menghentikan perulangan j dengan menggunakan perintah break, sehingga tidak semua nilai j sempat dicetak atau diproses. Kondisi kedua terjadi apabila nilai i sama dengan 2. Dalam situasi ini, meskipun perulangan j baru saja dimulai, program akan langsung menghentikannya, bahkan jika j masih berada di angka awal. Dengan kata lain, nilai i = 2 menjadi semacam "pemicu khusus" yang membuat perulangan bagian dalam langsung keluar sejak awal. Akibat dari dua kondisi break ini, output dari program menjadi tidak sepenuhnya mencerminkan seluruh kemungkinan kombinasi nilai i dan j dari 1 sampai 5. Sebaliknya, hanya kombinasi tertentu saja yang muncul. Pada saat i = 2, perulangan j hanya berjalan satu kali sebelum dihentikan. Sedangkan untuk nilai i lainnya, perulangan j akan berjalan hingga mencapai nilai 3, lalu langsung keluar dari loop. Dengan demikian, hasil akhir yang ditampilkan adalah kombinasi nilai i dan j sebelum kondisi break terjadi. Program menghasilkan deretan output seperti: i: 1, j: 1, i: 1, j: 2, i: 1, j: 3, lalu i: 2, j: 1, dan seterusnya sampai i: 5, j: 3.
Jihan Aleyda Anindita
11-04-2025 at
Program ini menggunakan dua pengulangan (for) yang bersarang. Kondisi pertama adalah ketika nilai j mencapai angka 3. Begitu kondisi ini terpenuhi, program secara otomatis menghentikan perulangan j dengan menggunakan perintah break, sehingga tidak semua nilai j sempat dicetak atau diproses. Kondisi kedua terjadi apabila nilai i sama dengan 2. Dalam situasi ini, meskipun perulangan j baru saja dimulai, program akan langsung menghentikannya, bahkan jika j masih berada di angka awal. Dengan kata lain, nilai i = 2 menjadi semacam "pemicu khusus" yang membuat perulangan bagian dalam langsung keluar sejak awal. Akibat dari dua kondisi break ini, output dari program menjadi tidak sepenuhnya mencerminkan seluruh kemungkinan kombinasi nilai i dan j dari 1 sampai 5. Sebaliknya, hanya kombinasi tertentu saja yang muncul. Pada saat i = 2, perulangan j hanya berjalan satu kali sebelum dihentikan. Sedangkan untuk nilai i lainnya, perulangan j akan berjalan hingga mencapai nilai 3, lalu langsung keluar dari loop. Dengan demikian, hasil akhir yang ditampilkan adalah kombinasi nilai i dan j sebelum kondisi break terjadi. Program menghasilkan deretan output seperti: i: 1, j: 1, i: 1, j: 2, i: 1, j: 3, lalu i: 2, j: 1, dan seterusnya sampai i: 5, j: 3.
Nadhil Eka Prsetyo
11-04-2025 at
Program ini menggambarkan bagaimana pernyataan break bekerja di dalam perulangan bersarang (nested loop). Ketika break dieksekusi, yang dihentikan hanyalah loop yang sedang berjalan saat itu, bukan seluruh rangkaian perulangan. Maka saat kondisi j == 3 atau i == 2 terpenuhi, hanya perulangan bagian dalam (j) yang berhenti, sementara perulangan luar (i) tetap berlanjut hingga selesai. Penggunaan j == 3 sebagai pemicu break dimaksudkan untuk mengakhiri proses iterasi lebih awal setelah mencapai nilai tertentu. Teknik ini sering dimanfaatkan dalam proses pencarian data, validasi logika, atau ketika ingin membatasi jumlah perulangan. Sedangkan kondisi i == 2 memperlihatkan bahwa loop dalam juga bisa dipengaruhi oleh nilai dari loop luar, yang berarti keputusan untuk menghentikan bisa bersifat kontekstual. Pendekatan semacam ini sangat berguna untuk mengoptimalkan waktu eksekusi, terutama dalam kasus nyata seperti pencarian nilai di dalam array dua dimensi, proses validasi bertingkat, atau saat perlu keluar dari bagian tertentu dalam iterasi yang kompleks.
Nadhil Eka Prsetyo
11-04-2025 at
Program ini menggambarkan bagaimana pernyataan break bekerja di dalam perulangan bersarang (nested loop). Ketika break dieksekusi, yang dihentikan hanyalah loop yang sedang berjalan saat itu, bukan seluruh rangkaian perulangan. Maka saat kondisi j == 3 atau i == 2 terpenuhi, hanya perulangan bagian dalam (j) yang berhenti, sementara perulangan luar (i) tetap berlanjut hingga selesai. Penggunaan j == 3 sebagai pemicu break dimaksudkan untuk mengakhiri proses iterasi lebih awal setelah mencapai nilai tertentu. Teknik ini sering dimanfaatkan dalam proses pencarian data, validasi logika, atau ketika ingin membatasi jumlah perulangan. Sedangkan kondisi i == 2 memperlihatkan bahwa loop dalam juga bisa dipengaruhi oleh nilai dari loop luar, yang berarti keputusan untuk menghentikan bisa bersifat kontekstual. Pendekatan semacam ini sangat berguna untuk mengoptimalkan waktu eksekusi, terutama dalam kasus nyata seperti pencarian nilai di dalam array dua dimensi, proses validasi bertingkat, atau saat perlu keluar dari bagian tertentu dalam iterasi yang kompleks.
Raditya Iqbal Maulana Silaen
11-04-2025 at
Studi kasus yang dibahas sangat relevan untuk memahami konsep *nested if* dan *nested loop* dalam pemrograman C. Penggabungan kedua konsep ini, ditambah dengan penggunaan *break*, memberikan gambaran tentang bagaimana mengontrol alur program secara kompleks. Program ini menggunakan dua loop bersarang dengan variabel i dan j. Untuk setiap nilai i dari 1 hingga 5, program menjalankan *loop* dalam untuk j dari 1 hingga 5. Setiap iterasi mencetak nilai i dan j . Jika j mencapai 3, *loop* dalam dihentikan. Jika i mencapai 2, *loop* luar juga dihentikan, mengakhiri program. Proses ini menunjukkan bagaimana *break* dapat mengontrol alur program secara dinamis. Setelah perbaikan sintaks, output yang diharapkan adalah: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1
2410314002_Afifah Nur Aini
11-04-2025 at
1. Program tersebut menunjukkan bagaimana alur eksekusi dapat dikendalikan menggunakan struktur NESTED IF (if di dalam if) serta kombinasi antara pernyataan if dan break. Struktur ini digunakan untuk menentukan apakah sebuah nilai variabel akan ditampilkan atau tidak, berdasarkan kondisi tertentu. 2. Menggunakan 2 variabel yakni i dan j sebagai iterasi penghitung. Iterasinya dilakukan dengan nilai dari 1 sampai 5 pada masing-masing variabel. Program menampilkan kombinasi nilai i dan j, namun membatasi hasil output berdasarkan kondisi tertentu. Kombinasi i dan j akan berhenti ditampilkan lebih awal jika salah satu kondisi j == 3 atau i == 2 terpenuhi. Ini menunjukkan penggunaan break untuk mengontrol alur eksekusi dalam nested loop secara selektif. 3. Output Program I : 1, J : 1 I : 1, J : 2 I : 1, J : 3 I : 2, J : 1 I : 3, J : 1 I : 3, J : 2 I : 3, J : 3 I : 4, J : 1 I : 4, J : 2 I : 4, J : 3 I : 5, J : 1 I : 5, J : 2 I : 5, J : 3
Afifah Nur Aini
11-04-2025 at
1. Program tersebut menunjukkan bagaimana alur eksekusi dapat dikendalikan menggunakan struktur NESTED IF (if di dalam if) serta kombinasi antara pernyataan if dan break. Struktur ini digunakan untuk menentukan apakah sebuah nilai variabel akan ditampilkan atau tidak, berdasarkan kondisi tertentu. 2. Menggunakan 2 variabel yakni i dan j sebagai iterasi penghitung. Iterasinya dilakukan dengan nilai dari 1 sampai 5 pada masing-masing variabel. Program menampilkan kombinasi nilai i dan j, namun membatasi hasil output berdasarkan kondisi tertentu. Kombinasi i dan j akan berhenti ditampilkan lebih awal jika salah satu kondisi j == 3 atau i == 2 terpenuhi. Ini menunjukkan penggunaan break untuk mengontrol alur eksekusi dalam nested loop secara selektif. 3. Output Program I : 1, J : 1 I : 1, J : 2 I : 1, J : 3 I : 2, J : 1 I : 3, J : 1 I : 3, J : 2 I : 3, J : 3 I : 4, J : 1 I : 4, J : 2 I : 4, J : 3 I : 5, J : 1 I : 5, J : 2 I : 5, J : 3
Raditya Iqbal Maulana Silaen
11-04-2025 at
Studi kasus yang dibahas sangat relevan untuk memahami konsep *nested if* dan *nested loop* dalam pemrograman C. Penggabungan kedua konsep ini, ditambah dengan penggunaan *break*, memberikan gambaran tentang bagaimana mengontrol alur program secara kompleks. Program ini menggunakan dua loop bersarang dengan variabel i dan j. Untuk setiap nilai i dari 1 hingga 5, program menjalankan *loop* dalam untuk j dari 1 hingga 5. Setiap iterasi mencetak nilai i dan j . Jika j mencapai 3, *loop* dalam dihentikan. Jika i mencapai 2, *loop* luar juga dihentikan, mengakhiri program. Proses ini menunjukkan bagaimana *break* dapat mengontrol alur program secara dinamis. Setelah perbaikan sintaks, output yang dihasilkan program adalah : i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3
Richard Haris
11-04-2025 at
Studi Kasus Penerapan Nested If dan Perulangan dalam Bahasa C ini menggambarkan penerapan struktur kontrol bersarang (nested if) dalam bahasa C dengan memadukan dua konsep fundamental, yaitu perulangan for dan percabangan if, untuk mengontrol alur eksekusi berdasarkan nilai variabel. Program ini menggunakan dua perulangan for yang saling bertingkat, di mana variabel i berperan sebagai perulangan luar dan j sebagai perulangan dalam, masing-masing diiterasi dari 1 hingga 5. Pada setiap iterasi terdalam, nilai i dan j dicetak, kemudian dua kondisi if diperiksa untuk menentukan apakah iterasi harus dihentikan lebih awal menggunakan break. Kondisi pertama menghentikan perulangan dalam (j) jika j == 3, sementara kondisi kedua langsung menghentikan perulangan j jika i == 2, terlepas dari nilai j. Hasil output program menunjukkan pola eksekusi yang bervariasi tergantung nilai i. Misalnya, saat i = 1, perulangan j berjalan normal hingga j mencapai 3 sebelum berhenti. Namun, saat i = 2, perulangan j hanya mengeksekusi satu iterasi (j = 1) karena kondisi i == 2 langsung terpenuhi. Sementara itu, untuk i = 3, 4, dan 5, perulangan j kembali berjalan dari 1 hingga 3 sebelum dihentikan oleh kondisi j == 3.Output yang dihasilkan adalah i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3
Richard Haris
11-04-2025 at
Studi Kasus Penerapan Nested If dan Perulangan dalam Bahasa C ini menggambarkan penerapan struktur kontrol bersarang (nested if) dalam bahasa C dengan memadukan dua konsep fundamental, yaitu perulangan for dan percabangan if, untuk mengontrol alur eksekusi berdasarkan nilai variabel. Program ini menggunakan dua perulangan for yang saling bertingkat, di mana variabel i berperan sebagai perulangan luar dan j sebagai perulangan dalam, masing-masing diiterasi dari 1 hingga 5. Pada setiap iterasi terdalam, nilai i dan j dicetak, kemudian dua kondisi if diperiksa untuk menentukan apakah iterasi harus dihentikan lebih awal menggunakan break. Kondisi pertama menghentikan perulangan dalam (j) jika j == 3, sementara kondisi kedua langsung menghentikan perulangan j jika i == 2, terlepas dari nilai j. Hasil output program menunjukkan pola eksekusi yang bervariasi tergantung nilai i. Misalnya, saat i = 1, perulangan j berjalan normal hingga j mencapai 3 sebelum berhenti. Namun, saat i = 2, perulangan j hanya mengeksekusi satu iterasi (j = 1) karena kondisi i == 2 langsung terpenuhi. Sementara itu, untuk i = 3, 4, dan 5, perulangan j kembali berjalan dari 1 hingga 3 sebelum dihentikan oleh kondisi j == 3.Output yang dihasilkan adalah i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3
Richard Haris
11-04-2025 at
Studi Kasus Penerapan Nested If dan Perulangan dalam Bahasa C ini menggambarkan penerapan struktur kontrol bersarang (nested if) dalam bahasa C dengan memadukan dua konsep fundamental, yaitu perulangan for dan percabangan if, untuk mengontrol alur eksekusi berdasarkan nilai variabel. Program ini menggunakan dua perulangan for yang saling bertingkat, di mana variabel i berperan sebagai perulangan luar dan j sebagai perulangan dalam, masing-masing diiterasi dari 1 hingga 5. Pada setiap iterasi terdalam, nilai i dan j dicetak, kemudian dua kondisi if diperiksa untuk menentukan apakah iterasi harus dihentikan lebih awal menggunakan break. Kondisi pertama menghentikan perulangan dalam (j) jika j == 3, sementara kondisi kedua langsung menghentikan perulangan j jika i == 2, terlepas dari nilai j. Hasil output program menunjukkan pola eksekusi yang bervariasi tergantung nilai i. Misalnya, saat i = 1, perulangan j berjalan normal hingga j mencapai 3 sebelum berhenti. Namun, saat i = 2, perulangan j hanya mengeksekusi satu iterasi (j = 1) karena kondisi i == 2 langsung terpenuhi. Sementara itu, untuk i = 3, 4, dan 5, perulangan j kembali berjalan dari 1 hingga 3 sebelum dihentikan oleh kondisi j == 3.Output yang dihasilkan adalah i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3
Alisya Khadijah RH
11-04-2025 at
Studi kasus yang diangkat pada pembahasan ini cukup relevan untuk menjelaskan konsep dasar tentang struktur nested if dalam bahasa pemrograman C, penggunaan dua buah nested loops (for) dikombinasikan dengan kondisi if yang memiliki pernyataan break memberikan gambaran praktis bagaimana kontrol alur program dapat diatur secara bertingkat. Proses execute pada program tersebut diawali dengan ketika program dijalankan, sistem akan terlebih dahulu masuk ke fungsi main(), di mana terdapat dua buah perulangan for yang bersarang — yaitu satu perulangan luar (outer loop) dengan variabel i, dan satu perulangan dalam (inner loop) dengan variabel j. Program akan memulai perulangan dari nilai i = 1. Ketika i = 1, maka perulangan dalam dimulai dengan j = 1. Program akan mencetak nilai i dan j, lalu memeriksa dua kondisi if: Apakah j == 3? ? Tidak, maka lanjut ke kondisi berikutnya. Apakah i == 2? ? Tidak juga. Karena tidak ada kondisi break yang terpenuhi, maka perulangan j dilanjutkan ke j = 2, dan proses yang sama berulang: nilai dicetak, kondisi dicek, tidak ada break. Ketika j mencapai nilai 3, program mencetak nilai tersebut, kemudian menjalankan break karena kondisi j == 3 terpenuhi. Akibatnya, perulangan j dihentikan lebih awal, dan program kembali ke perulangan luar untuk melanjutkan ke nilai i = 2. Pada saat i = 2, perulangan dalam dimulai lagi dari j = 1. Program mencetak kombinasi i = 2, j = 1. Lalu dicek kondisi: j == 3? Tidak. i == 2? Ya, maka program menjalankan break. Walaupun j belum mencapai 3, karena nilai i sudah 2, program langsung menghentikan perulangan j. Ini menunjukkan bahwa kondisi dalam perulangan bisa dipengaruhi oleh nilai dari perulangan luar.
Alisya Khadijah RH
11-04-2025 at
Studi kasus yang diangkat pada pembahasan ini cukup relevan untuk menjelaskan konsep dasar tentang struktur nested if dalam bahasa pemrograman C, penggunaan dua buah nested loops (for) dikombinasikan dengan kondisi if yang memiliki pernyataan break memberikan gambaran praktis bagaimana kontrol alur program dapat diatur secara bertingkat. Proses execute pada program tersebut diawali dengan ketika program dijalankan, sistem akan terlebih dahulu masuk ke fungsi main(), di mana terdapat dua buah perulangan for yang bersarang — yaitu satu perulangan luar (outer loop) dengan variabel i, dan satu perulangan dalam (inner loop) dengan variabel j. Program akan memulai perulangan dari nilai i = 1. Ketika i = 1, maka perulangan dalam dimulai dengan j = 1. Program akan mencetak nilai i dan j, lalu memeriksa dua kondisi if: Apakah j == 3? ? Tidak, maka lanjut ke kondisi berikutnya. Apakah i == 2? ? Tidak juga. Karena tidak ada kondisi break yang terpenuhi, maka perulangan j dilanjutkan ke j = 2, dan proses yang sama berulang: nilai dicetak, kondisi dicek, tidak ada break. Ketika j mencapai nilai 3, program mencetak nilai tersebut, kemudian menjalankan break karena kondisi j == 3 terpenuhi. Akibatnya, perulangan j dihentikan lebih awal, dan program kembali ke perulangan luar untuk melanjutkan ke nilai i = 2. Pada saat i = 2, perulangan dalam dimulai lagi dari j = 1. Program mencetak kombinasi i = 2, j = 1. Lalu dicek kondisi: j == 3? Tidak. i == 2? Ya, maka program menjalankan break. Walaupun j belum mencapai 3, karena nilai i sudah 2, program langsung menghentikan perulangan j. Ini menunjukkan bahwa kondisi dalam perulangan bisa dipengaruhi oleh nilai dari perulangan luar.
Wildan Ages Prasetya
11-04-2025 at
Studi kasus ini merupakan contoh tentang penggunaan struktur kontrol if bersarang (nested if) dalam bahasa pemrograman C. Pada kasus ini menggabungkan perulangan for dan kondisi if, program ini menunjukkan bagaimana alur eksekusi dapat dikendalikan secara dinamis berdasarkan nilai variabel. Program menggunakan dua perulangan for bersarang untuk variabel i dan j, masing-masing dari 1 hingga 5. Di dalam perulangan terdalam, nilai i dan j dicetak. Kemudian, terdapat dua kondisi if: Jika j == 3, maka perulangan j dihentikan (break). Jika i == 2, maka perulangan j juga dihentikan. Berikut adalah output yang dihasilkan oleh program: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3
Wildan Ages Prasetya
11-04-2025 at
Studi kasus ini merupakan contoh tentang penggunaan struktur kontrol if bersarang (nested if) dalam bahasa pemrograman C. Pada kasus ini menggabungkan perulangan for dan kondisi if, program ini menunjukkan bagaimana alur eksekusi dapat dikendalikan secara dinamis berdasarkan nilai variabel. Program menggunakan dua perulangan for bersarang untuk variabel i dan j, masing-masing dari 1 hingga 5. Di dalam perulangan terdalam, nilai i dan j dicetak. Kemudian, terdapat dua kondisi if: Jika j == 3, maka perulangan j dihentikan (break). Jika i == 2, maka perulangan j juga dihentikan. Berikut adalah output yang dihasilkan oleh program: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3
Arthur Stanley Zefanya
11-04-2025 at
1. Studi kasus ini sangat sederhana dan efektif dalam memperkenalkan bagaimana program mempengaruhi loop bersarang. Namun, karena dua kondisi fraktur, hasil program pemula mungkin tidak segera intuitif dan mungkin memerlukan penjelasan terperinci untuk menghindari kebingungan. 2. Program ini menggunakan dua iterasi secara asli. Hal ini menyebabkan loop luar digunakan dalam variabel I dan berjalan dari 1 hingga 5, tetapi loop juga berjalan dari 1 hingga 5 dengan menggunakan variabel J. Pertama, dengan nilai cetak berulang untuk program I dan J. Ada dua jika Anda menggunakan kondisi untuk menyesuaikan aliran program. Kondisi pertama memeriksa apakah J diperkirakan. Jika ya. Dalam hal ini, loop dalam akan dihentikan dengan perintah break, mencegah iterasi berikutnya dari nilai J yang dilakukan. Negara kedua memeriksa apakah saya memiliki dua nilai. Jika kondisi ini dipenuhi, nilai J tidak tercapai, tetapi loop internal juga akan dihentikan. Kondisinya adalah jika (j == 3) pertama kali ditulis, kondisi (i == 2) tidak dieksekusi untuk iterasi. Ini berarti bahwa versi program hanya mencetak nilai J maksimum hingga 3. Jika 2, hanya satu nilai J yang dicetak sebelum loop berhenti. 3.i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3
Devin Liandro Hafani
11-04-2025 at
Artikel ini membahas studi kasus menarik mengenai penggunaan kombinasi perulangan for dan seleksi bersarang (nested if) dalam bahasa C untuk mengontrol alur program menggunakan break. Tujuan implementasi ini adalah menunjukkan bagaimana kondisi tertentu dapat memengaruhi jalannya perulangan. Terdapat kesalahan teknis dalam kode, seperti #include yang belum lengkap (#include) dan penulisan karakter escape yang keliru (n seharusnya \n). Kesalahan ini harus diperbaiki agar program berjalan dengan benar.
Program menggunakan dua perulangan bersarang dengan variabel i dan j dari 1 hingga 5. Dalam perulangan terdalam, nilai i dan j dicetak, lalu dua kondisi diperiksa: jika j == 3 atau i == 2, maka perulangan j dihentikan dengan break. Hal ini memperlihatkan bagaimana logika bersarang dapat mengatur alur program secara fleksibel.
Keluaran program menunjukkan bahwa saat i == 2, hanya j = 1 yang dicetak sebelum perulangan berhenti. Ini menegaskan peran penting nested if dalam pengendalian alur program. Studi kasus ini membantu pembaca memahami penerapan logika bersarang dalam pemrograman secara lebih mendalam.
Nada Fitria Berliana
11-04-2025 at
Studi kasus yang diangkat dalam situs pakjhon.com sangat menarik karena menggabungkan dua konsep dasar pemrograman, yaitu nested if dan nested loop (perulangan bersarang). Studi ini bertujuan untuk menunjukkan bagaimana logika percabangan dapat diterapkan di dalam struktur perulangan — hal yang penting untuk dipahami karena sering muncul dalam problem solving di dunia nyata pemrograman. Program ini bertujuan mencetak pasangan nilai i dan j, namun terdapat kondisi tertentu yang membatasi eksekusinya melalui perintah break. Ketika j bernilai 3, perulangan dalam (loop j) akan dihentikan. Karena kondisi ini berada sebelum pengecekan i == 2, maka perulangan luar tidak akan pernah mencapai nilai i = 2. Alhasil, program hanya mencetak kombinasi nilai i = 1 dan j = 1, 2, 3. Ini menunjukkan bahwa urutan dan posisi break sangat memengaruhi hasil akhir program, terutama dalam struktur bersarang seperti ini.
Nada Fitria Berliana
11-04-2025 at
Studi kasus yang diangkat dalam situs pakjhon.com sangat menarik karena menggabungkan dua konsep dasar pemrograman, yaitu nested if dan nested loop (perulangan bersarang). Studi ini bertujuan untuk menunjukkan bagaimana logika percabangan dapat diterapkan di dalam struktur perulangan — hal yang penting untuk dipahami karena sering muncul dalam problem solving di dunia nyata pemrograman. Program ini bertujuan mencetak pasangan nilai i dan j, namun terdapat kondisi tertentu yang membatasi eksekusinya melalui perintah break. Ketika j bernilai 3, perulangan dalam (loop j) akan dihentikan. Karena kondisi ini berada sebelum pengecekan i == 2, maka perulangan luar tidak akan pernah mencapai nilai i = 2. Alhasil, program hanya mencetak kombinasi nilai i = 1 dan j = 1, 2, 3. Ini menunjukkan bahwa urutan dan posisi break sangat memengaruhi hasil akhir program, terutama dalam struktur bersarang seperti ini.
Nada Fitria Berliana
11-04-2025 at
Studi kasus yang diangkat dalam situs pakjhon.com sangat menarik karena menggabungkan dua konsep dasar pemrograman, yaitu nested if dan nested loop (perulangan bersarang). Studi ini bertujuan untuk menunjukkan bagaimana logika percabangan dapat diterapkan di dalam struktur perulangan — hal yang penting untuk dipahami karena sering muncul dalam problem solving di dunia nyata pemrograman. Program ini bertujuan mencetak pasangan nilai i dan j, namun terdapat kondisi tertentu yang membatasi eksekusinya melalui perintah break. Ketika j bernilai 3, perulangan dalam (loop j) akan dihentikan. Karena kondisi ini berada sebelum pengecekan i == 2, maka perulangan luar tidak akan pernah mencapai nilai i = 2. Alhasil, program hanya mencetak kombinasi nilai i = 1 dan j = 1, 2, 3. Ini menunjukkan bahwa urutan dan posisi break sangat memengaruhi hasil akhir program, terutama dalam struktur bersarang seperti ini.
Nada Fitria Berliana
11-04-2025 at
Studi kasus yang diangkat dalam situs pakjhon.com sangat menarik karena menggabungkan dua konsep dasar pemrograman, yaitu nested if dan nested loop (perulangan bersarang). Studi ini bertujuan untuk menunjukkan bagaimana logika percabangan dapat diterapkan di dalam struktur perulangan — hal yang penting untuk dipahami karena sering muncul dalam problem solving di dunia nyata pemrograman. Program ini bertujuan mencetak pasangan nilai i dan j, namun terdapat kondisi tertentu yang membatasi eksekusinya melalui perintah break. Ketika j bernilai 3, perulangan dalam (loop j) akan dihentikan. Karena kondisi ini berada sebelum pengecekan i == 2, maka perulangan luar tidak akan pernah mencapai nilai i = 2. Alhasil, program hanya mencetak kombinasi nilai i = 1 dan j = 1, 2, 3. Ini menunjukkan bahwa urutan dan posisi break sangat memengaruhi hasil akhir program, terutama dalam struktur bersarang seperti ini.
Nada Fitria Berliana
11-04-2025 at
Studi kasus yang diangkat dalam situs pakjhon.com sangat menarik karena menggabungkan dua konsep dasar pemrograman, yaitu nested if dan nested loop (perulangan bersarang). Studi ini bertujuan untuk menunjukkan bagaimana logika percabangan dapat diterapkan di dalam struktur perulangan — hal yang penting untuk dipahami karena sering muncul dalam problem solving di dunia nyata pemrograman. Program ini bertujuan mencetak pasangan nilai i dan j, namun terdapat kondisi tertentu yang membatasi eksekusinya melalui perintah break. Ketika j bernilai 3, perulangan dalam (loop j) akan dihentikan. Karena kondisi ini berada sebelum pengecekan i == 2, maka perulangan luar tidak akan pernah mencapai nilai i = 2. Alhasil, program hanya mencetak kombinasi nilai i = 1 dan j = 1, 2, 3. Ini menunjukkan bahwa urutan dan posisi break sangat memengaruhi hasil akhir program, terutama dalam struktur bersarang seperti ini.
Nada Fitria Berliana
11-04-2025 at
Studi kasus yang diangkat dalam situs pakjhon.com sangat menarik karena menggabungkan dua konsep dasar pemrograman, yaitu nested if dan nested loop (perulangan bersarang). Studi ini bertujuan untuk menunjukkan bagaimana logika percabangan dapat diterapkan di dalam struktur perulangan — hal yang penting untuk dipahami karena sering muncul dalam problem solving di dunia nyata pemrograman. Program ini bertujuan mencetak pasangan nilai i dan j, namun terdapat kondisi tertentu yang membatasi eksekusinya melalui perintah break. Ketika j bernilai 3, perulangan dalam (loop j) akan dihentikan. Karena kondisi ini berada sebelum pengecekan i == 2, maka perulangan luar tidak akan pernah mencapai nilai i = 2. Alhasil, program hanya mencetak kombinasi nilai i = 1 dan j = 1, 2, 3. Ini menunjukkan bahwa urutan dan posisi break sangat memengaruhi hasil akhir program, terutama dalam struktur bersarang seperti ini.
Ramadhani Putra Yuditama
11-04-2025 at
Artikel yang dibahas sangat menarik karena membahas tentang penggunaan nested if dalam bahasa pemrograman C. Tujuan dari pembahasan ini adalah untuk menunjukkan bagaimana kondisi tertentu yang bisa digunakan untuk mengontrol alur eksekusi program dengan menggunakan perintah break. Pada loop luar, iterasi dimulai dari i = 1 hingga i = 5 sementara pada loop dalam, iterasi berlangsung dari j = 1 hingga j=5.Di dalam loop j, terdapat dua kondisi yang memicu perintah break: jika j = 3 atau jika i = 2 Ketika kondisi j = 3 tercapai, loop j dihentikan, dan untuk i = 2 , perulangan j juga berhenti tanpa melanjutkan ke j = 4 atau j = 5 Dengan demikian, pada iterasi pertama (i = 1) nilai j yang tercetak adalah 1, 2, dan 3, diikuti dengan break ketika j mencapai 3. Pada iterasi kedua (i = 2) , hanya j = 1 yang dicetak karena perulangan dihentikan setelah kondisi i = 2 Iterasi berikutnya menunjukkan bagaimana nilai i dan j dicetak sesuai dengan kondisi yang ditentukan, dan perulangan dihentikan pada j = 3 atau i = 2 sesuai dengan aturan break yang diterapkan. Namun, terdapat beberapa kesalahan teknis dalam penulisan kode, seperti pernyataan #include yang tidak lengkap serta kesalahan dalam penggunaan karakter escape pada fungsi printf. Perbaikan kode ini diperlukan agar program dapat dijalankan dengan benar. Secara keseluruhan, program ini menggambarkan bagaimana penggunaan loop bersarang dan nested if dapat mengontrol alur eksekusi dengan lebih fleksibel dan kondisional. Hasil output yang dihasilkan mencerminkan cara kerja kedua kondisi break yang mengontrol jalannya perulangan, memberikan pemahaman lebih dalam mengenai logika pemrograman dalam struktur bersarang.
Ramadhani Putra Yuditama
11-04-2025 at
Artikel yang dibahas sangat menarik karena membahas tentang penggunaan nested if dalam bahasa pemrograman C. Tujuan dari pembahasan ini adalah untuk menunjukkan bagaimana kondisi tertentu yang bisa digunakan untuk mengontrol alur eksekusi program dengan menggunakan perintah break. Pada loop luar, iterasi dimulai dari i = 1 hingga i = 5 sementara pada loop dalam, iterasi berlangsung dari j = 1 hingga j=5.Di dalam loop j, terdapat dua kondisi yang memicu perintah break: jika j = 3 atau jika i = 2 Ketika kondisi j = 3 tercapai, loop j dihentikan, dan untuk i = 2 , perulangan j juga berhenti tanpa melanjutkan ke j = 4 atau j = 5 Dengan demikian, pada iterasi pertama (i = 1) nilai j yang tercetak adalah 1, 2, dan 3, diikuti dengan break ketika j mencapai 3. Pada iterasi kedua (i = 2) , hanya j = 1 yang dicetak karena perulangan dihentikan setelah kondisi i = 2 Iterasi berikutnya menunjukkan bagaimana nilai i dan j dicetak sesuai dengan kondisi yang ditentukan, dan perulangan dihentikan pada j = 3 atau i = 2 sesuai dengan aturan break yang diterapkan. Namun, terdapat beberapa kesalahan teknis dalam penulisan kode, seperti pernyataan #include yang tidak lengkap serta kesalahan dalam penggunaan karakter escape pada fungsi printf. Perbaikan kode ini diperlukan agar program dapat dijalankan dengan benar. Secara keseluruhan, program ini menggambarkan bagaimana penggunaan loop bersarang dan nested if dapat mengontrol alur eksekusi dengan lebih fleksibel dan kondisional. Hasil output yang dihasilkan mencerminkan cara kerja kedua kondisi break yang mengontrol jalannya perulangan, memberikan pemahaman lebih dalam mengenai logika pemrograman dalam struktur bersarang.
Khalif Farel Fauzan
11-04-2025 at
tudi kasus yang diangkat dalam artikel tersebut memberikan contoh yang baik tentang penggunaan struktur kontrol if bersarang (nested if) dalam bahasa pemrograman C. Dengan menggabungkan perulangan for dan kondisi if, artikel ini menunjukkan bagaimana alur program dapat dikendalikan berdasarkan kondisi tertentu. Namun, penggunaan dua pernyataan break secara berurutan dalam loop bersarang dapat membingungkan bagi pemula, karena dapat mempersulit pemahaman tentang alur eksekusi program.Program dimulai dengan dua loop for bersarang yang mengiterasi nilai i dan j dari 1 hingga 5. Di dalam loop terdalam, program mencetak nilai i dan j. Kemudian, terdapat dua kondisi if: pertama, jika j == 3, maka break akan menghentikan loop j; kedua, jika i == 2, maka break akan menghentikan loop j juga. Namun, karena if (j == 3) ditempatkan sebelum if (i == 2), kondisi j == 3 akan dievaluasi terlebih dahulu, dan jika benar, akan menghentikan loop j sebelum kondisi i == 2 dievaluasi.Program akan mencetak pasangan nilai i dan j hingga kondisi j == 3 terpenuhi, setelah itu loop j akan dihentikan. Karena kondisi i == 2 tidak pernah dievaluasi akibat break pada kondisi j == 3, program akan mencetak:i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 2, j: 2 i: 2, j: 3 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Hal ini menunjukkan bahwa loop j selalu berhenti ketika j == 3, dan kondisi i == 2 tidak mempengaruhi alur eksekusi program. Secara keseluruhan, artikel tersebut memberikan ilustrasi yang baik tentang penggunaan if bersarang dalam bahasa C, namun dapat ditingkatkan dengan penjelasan lebih lanjut tentang interaksi antara kondisi if dan pernyataan break dalam loop bersarang.
Khalif Farel Fauzan
11-04-2025 at
tudi kasus yang diangkat dalam artikel tersebut memberikan contoh yang baik tentang penggunaan struktur kontrol if bersarang (nested if) dalam bahasa pemrograman C. Dengan menggabungkan perulangan for dan kondisi if, artikel ini menunjukkan bagaimana alur program dapat dikendalikan berdasarkan kondisi tertentu. Namun, penggunaan dua pernyataan break secara berurutan dalam loop bersarang dapat membingungkan bagi pemula, karena dapat mempersulit pemahaman tentang alur eksekusi program.Program dimulai dengan dua loop for bersarang yang mengiterasi nilai i dan j dari 1 hingga 5. Di dalam loop terdalam, program mencetak nilai i dan j. Kemudian, terdapat dua kondisi if: pertama, jika j == 3, maka break akan menghentikan loop j; kedua, jika i == 2, maka break akan menghentikan loop j juga. Namun, karena if (j == 3) ditempatkan sebelum if (i == 2), kondisi j == 3 akan dievaluasi terlebih dahulu, dan jika benar, akan menghentikan loop j sebelum kondisi i == 2 dievaluasi.Program akan mencetak pasangan nilai i dan j hingga kondisi j == 3 terpenuhi, setelah itu loop j akan dihentikan. Karena kondisi i == 2 tidak pernah dievaluasi akibat break pada kondisi j == 3, program akan mencetak:i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 2, j: 2 i: 2, j: 3 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Hal ini menunjukkan bahwa loop j selalu berhenti ketika j == 3, dan kondisi i == 2 tidak mempengaruhi alur eksekusi program. Secara keseluruhan, artikel tersebut memberikan ilustrasi yang baik tentang penggunaan if bersarang dalam bahasa C, namun dapat ditingkatkan dengan penjelasan lebih lanjut tentang interaksi antara kondisi if dan pernyataan break dalam loop bersarang.
Khalif Farel Fauzan
11-04-2025 at
tudi kasus yang diangkat dalam artikel tersebut memberikan contoh yang baik tentang penggunaan struktur kontrol if bersarang (nested if) dalam bahasa pemrograman C. Dengan menggabungkan perulangan for dan kondisi if, artikel ini menunjukkan bagaimana alur program dapat dikendalikan berdasarkan kondisi tertentu. Namun, penggunaan dua pernyataan break secara berurutan dalam loop bersarang dapat membingungkan bagi pemula, karena dapat mempersulit pemahaman tentang alur eksekusi program.Program dimulai dengan dua loop for bersarang yang mengiterasi nilai i dan j dari 1 hingga 5. Di dalam loop terdalam, program mencetak nilai i dan j. Kemudian, terdapat dua kondisi if: pertama, jika j == 3, maka break akan menghentikan loop j; kedua, jika i == 2, maka break akan menghentikan loop j juga. Namun, karena if (j == 3) ditempatkan sebelum if (i == 2), kondisi j == 3 akan dievaluasi terlebih dahulu, dan jika benar, akan menghentikan loop j sebelum kondisi i == 2 dievaluasi.Program akan mencetak pasangan nilai i dan j hingga kondisi j == 3 terpenuhi, setelah itu loop j akan dihentikan. Karena kondisi i == 2 tidak pernah dievaluasi akibat break pada kondisi j == 3, program akan mencetak:i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 2, j: 2 i: 2, j: 3 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Hal ini menunjukkan bahwa loop j selalu berhenti ketika j == 3, dan kondisi i == 2 tidak mempengaruhi alur eksekusi program. Secara keseluruhan, artikel tersebut memberikan ilustrasi yang baik tentang penggunaan if bersarang dalam bahasa C, namun dapat ditingkatkan dengan penjelasan lebih lanjut tentang interaksi antara kondisi if dan pernyataan break dalam loop bersarang.
Khalif Farel Fauzan
11-04-2025 at
tudi kasus yang diangkat dalam artikel tersebut memberikan contoh yang baik tentang penggunaan struktur kontrol if bersarang (nested if) dalam bahasa pemrograman C. Dengan menggabungkan perulangan for dan kondisi if, artikel ini menunjukkan bagaimana alur program dapat dikendalikan berdasarkan kondisi tertentu. Namun, penggunaan dua pernyataan break secara berurutan dalam loop bersarang dapat membingungkan bagi pemula, karena dapat mempersulit pemahaman tentang alur eksekusi program.Program dimulai dengan dua loop for bersarang yang mengiterasi nilai i dan j dari 1 hingga 5. Di dalam loop terdalam, program mencetak nilai i dan j. Kemudian, terdapat dua kondisi if: pertama, jika j == 3, maka break akan menghentikan loop j; kedua, jika i == 2, maka break akan menghentikan loop j juga. Namun, karena if (j == 3) ditempatkan sebelum if (i == 2), kondisi j == 3 akan dievaluasi terlebih dahulu, dan jika benar, akan menghentikan loop j sebelum kondisi i == 2 dievaluasi.Program akan mencetak pasangan nilai i dan j hingga kondisi j == 3 terpenuhi, setelah itu loop j akan dihentikan. Karena kondisi i == 2 tidak pernah dievaluasi akibat break pada kondisi j == 3, program akan mencetak:i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 2, j: 2 i: 2, j: 3 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Hal ini menunjukkan bahwa loop j selalu berhenti ketika j == 3, dan kondisi i == 2 tidak mempengaruhi alur eksekusi program. Secara keseluruhan, artikel tersebut memberikan ilustrasi yang baik tentang penggunaan if bersarang dalam bahasa C, namun dapat ditingkatkan dengan penjelasan lebih lanjut tentang interaksi antara kondisi if dan pernyataan break dalam loop bersarang.
Malique Nansen Wicaksono
11-04-2025 at
Studi kasus yang diulas dalam artikel tersebut cukup menarik karena menggambarkan penerapan kombinasi antara perulangan `for` dan seleksi bersarang (nested if) dalam bahasa pemrograman C. Tujuan dari implementasi ini adalah untuk memperlihatkan bagaimana kondisi tertentu dapat digunakan untuk mengendalikan alur eksekusi program dengan memanfaatkan perintah `break`. Meskipun demikian, terdapat beberapa kesalahan teknis dalam penulisan kode, seperti penggunaan direktif `#include` yang belum lengkap (seharusnya ditulis `#include`) serta kesalahan pada karakter escape di fungsi `printf`, yang semestinya menggunakan `\n` dan bukan hanya `n`. Kesalahan-kesalahan tersebut perlu diperbaiki agar program dapat dikompilasi dan dijalankan sebagaimana mestinya. Secara garis besar, program menjalankan dua perulangan bersarang, di mana variabel `i` dan `j` masing-masing bernilai dari 1 hingga 5. Di dalam perulangan terdalam, program mencetak nilai `i` dan `j`, kemudian mengevaluasi dua kondisi: jika `j == 3`, maka perulangan `j` dihentikan dengan `break`, dan jika `i == 2`, maka perulangan `j` langsung dihentikan meskipun `j` belum mencapai 3. Hal ini menunjukkan bagaimana seleksi bersarang dapat digunakan untuk mengatur jalannya program secara fleksibel berdasarkan kondisi tertentu. Output program menunjukkan hasil sebagai berikut: i: 1, j: 1; i: 1, j: 2; i: 1, j: 3; i: 2, j: 1; i: 3, j: 1; i: 3, j: 2; i: 3, j: 3; i: 4, j: 1; i: 4, j: 2; i: 4, j: 3; i: 5, j: 1; i: 5, j: 2; i: 5, j: 3. Dari hasil ini terlihat bahwa saat `i` bernilai 2, hanya satu nilai `j` yang ditampilkan sebelum perulangan berhenti. Ini semakin memperjelas bagaimana struktur nested if dapat mempengaruhi jalannya perulangan berdasarkan kondisi tertentu. Melalui studi kasus ini, pembaca dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang logika pemrograman, khususnya dalam pemanfaatan seleksi bersarang untuk membangun program yang lebih kompleks.
Abraham Angello Patrizio Pangaribuan
11-04-2025 at
Studi kasus yang dibahas dalam artikel ini cukup menarik karena menunjukkan penerapan kombinasi antara perulangan for dan seleksi bersarang atau nested if dalam bahasa pemrograman C. Tujuan dari implementasi ini adalah untuk memperlihatkan bagaimana kondisi tertentu dapat digunakan untuk mengendalikan alur eksekusi program melalui perintah break. Meskipun demikian, terdapat beberapa kesalahan teknis dalam penulisan kode, seperti pernyataan #include yang tidak lengkap (seharusnya #include) serta kekeliruan dalam penggunaan karakter escape pada fungsi printf, yang semestinya \n dan bukan n. Kesalahan-kesalahan ini perlu diperbaiki agar program dapat dikompilasi dan dijalankan dengan benar.
Secara proses, program ini menjalankan dua buah perulangan bersarang, di mana variabel i dan j masing-masing berjalan dari 1 hingga 5. Pada perulangan terdalam, program mencetak nilai i dan j, lalu memeriksa dua kondisi: jika j == 3, maka perulangan j akan dihentikan menggunakan break, dan jika i == 2, perulangan j juga akan langsung dihentikan tanpa menunggu hingga j == 3. Ini menunjukkan bagaimana penggunaan nested if dapat mengatur alur program secara fleksibel berdasarkan kondisi yang lebih kompleks.
Adapun keluaran dari program ini adalah sebagai berikut:
i: 1, j: 1
i: 1, j: 2
i: 1, j: 3
i: 2, j: 1
i: 3, j: 1
i: 3, j: 2
i: 3, j: 3
i: 4, j: 1
i: 4, j: 2
i: 4, j: 3
i: 5, j: 1
i: 5, j: 2
i: 5, j: 3
Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa ketika i bernilai 2, hanya j = 1 yang dicetak sebelum perulangan dihentikan. Hal ini semakin menegaskan bagaimana struktur nested if dapat memengaruhi jalannya perulangan berdasarkan kondisi tertentu. Melalui studi kasus ini, pembaca dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam mengenai logika pemrograman, khususnya dalam penerapan seleksi bersarang pada pengembangan program yang lebih kompleks.
Abraham Angello Patrizio Pangaribuan
11-04-2025 at
Studi kasus yang dibahas dalam artikel ini cukup menarik karena menunjukkan penerapan kombinasi antara perulangan for dan seleksi bersarang atau nested if dalam bahasa pemrograman C. Tujuan dari implementasi ini adalah untuk memperlihatkan bagaimana kondisi tertentu dapat digunakan untuk mengendalikan alur eksekusi program melalui perintah break. Meskipun demikian, terdapat beberapa kesalahan teknis dalam penulisan kode, seperti pernyataan #include yang tidak lengkap (seharusnya #include) serta kekeliruan dalam penggunaan karakter escape pada fungsi printf, yang semestinya \n dan bukan n. Kesalahan-kesalahan ini perlu diperbaiki agar program dapat dikompilasi dan dijalankan dengan benar.
Secara proses, program ini menjalankan dua buah perulangan bersarang, di mana variabel i dan j masing-masing berjalan dari 1 hingga 5. Pada perulangan terdalam, program mencetak nilai i dan j, lalu memeriksa dua kondisi: jika j == 3, maka perulangan j akan dihentikan menggunakan break, dan jika i == 2, perulangan j juga akan langsung dihentikan tanpa menunggu hingga j == 3. Ini menunjukkan bagaimana penggunaan nested if dapat mengatur alur program secara fleksibel berdasarkan kondisi yang lebih kompleks.
Adapun keluaran dari program ini adalah sebagai berikut:
i: 1, j: 1
i: 1, j: 2
i: 1, j: 3
i: 2, j: 1
i: 3, j: 1
i: 3, j: 2
i: 3, j: 3
i: 4, j: 1
i: 4, j: 2
i: 4, j: 3
i: 5, j: 1
i: 5, j: 2
i: 5, j: 3
Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa ketika i bernilai 2, hanya j = 1 yang dicetak sebelum perulangan dihentikan. Hal ini semakin menegaskan bagaimana struktur nested if dapat memengaruhi jalannya perulangan berdasarkan kondisi tertentu. Melalui studi kasus ini, pembaca dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam mengenai logika pemrograman, khususnya dalam penerapan seleksi bersarang pada pengembangan program yang lebih kompleks.
Abraham Angello Patrizio Pangaribuan
11-04-2025 at
Studi kasus yang dibahas dalam artikel ini cukup menarik karena menunjukkan penerapan kombinasi antara perulangan for dan seleksi bersarang atau nested if dalam bahasa pemrograman C. Tujuan dari implementasi ini adalah untuk memperlihatkan bagaimana kondisi tertentu dapat digunakan untuk mengendalikan alur eksekusi program melalui perintah break. Meskipun demikian, terdapat beberapa kesalahan teknis dalam penulisan kode, seperti pernyataan #include yang tidak lengkap (seharusnya #include) serta kekeliruan dalam penggunaan karakter escape pada fungsi printf, yang semestinya \n dan bukan n. Kesalahan-kesalahan ini perlu diperbaiki agar program dapat dikompilasi dan dijalankan dengan benar.
Secara proses, program ini menjalankan dua buah perulangan bersarang, di mana variabel i dan j masing-masing berjalan dari 1 hingga 5. Pada perulangan terdalam, program mencetak nilai i dan j, lalu memeriksa dua kondisi: jika j == 3, maka perulangan j akan dihentikan menggunakan break, dan jika i == 2, perulangan j juga akan langsung dihentikan tanpa menunggu hingga j == 3. Ini menunjukkan bagaimana penggunaan nested if dapat mengatur alur program secara fleksibel berdasarkan kondisi yang lebih kompleks.
Adapun keluaran dari program ini adalah sebagai berikut:
i: 1, j: 1
i: 1, j: 2
i: 1, j: 3
i: 2, j: 1
i: 3, j: 1
i: 3, j: 2
i: 3, j: 3
i: 4, j: 1
i: 4, j: 2
i: 4, j: 3
i: 5, j: 1
i: 5, j: 2
i: 5, j: 3
Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa ketika i bernilai 2, hanya j = 1 yang dicetak sebelum perulangan dihentikan. Hal ini semakin menegaskan bagaimana struktur nested if dapat memengaruhi jalannya perulangan berdasarkan kondisi tertentu. Melalui studi kasus ini, pembaca dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam mengenai logika pemrograman, khususnya dalam penerapan seleksi bersarang pada pengembangan program yang lebih kompleks.
Abraham Angello Patrizio Pangaribuan
11-04-2025 at
Studi kasus yang dibahas dalam artikel ini cukup menarik karena menunjukkan penerapan kombinasi antara perulangan for dan seleksi bersarang atau nested if dalam bahasa pemrograman C. Tujuan dari implementasi ini adalah untuk memperlihatkan bagaimana kondisi tertentu dapat digunakan untuk mengendalikan alur eksekusi program melalui perintah break. Meskipun demikian, terdapat beberapa kesalahan teknis dalam penulisan kode, seperti pernyataan #include yang tidak lengkap (seharusnya #include) serta kekeliruan dalam penggunaan karakter escape pada fungsi printf, yang semestinya \n dan bukan n. Kesalahan-kesalahan ini perlu diperbaiki agar program dapat dikompilasi dan dijalankan dengan benar.
Secara proses, program ini menjalankan dua buah perulangan bersarang, di mana variabel i dan j masing-masing berjalan dari 1 hingga 5. Pada perulangan terdalam, program mencetak nilai i dan j, lalu memeriksa dua kondisi: jika j == 3, maka perulangan j akan dihentikan menggunakan break, dan jika i == 2, perulangan j juga akan langsung dihentikan tanpa menunggu hingga j == 3. Ini menunjukkan bagaimana penggunaan nested if dapat mengatur alur program secara fleksibel berdasarkan kondisi yang lebih kompleks.
Adapun keluaran dari program ini adalah sebagai berikut:
i: 1, j: 1
i: 1, j: 2
i: 1, j: 3
i: 2, j: 1
i: 3, j: 1
i: 3, j: 2
i: 3, j: 3
i: 4, j: 1
i: 4, j: 2
i: 4, j: 3
i: 5, j: 1
i: 5, j: 2
i: 5, j: 3
Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa ketika i bernilai 2, hanya j = 1 yang dicetak sebelum perulangan dihentikan. Hal ini semakin menegaskan bagaimana struktur nested if dapat memengaruhi jalannya perulangan berdasarkan kondisi tertentu. Melalui studi kasus ini, pembaca dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam mengenai logika pemrograman, khususnya dalam penerapan seleksi bersarang pada pengembangan program yang lebih kompleks.
Abraham Angello Patrizio Pangaribuan
11-04-2025 at
Studi kasus yang dibahas dalam artikel ini cukup menarik karena menunjukkan penerapan kombinasi antara perulangan for dan seleksi bersarang atau nested if dalam bahasa pemrograman C. Tujuan dari implementasi ini adalah untuk memperlihatkan bagaimana kondisi tertentu dapat digunakan untuk mengendalikan alur eksekusi program melalui perintah break. Meskipun demikian, terdapat beberapa kesalahan teknis dalam penulisan kode, seperti pernyataan #include yang tidak lengkap (seharusnya #include) serta kekeliruan dalam penggunaan karakter escape pada fungsi printf, yang semestinya \n dan bukan n. Kesalahan-kesalahan ini perlu diperbaiki agar program dapat dikompilasi dan dijalankan dengan benar.
Secara proses, program ini menjalankan dua buah perulangan bersarang, di mana variabel i dan j masing-masing berjalan dari 1 hingga 5. Pada perulangan terdalam, program mencetak nilai i dan j, lalu memeriksa dua kondisi: jika j == 3, maka perulangan j akan dihentikan menggunakan break, dan jika i == 2, perulangan j juga akan langsung dihentikan tanpa menunggu hingga j == 3. Ini menunjukkan bagaimana penggunaan nested if dapat mengatur alur program secara fleksibel berdasarkan kondisi yang lebih kompleks.
Adapun keluaran dari program ini adalah sebagai berikut:
i: 1, j: 1
i: 1, j: 2
i: 1, j: 3
i: 2, j: 1
i: 3, j: 1
i: 3, j: 2
i: 3, j: 3
i: 4, j: 1
i: 4, j: 2
i: 4, j: 3
i: 5, j: 1
i: 5, j: 2
i: 5, j: 3
Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa ketika i bernilai 2, hanya j = 1 yang dicetak sebelum perulangan dihentikan. Hal ini semakin menegaskan bagaimana struktur nested if dapat memengaruhi jalannya perulangan berdasarkan kondisi tertentu. Melalui studi kasus ini, pembaca dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam mengenai logika pemrograman, khususnya dalam penerapan seleksi bersarang pada pengembangan program yang lebih kompleks.
Abraham Angello Patrizio Pangaribuan
11-04-2025 at
Studi kasus yang dibahas dalam artikel ini cukup menarik karena menunjukkan penerapan kombinasi antara perulangan for dan seleksi bersarang atau nested if dalam bahasa pemrograman C. Tujuan dari implementasi ini adalah untuk memperlihatkan bagaimana kondisi tertentu dapat digunakan untuk mengendalikan alur eksekusi program melalui perintah break. Meskipun demikian, terdapat beberapa kesalahan teknis dalam penulisan kode, seperti pernyataan #include yang tidak lengkap (seharusnya #include) serta kekeliruan dalam penggunaan karakter escape pada fungsi printf, yang semestinya \n dan bukan n. Kesalahan-kesalahan ini perlu diperbaiki agar program dapat dikompilasi dan dijalankan dengan benar.
Secara proses, program ini menjalankan dua buah perulangan bersarang, di mana variabel i dan j masing-masing berjalan dari 1 hingga 5. Pada perulangan terdalam, program mencetak nilai i dan j, lalu memeriksa dua kondisi: jika j == 3, maka perulangan j akan dihentikan menggunakan break, dan jika i == 2, perulangan j juga akan langsung dihentikan tanpa menunggu hingga j == 3. Ini menunjukkan bagaimana penggunaan nested if dapat mengatur alur program secara fleksibel berdasarkan kondisi yang lebih kompleks.
Adapun keluaran dari program ini adalah sebagai berikut:
i: 1, j: 1
i: 1, j: 2
i: 1, j: 3
i: 2, j: 1
i: 3, j: 1
i: 3, j: 2
i: 3, j: 3
i: 4, j: 1
i: 4, j: 2
i: 4, j: 3
i: 5, j: 1
i: 5, j: 2
i: 5, j: 3
Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa ketika i bernilai 2, hanya j = 1 yang dicetak sebelum perulangan dihentikan. Hal ini semakin menegaskan bagaimana struktur nested if dapat memengaruhi jalannya perulangan berdasarkan kondisi tertentu. Melalui studi kasus ini, pembaca dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam mengenai logika pemrograman, khususnya dalam penerapan seleksi bersarang pada pengembangan program yang lebih kompleks.
Abraham Angello Patrizio Pangaribuan
11-04-2025 at
Studi kasus yang dibahas dalam artikel ini cukup menarik karena menunjukkan penerapan kombinasi antara perulangan for dan seleksi bersarang atau nested if dalam bahasa pemrograman C. Tujuan dari implementasi ini adalah untuk memperlihatkan bagaimana kondisi tertentu dapat digunakan untuk mengendalikan alur eksekusi program melalui perintah break. Meskipun demikian, terdapat beberapa kesalahan teknis dalam penulisan kode, seperti pernyataan #include yang tidak lengkap (seharusnya #include) serta kekeliruan dalam penggunaan karakter escape pada fungsi printf, yang semestinya \n dan bukan n. Kesalahan-kesalahan ini perlu diperbaiki agar program dapat dikompilasi dan dijalankan dengan benar.
Secara proses, program ini menjalankan dua buah perulangan bersarang, di mana variabel i dan j masing-masing berjalan dari 1 hingga 5. Pada perulangan terdalam, program mencetak nilai i dan j, lalu memeriksa dua kondisi: jika j == 3, maka perulangan j akan dihentikan menggunakan break, dan jika i == 2, perulangan j juga akan langsung dihentikan tanpa menunggu hingga j == 3. Ini menunjukkan bagaimana penggunaan nested if dapat mengatur alur program secara fleksibel berdasarkan kondisi yang lebih kompleks.
Adapun keluaran dari program ini adalah sebagai berikut:
i: 1, j: 1
i: 1, j: 2
i: 1, j: 3
i: 2, j: 1
i: 3, j: 1
i: 3, j: 2
i: 3, j: 3
i: 4, j: 1
i: 4, j: 2
i: 4, j: 3
i: 5, j: 1
i: 5, j: 2
i: 5, j: 3
Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa ketika i bernilai 2, hanya j = 1 yang dicetak sebelum perulangan dihentikan. Hal ini semakin menegaskan bagaimana struktur nested if dapat memengaruhi jalannya perulangan berdasarkan kondisi tertentu. Melalui studi kasus ini, pembaca dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam mengenai logika pemrograman, khususnya dalam penerapan seleksi bersarang pada pengembangan program yang lebih kompleks.
Malique Nansen Wicaksono
11-04-2025 at
Studi kasus yang diulas dalam artikel tersebut cukup menarik karena menggambarkan penerapan kombinasi antara perulangan `for` dan seleksi bersarang (nested if) dalam bahasa pemrograman C. Tujuan dari implementasi ini adalah untuk memperlihatkan bagaimana kondisi tertentu dapat digunakan untuk mengendalikan alur eksekusi program dengan memanfaatkan perintah `break`. Meskipun demikian, terdapat beberapa kesalahan teknis dalam penulisan kode, seperti penggunaan direktif `#include` yang belum lengkap (seharusnya ditulis `#include`) serta kesalahan pada karakter escape di fungsi `printf`, yang semestinya menggunakan `\n` dan bukan hanya `n`. Kesalahan-kesalahan tersebut perlu diperbaiki agar program dapat dikompilasi dan dijalankan sebagaimana mestinya. Secara garis besar, program menjalankan dua perulangan bersarang, di mana variabel `i` dan `j` masing-masing bernilai dari 1 hingga 5. Di dalam perulangan terdalam, program mencetak nilai `i` dan `j`, kemudian mengevaluasi dua kondisi: jika `j == 3`, maka perulangan `j` dihentikan dengan `break`, dan jika `i == 2`, maka perulangan `j` langsung dihentikan meskipun `j` belum mencapai 3. Hal ini menunjukkan bagaimana seleksi bersarang dapat digunakan untuk mengatur jalannya program secara fleksibel berdasarkan kondisi tertentu. Output program menunjukkan hasil sebagai berikut: i: 1, j: 1; i: 1, j: 2; i: 1, j: 3; i: 2, j: 1; i: 3, j: 1; i: 3, j: 2; i: 3, j: 3; i: 4, j: 1; i: 4, j: 2; i: 4, j: 3; i: 5, j: 1; i: 5, j: 2; i: 5, j: 3. Dari hasil ini terlihat bahwa saat `i` bernilai 2, hanya satu nilai `j` yang ditampilkan sebelum perulangan berhenti. Ini semakin memperjelas bagaimana struktur nested if dapat mempengaruhi jalannya perulangan berdasarkan kondisi tertentu. Melalui studi kasus ini, pembaca dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang logika pemrograman, khususnya dalam pemanfaatan seleksi bersarang untuk membangun program yang lebih kompleks.
Malique Nansen Wicaksono
11-04-2025 at
Studi kasus yang diulas dalam artikel tersebut cukup menarik karena menggambarkan penerapan kombinasi antara perulangan `for` dan seleksi bersarang (nested if) dalam bahasa pemrograman C. Tujuan dari implementasi ini adalah untuk memperlihatkan bagaimana kondisi tertentu dapat digunakan untuk mengendalikan alur eksekusi program dengan memanfaatkan perintah `break`. Meskipun demikian, terdapat beberapa kesalahan teknis dalam penulisan kode, seperti penggunaan direktif `#include` yang belum lengkap (seharusnya ditulis `#include`) serta kesalahan pada karakter escape di fungsi `printf`, yang semestinya menggunakan `\n` dan bukan hanya `n`. Kesalahan-kesalahan tersebut perlu diperbaiki agar program dapat dikompilasi dan dijalankan sebagaimana mestinya. Secara garis besar, program menjalankan dua perulangan bersarang, di mana variabel `i` dan `j` masing-masing bernilai dari 1 hingga 5. Di dalam perulangan terdalam, program mencetak nilai `i` dan `j`, kemudian mengevaluasi dua kondisi: jika `j == 3`, maka perulangan `j` dihentikan dengan `break`, dan jika `i == 2`, maka perulangan `j` langsung dihentikan meskipun `j` belum mencapai 3. Hal ini menunjukkan bagaimana seleksi bersarang dapat digunakan untuk mengatur jalannya program secara fleksibel berdasarkan kondisi tertentu. Output program menunjukkan hasil sebagai berikut: i: 1, j: 1; i: 1, j: 2; i: 1, j: 3; i: 2, j: 1; i: 3, j: 1; i: 3, j: 2; i: 3, j: 3; i: 4, j: 1; i: 4, j: 2; i: 4, j: 3; i: 5, j: 1; i: 5, j: 2; i: 5, j: 3. Dari hasil ini terlihat bahwa saat `i` bernilai 2, hanya satu nilai `j` yang ditampilkan sebelum perulangan berhenti. Ini semakin memperjelas bagaimana struktur nested if dapat mempengaruhi jalannya perulangan berdasarkan kondisi tertentu. Melalui studi kasus ini, pembaca dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang logika pemrograman, khususnya dalam pemanfaatan seleksi bersarang untuk membangun program yang lebih kompleks.
Abraham Angello Patrizio Pangaribuan
11-04-2025 at
Studi kasus yang dibahas dalam artikel ini cukup menarik karena menunjukkan penerapan kombinasi antara perulangan for dan seleksi bersarang atau nested if dalam bahasa pemrograman C. Tujuan dari implementasi ini adalah untuk memperlihatkan bagaimana kondisi tertentu dapat digunakan untuk mengendalikan alur eksekusi program melalui perintah break. Meskipun demikian, terdapat beberapa kesalahan teknis dalam penulisan kode, seperti pernyataan #include yang tidak lengkap (seharusnya #include) serta kekeliruan dalam penggunaan karakter escape pada fungsi printf, yang semestinya \n dan bukan n. Kesalahan-kesalahan ini perlu diperbaiki agar program dapat dikompilasi dan dijalankan dengan benar.
Secara proses, program ini menjalankan dua buah perulangan bersarang, di mana variabel i dan j masing-masing berjalan dari 1 hingga 5. Pada perulangan terdalam, program mencetak nilai i dan j, lalu memeriksa dua kondisi: jika j == 3, maka perulangan j akan dihentikan menggunakan break, dan jika i == 2, perulangan j juga akan langsung dihentikan tanpa menunggu hingga j == 3. Ini menunjukkan bagaimana penggunaan nested if dapat mengatur alur program secara fleksibel berdasarkan kondisi yang lebih kompleks.
Adapun keluaran dari program ini adalah sebagai berikut:
i: 1, j: 1
i: 1, j: 2
i: 1, j: 3
i: 2, j: 1
i: 3, j: 1
i: 3, j: 2
i: 3, j: 3
i: 4, j: 1
i: 4, j: 2
i: 4, j: 3
i: 5, j: 1
i: 5, j: 2
i: 5, j: 3
Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa ketika i bernilai 2, hanya j = 1 yang dicetak sebelum perulangan dihentikan. Hal ini semakin menegaskan bagaimana struktur nested if dapat memengaruhi jalannya perulangan berdasarkan kondisi tertentu. Melalui studi kasus ini, pembaca dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam mengenai logika pemrograman, khususnya dalam penerapan seleksi bersarang pada pengembangan program yang lebih kompleks.
Abraham Angello Patrizio Pangaribuan
11-04-2025 at
Studi kasus yang dibahas dalam artikel ini cukup menarik karena menunjukkan penerapan kombinasi antara perulangan for dan seleksi bersarang atau nested if dalam bahasa pemrograman C. Tujuan dari implementasi ini adalah untuk memperlihatkan bagaimana kondisi tertentu dapat digunakan untuk mengendalikan alur eksekusi program melalui perintah break. Meskipun demikian, terdapat beberapa kesalahan teknis dalam penulisan kode, seperti pernyataan #include yang tidak lengkap (seharusnya #include) serta kekeliruan dalam penggunaan karakter escape pada fungsi printf, yang semestinya \n dan bukan n. Kesalahan-kesalahan ini perlu diperbaiki agar program dapat dikompilasi dan dijalankan dengan benar.
Secara proses, program ini menjalankan dua buah perulangan bersarang, di mana variabel i dan j masing-masing berjalan dari 1 hingga 5. Pada perulangan terdalam, program mencetak nilai i dan j, lalu memeriksa dua kondisi: jika j == 3, maka perulangan j akan dihentikan menggunakan break, dan jika i == 2, perulangan j juga akan langsung dihentikan tanpa menunggu hingga j == 3. Ini menunjukkan bagaimana penggunaan nested if dapat mengatur alur program secara fleksibel berdasarkan kondisi yang lebih kompleks.
Adapun keluaran dari program ini adalah sebagai berikut:
i: 1, j: 1
i: 1, j: 2
i: 1, j: 3
i: 2, j: 1
i: 3, j: 1
i: 3, j: 2
i: 3, j: 3
i: 4, j: 1
i: 4, j: 2
i: 4, j: 3
i: 5, j: 1
i: 5, j: 2
i: 5, j: 3
Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa ketika i bernilai 2, hanya j = 1 yang dicetak sebelum perulangan dihentikan. Hal ini semakin menegaskan bagaimana struktur nested if dapat memengaruhi jalannya perulangan berdasarkan kondisi tertentu. Melalui studi kasus ini, pembaca dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam mengenai logika pemrograman, khususnya dalam penerapan seleksi bersarang pada pengembangan program yang lebih kompleks.
Abraham Angello Patrizio Pangaribuan
11-04-2025 at
Studi kasus yang dibahas dalam artikel ini cukup menarik karena menunjukkan penerapan kombinasi antara perulangan for dan seleksi bersarang atau nested if dalam bahasa pemrograman C. Tujuan dari implementasi ini adalah untuk memperlihatkan bagaimana kondisi tertentu dapat digunakan untuk mengendalikan alur eksekusi program melalui perintah break. Meskipun demikian, terdapat beberapa kesalahan teknis dalam penulisan kode, seperti pernyataan #include yang tidak lengkap (seharusnya #include) serta kekeliruan dalam penggunaan karakter escape pada fungsi printf, yang semestinya \n dan bukan n. Kesalahan-kesalahan ini perlu diperbaiki agar program dapat dikompilasi dan dijalankan dengan benar.
Secara proses, program ini menjalankan dua buah perulangan bersarang, di mana variabel i dan j masing-masing berjalan dari 1 hingga 5. Pada perulangan terdalam, program mencetak nilai i dan j, lalu memeriksa dua kondisi: jika j == 3, maka perulangan j akan dihentikan menggunakan break, dan jika i == 2, perulangan j juga akan langsung dihentikan tanpa menunggu hingga j == 3. Ini menunjukkan bagaimana penggunaan nested if dapat mengatur alur program secara fleksibel berdasarkan kondisi yang lebih kompleks.
Adapun keluaran dari program ini adalah sebagai berikut:
i: 1, j: 1
i: 1, j: 2
i: 1, j: 3
i: 2, j: 1
i: 3, j: 1
i: 3, j: 2
i: 3, j: 3
i: 4, j: 1
i: 4, j: 2
i: 4, j: 3
i: 5, j: 1
i: 5, j: 2
i: 5, j: 3
Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa ketika i bernilai 2, hanya j = 1 yang dicetak sebelum perulangan dihentikan. Hal ini semakin menegaskan bagaimana struktur nested if dapat memengaruhi jalannya perulangan berdasarkan kondisi tertentu. Melalui studi kasus ini, pembaca dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam mengenai logika pemrograman, khususnya dalam penerapan seleksi bersarang pada pengembangan program yang lebih kompleks.
Arfandi Putra Ramadhan
11-04-2025 at
Studi kasus yang diangkat dalam artikel tersebut memberikan contoh yang baik tentang penggunaan struktur kontrol nested if dalam bahasa pemrograman C. Dengan menggabungkan perulangan for dan kondisi if, artikel ini telah menunjukkan tentang bagaimana alur program dapat dikendalikan berdasarkan kondisi tertentu. Namun, penggunaan dua pernyataan break secara berurutan dalam loop bersarang dapat membingungkan bagi pemula, karena dapat mempersulit pemahaman tentang alur pengeksekusian program. Program dimulai dengan dua loop for bersarang yang mengiterasi nilai i dan j dari 1 hingga 5. Di dalam loop terdalam, program mencetak nilai i dan j. Kemudian, terdapat dua kondisi if: pertama, jika j == 3, maka break akan menghentikan loop j; kedua, jika i == 2, maka break akan menghentikan loop j juga. Namun, karena if (j == 3) ditempatkan sebelum if (i == 2), kondisi j == 3 akan dievaluasi terlebih dahulu, dan jika benar, akan menghentikan loop j sebelum kondisi i == 2 dievaluasi.Program akan mencetak pasangan nilai i dan j hingga kondisi j == 3 terpenuhi, setelah itu loop j akan dihentikan. Karena kondisi i == 2 tidak pernah dievaluasi akibat break pada kondisi j == 3, program akan mencetak:i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 2, j: 2 i: 2, j: 3 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Hal ini menunjukkan bahwa loop j selalu berhenti ketika j == 3, dan kondisi i == 2 tidak mempengaruhi alur eksekusi program. Secara keseluruhan, artikel tersebut memberikan ilustrasi yang baik tentang penggunaan if bersarang dalam bahasa C, namun dapat ditingkatkan dengan penjelasan lebih lanjut tentang interaksi antara kondisi if dan pernyataan break dalam loop bersarang.
Arfandi Putra Ramadhan
11-04-2025 at
Studi kasus yang diangkat dalam artikel tersebut memberikan contoh yang baik tentang penggunaan struktur kontrol nested if dalam bahasa pemrograman C. Dengan menggabungkan perulangan for dan kondisi if, artikel ini telah menunjukkan tentang bagaimana alur program dapat dikendalikan berdasarkan kondisi tertentu. Namun, penggunaan dua pernyataan break secara berurutan dalam loop bersarang dapat membingungkan bagi pemula, karena dapat mempersulit pemahaman tentang alur pengeksekusian program. Program dimulai dengan dua loop for bersarang yang mengiterasi nilai i dan j dari 1 hingga 5. Di dalam loop terdalam, program mencetak nilai i dan j. Kemudian, terdapat dua kondisi if: pertama, jika j == 3, maka break akan menghentikan loop j; kedua, jika i == 2, maka break akan menghentikan loop j juga. Namun, karena if (j == 3) ditempatkan sebelum if (i == 2), kondisi j == 3 akan dievaluasi terlebih dahulu, dan jika benar, akan menghentikan loop j sebelum kondisi i == 2 dievaluasi.Program akan mencetak pasangan nilai i dan j hingga kondisi j == 3 terpenuhi, setelah itu loop j akan dihentikan. Karena kondisi i == 2 tidak pernah dievaluasi akibat break pada kondisi j == 3, program akan mencetak:i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 2, j: 2 i: 2, j: 3 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Hal ini menunjukkan bahwa loop j selalu berhenti ketika j == 3, dan kondisi i == 2 tidak mempengaruhi alur eksekusi program. Secara keseluruhan, artikel tersebut memberikan ilustrasi yang baik tentang penggunaan if bersarang dalam bahasa C, namun dapat ditingkatkan dengan penjelasan lebih lanjut tentang interaksi antara kondisi if dan pernyataan break dalam loop bersarang.
Abraham Angello Patrizio Pangaribuan
11-04-2025 at
Studi kasus yang dibahas dalam artikel ini cukup menarik karena menunjukkan penerapan kombinasi antara perulangan for dan seleksi bersarang atau nested if dalam bahasa pemrograman C. Tujuan dari implementasi ini adalah untuk memperlihatkan bagaimana kondisi tertentu dapat digunakan untuk mengendalikan alur eksekusi program melalui perintah break. Meskipun demikian, terdapat beberapa kesalahan teknis dalam penulisan kode, seperti pernyataan #include yang tidak lengkap (seharusnya #include) serta kekeliruan dalam penggunaan karakter escape pada fungsi printf, yang semestinya \n dan bukan n. Kesalahan-kesalahan ini perlu diperbaiki agar program dapat dikompilasi dan dijalankan dengan benar.
Secara proses, program ini menjalankan dua buah perulangan bersarang, di mana variabel i dan j masing-masing berjalan dari 1 hingga 5. Pada perulangan terdalam, program mencetak nilai i dan j, lalu memeriksa dua kondisi: jika j == 3, maka perulangan j akan dihentikan menggunakan break, dan jika i == 2, perulangan j juga akan langsung dihentikan tanpa menunggu hingga j == 3. Ini menunjukkan bagaimana penggunaan nested if dapat mengatur alur program secara fleksibel berdasarkan kondisi yang lebih kompleks.
Adapun keluaran dari program ini adalah sebagai berikut:
i: 1, j: 1
i: 1, j: 2
i: 1, j: 3
i: 2, j: 1
i: 3, j: 1
i: 3, j: 2
i: 3, j: 3
i: 4, j: 1
i: 4, j: 2
i: 4, j: 3
i: 5, j: 1
i: 5, j: 2
i: 5, j: 3
Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa ketika i bernilai 2, hanya j = 1 yang dicetak sebelum perulangan dihentikan. Hal ini semakin menegaskan bagaimana struktur nested if dapat memengaruhi jalannya perulangan berdasarkan kondisi tertentu. Melalui studi kasus ini, pembaca dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam mengenai logika pemrograman, khususnya dalam penerapan seleksi bersarang pada pengembangan program yang lebih kompleks.
Gohan Ghazy Aasy
11-04-2025 at
Program ini menjalankan dua perulangan bersarang, yaitu perulangan for luar dengan variabel i yang bernilai dari 1 hingga 5, dan di dalamnya terdapat perulangan for lainnya dengan variabel j yang juga berjalan dari 1 hingga 5. Pada setiap iterasi, program mencetak nilai i dan j. Namun, karena terdapat dua kondisi if yang bersarang di dalam perulangan—yakni if (j == 3) yang menyebabkan break sehingga perulangan j berhenti saat j mencapai 3, serta if (i == 2) yang juga memicu break dan menghentikan perulangan j lebih awal ketika i bernilai 2—maka program tidak akan pernah mencetak nilai j lebih dari 3. Selain itu, saat i sama dengan 2, perulangan j akan langsung dihentikan bahkan sebelum mencapai j == 2.Adapun hasil keluaran dari program ini adalah sebagai berikut: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Dari keluaran tersebut dapat dilihat bahwa ketika i bernilai 2, hanya j = 1 yang dicetak sebelum perulangan dihentikan. Hal ini menegaskan bahwa struktur seleksi bersarang dapat memengaruhi jalannya perulangan berdasarkan kondisi tertentu. Melalui studi kasus ini, pembaca dapat memahami lebih dalam tentang logika pemrograman, khususnya dalam penerapan seleksi bersarang untuk pengembangan program yang lebih kompleks.
Shafwah Putri Jhan
11-04-2025 at
Studi kasus ini memberikan contoh yang baik tentang penggunaan struktur kontrol "if"bersarang (nested "if") dalam bahasa pemrograman C. Dengan menggabungkan perulangan for dan kondisi if, program ini menunjukkan bagaimana alur eksekusi dapat dikendalikan secara dinamis berdasarkan nilai variabel. Namun, untuk pemula, penempatan pernyataan break dalam kondisi "if" mungkin memerlukan penjelasan lebih lanjut agar tidak membingungkan. •Proses Eksekusi: Program menggunakan dua perulangan for bersarang untuk variabel i dan j, masing-masing dari 1 hingga 5. Di dalam perulangan terdalam, nilai i dan j dicetak. Kemudian, terdapat dua kondisi if: 1.) Jika j == 3, maka perulangan j dihentikan (break). 2.) Jika i == 2, maka perulangan j juga dihentikan. Karena kondisi if kedua berada di dalam perulangan j, namun bergantung pada nilai i, maka saat i == 2, perulangan j hanya akan berjalan sekali sebelum dihentikan. •Hasil yang dikeluarkan program: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Penjelasan: -Untuk i = 1, perulangan j berjalan hingga j = 3, kemudian break menghentikan perulangan j. -Untuk i = 2, perulangan j langsung dihentikan pada iterasi pertama karena i == 2. -Untuk i = 3 hingga i = 5, perulangan j berjalan hingga j = 3, kemudian break menghentikan perulangan j.
Haykal Indra
11-04-2025 at
Studi kasus yang diangkat dalam artikel ini cukup menarik karena memperlihatkan penerapan kombinasi antara perulangan `for` dan seleksi bersarang atau *nested if* dalam bahasa pemrograman C. Tujuan dari implementasi ini adalah untuk menunjukkan bagaimana kondisi tertentu dapat digunakan untuk mengontrol alur eksekusi program melalui perintah `break`. Meskipun demikian, terdapat beberapa kekeliruan teknis pada penulisan kode, seperti pernyataan `#include` yang tidak lengkap (seharusnya `#include `) serta kesalahan dalam penulisan karakter escape pada fungsi `printf` yang seharusnya `\n`, bukan `n`. Kesalahan ini perlu diperbaiki agar program dapat dikompilasi dan dijalankan dengan benar. Secara proses, program menjalankan dua buah perulangan bersarang, di mana variabel `i` dan `j` masing-masing akan berjalan dari 1 hingga 5. Di dalam perulangan terdalam, program akan mencetak nilai `i` dan `j`, kemudian melakukan pemeriksaan dua kondisi: jika `j == 3`, maka perulangan `j` akan dihentikan menggunakan `break`, dan jika `i == 2`, perulangan `j` juga akan langsung dihentikan tanpa menunggu hingga `j == 3`. Hal ini menunjukkan bagaimana penggunaan *nested if* dapat mengatur jalannya program secara fleksibel berdasarkan kondisi yang lebih kompleks. Adapun keluaran dari program ini adalah sebagai berikut: ``` i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 ``` Dari hasil tersebut dapat diamati bahwa ketika `i` bernilai 2, hanya `j = 1` yang dicetak sebelum perulangan dihentikan. Hal ini mempertegas bagaimana struktur *nested if* dapat mempengaruhi jalannya perulangan berdasarkan kondisi tertentu. Melalui studi kasus ini, pembaca dapat memperoleh pemahaman lebih dalam mengenai logika pemrograman, khususnya dalam penerapan seleksi bersarang dalam pengembangan program yang lebih kompleks.
Haykal Indra
11-04-2025 at
Studi kasus yang diangkat dalam artikel ini cukup menarik karena memperlihatkan penerapan kombinasi antara perulangan `for` dan seleksi bersarang atau *nested if* dalam bahasa pemrograman C. Tujuan dari implementasi ini adalah untuk menunjukkan bagaimana kondisi tertentu dapat digunakan untuk mengontrol alur eksekusi program melalui perintah `break`. Meskipun demikian, terdapat beberapa kekeliruan teknis pada penulisan kode, seperti pernyataan `#include` yang tidak lengkap (seharusnya `#include `) serta kesalahan dalam penulisan karakter escape pada fungsi `printf` yang seharusnya `\n`, bukan `n`. Kesalahan ini perlu diperbaiki agar program dapat dikompilasi dan dijalankan dengan benar. Secara proses, program menjalankan dua buah perulangan bersarang, di mana variabel `i` dan `j` masing-masing akan berjalan dari 1 hingga 5. Di dalam perulangan terdalam, program akan mencetak nilai `i` dan `j`, kemudian melakukan pemeriksaan dua kondisi: jika `j == 3`, maka perulangan `j` akan dihentikan menggunakan `break`, dan jika `i == 2`, perulangan `j` juga akan langsung dihentikan tanpa menunggu hingga `j == 3`. Hal ini menunjukkan bagaimana penggunaan *nested if* dapat mengatur jalannya program secara fleksibel berdasarkan kondisi yang lebih kompleks. Adapun keluaran dari program ini adalah sebagai berikut: ``` i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 ``` Dari hasil tersebut dapat diamati bahwa ketika `i` bernilai 2, hanya `j = 1` yang dicetak sebelum perulangan dihentikan. Hal ini mempertegas bagaimana struktur *nested if* dapat mempengaruhi jalannya perulangan berdasarkan kondisi tertentu. Melalui studi kasus ini, pembaca dapat memperoleh pemahaman lebih dalam mengenai logika pemrograman, khususnya dalam penerapan seleksi bersarang dalam pengembangan program yang lebih kompleks.
Haykal Indra
11-04-2025 at
Studi kasus yang diangkat dalam artikel ini cukup menarik karena memperlihatkan penerapan kombinasi antara perulangan `for` dan seleksi bersarang atau *nested if* dalam bahasa pemrograman C. Tujuan dari implementasi ini adalah untuk menunjukkan bagaimana kondisi tertentu dapat digunakan untuk mengontrol alur eksekusi program melalui perintah `break`. Meskipun demikian, terdapat beberapa kekeliruan teknis pada penulisan kode, seperti pernyataan `#include` yang tidak lengkap (seharusnya `#include `) serta kesalahan dalam penulisan karakter escape pada fungsi `printf` yang seharusnya `\n`, bukan `n`. Kesalahan ini perlu diperbaiki agar program dapat dikompilasi dan dijalankan dengan benar. Secara proses, program menjalankan dua buah perulangan bersarang, di mana variabel `i` dan `j` masing-masing akan berjalan dari 1 hingga 5. Di dalam perulangan terdalam, program akan mencetak nilai `i` dan `j`, kemudian melakukan pemeriksaan dua kondisi: jika `j == 3`, maka perulangan `j` akan dihentikan menggunakan `break`, dan jika `i == 2`, perulangan `j` juga akan langsung dihentikan tanpa menunggu hingga `j == 3`. Hal ini menunjukkan bagaimana penggunaan *nested if* dapat mengatur jalannya program secara fleksibel berdasarkan kondisi yang lebih kompleks. Adapun keluaran dari program ini adalah sebagai berikut: ``` i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 ``` Dari hasil tersebut dapat diamati bahwa ketika `i` bernilai 2, hanya `j = 1` yang dicetak sebelum perulangan dihentikan. Hal ini mempertegas bagaimana struktur *nested if* dapat mempengaruhi jalannya perulangan berdasarkan kondisi tertentu. Melalui studi kasus ini, pembaca dapat memperoleh pemahaman lebih dalam mengenai logika pemrograman, khususnya dalam penerapan seleksi bersarang dalam pengembangan program yang lebih kompleks.
Shafwah Putri Jhan
11-04-2025 at
Studi kasus ini memberikan contoh yang baik tentang penggunaan struktur kontrol "if"bersarang (nested "if") dalam bahasa pemrograman C. Dengan menggabungkan perulangan for dan kondisi if, program ini menunjukkan bagaimana alur eksekusi dapat dikendalikan secara dinamis berdasarkan nilai variabel. Namun, untuk pemula, penempatan pernyataan break dalam kondisi "if" mungkin memerlukan penjelasan lebih lanjut agar tidak membingungkan. •Proses Eksekusi: Program menggunakan dua perulangan for bersarang untuk variabel i dan j, masing-masing dari 1 hingga 5. Di dalam perulangan terdalam, nilai i dan j dicetak. Kemudian, terdapat dua kondisi if: 1.) Jika j == 3, maka perulangan j dihentikan (break). 2.) Jika i == 2, maka perulangan j juga dihentikan. Karena kondisi if kedua berada di dalam perulangan j, namun bergantung pada nilai i, maka saat i == 2, perulangan j hanya akan berjalan sekali sebelum dihentikan. •Hasil yang dikeluarkan program: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Penjelasan: -Untuk i = 1, perulangan j berjalan hingga j = 3, kemudian break menghentikan perulangan j. -Untuk i = 2, perulangan j langsung dihentikan pada iterasi pertama karena i == 2. -Untuk i = 3 hingga i = 5, perulangan j berjalan hingga j = 3, kemudian break menghentikan perulangan j.
Haykal Indra
11-04-2025 at
Studi kasus yang diangkat dalam artikel ini cukup menarik karena memperlihatkan penerapan kombinasi antara perulangan `for` dan seleksi bersarang atau *nested if* dalam bahasa pemrograman C. Tujuan dari implementasi ini adalah untuk menunjukkan bagaimana kondisi tertentu dapat digunakan untuk mengontrol alur eksekusi program melalui perintah `break`. Meskipun demikian, terdapat beberapa kekeliruan teknis pada penulisan kode, seperti pernyataan `#include` yang tidak lengkap (seharusnya `#include `) serta kesalahan dalam penulisan karakter escape pada fungsi `printf` yang seharusnya `\n`, bukan `n`. Kesalahan ini perlu diperbaiki agar program dapat dikompilasi dan dijalankan dengan benar. Secara proses, program menjalankan dua buah perulangan bersarang, di mana variabel `i` dan `j` masing-masing akan berjalan dari 1 hingga 5. Di dalam perulangan terdalam, program akan mencetak nilai `i` dan `j`, kemudian melakukan pemeriksaan dua kondisi: jika `j == 3`, maka perulangan `j` akan dihentikan menggunakan `break`, dan jika `i == 2`, perulangan `j` juga akan langsung dihentikan tanpa menunggu hingga `j == 3`. Hal ini menunjukkan bagaimana penggunaan *nested if* dapat mengatur jalannya program secara fleksibel berdasarkan kondisi yang lebih kompleks. Adapun keluaran dari program ini adalah sebagai berikut: ``` i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 ``` Dari hasil tersebut dapat diamati bahwa ketika `i` bernilai 2, hanya `j = 1` yang dicetak sebelum perulangan dihentikan. Hal ini mempertegas bagaimana struktur *nested if* dapat mempengaruhi jalannya perulangan berdasarkan kondisi tertentu. Melalui studi kasus ini, pembaca dapat memperoleh pemahaman lebih dalam mengenai logika pemrograman, khususnya dalam penerapan seleksi bersarang dalam pengembangan program yang lebih kompleks.
Haykal Indra
11-04-2025 at
Studi kasus yang diangkat dalam artikel ini cukup menarik karena memperlihatkan penerapan kombinasi antara perulangan `for` dan seleksi bersarang atau *nested if* dalam bahasa pemrograman C. Tujuan dari implementasi ini adalah untuk menunjukkan bagaimana kondisi tertentu dapat digunakan untuk mengontrol alur eksekusi program melalui perintah `break`. Meskipun demikian, terdapat beberapa kekeliruan teknis pada penulisan kode, seperti pernyataan `#include` yang tidak lengkap (seharusnya `#include `) serta kesalahan dalam penulisan karakter escape pada fungsi `printf` yang seharusnya `\n`, bukan `n`. Kesalahan ini perlu diperbaiki agar program dapat dikompilasi dan dijalankan dengan benar. Secara proses, program menjalankan dua buah perulangan bersarang, di mana variabel `i` dan `j` masing-masing akan berjalan dari 1 hingga 5. Di dalam perulangan terdalam, program akan mencetak nilai `i` dan `j`, kemudian melakukan pemeriksaan dua kondisi: jika `j == 3`, maka perulangan `j` akan dihentikan menggunakan `break`, dan jika `i == 2`, perulangan `j` juga akan langsung dihentikan tanpa menunggu hingga `j == 3`. Hal ini menunjukkan bagaimana penggunaan *nested if* dapat mengatur jalannya program secara fleksibel berdasarkan kondisi yang lebih kompleks. Adapun keluaran dari program ini adalah sebagai berikut: ``` i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 ``` Dari hasil tersebut dapat diamati bahwa ketika `i` bernilai 2, hanya `j = 1` yang dicetak sebelum perulangan dihentikan. Hal ini mempertegas bagaimana struktur *nested if* dapat mempengaruhi jalannya perulangan berdasarkan kondisi tertentu. Melalui studi kasus ini, pembaca dapat memperoleh pemahaman lebih dalam mengenai logika pemrograman, khususnya dalam penerapan seleksi bersarang dalam pengembangan program yang lebih kompleks.
Haykal Indra
11-04-2025 at
Studi kasus yang diangkat dalam artikel ini cukup menarik karena memperlihatkan penerapan kombinasi antara perulangan `for` dan seleksi bersarang atau *nested if* dalam bahasa pemrograman C. Tujuan dari implementasi ini adalah untuk menunjukkan bagaimana kondisi tertentu dapat digunakan untuk mengontrol alur eksekusi program melalui perintah `break`. Meskipun demikian, terdapat beberapa kekeliruan teknis pada penulisan kode, seperti pernyataan `#include` yang tidak lengkap (seharusnya `#include `) serta kesalahan dalam penulisan karakter escape pada fungsi `printf` yang seharusnya `\n`, bukan `n`. Kesalahan ini perlu diperbaiki agar program dapat dikompilasi dan dijalankan dengan benar. Secara proses, program menjalankan dua buah perulangan bersarang, di mana variabel `i` dan `j` masing-masing akan berjalan dari 1 hingga 5. Di dalam perulangan terdalam, program akan mencetak nilai `i` dan `j`, kemudian melakukan pemeriksaan dua kondisi: jika `j == 3`, maka perulangan `j` akan dihentikan menggunakan `break`, dan jika `i == 2`, perulangan `j` juga akan langsung dihentikan tanpa menunggu hingga `j == 3`. Hal ini menunjukkan bagaimana penggunaan *nested if* dapat mengatur jalannya program secara fleksibel berdasarkan kondisi yang lebih kompleks. Adapun keluaran dari program ini adalah sebagai berikut: ``` i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 ``` Dari hasil tersebut dapat diamati bahwa ketika `i` bernilai 2, hanya `j = 1` yang dicetak sebelum perulangan dihentikan. Hal ini mempertegas bagaimana struktur *nested if* dapat mempengaruhi jalannya perulangan berdasarkan kondisi tertentu. Melalui studi kasus ini, pembaca dapat memperoleh pemahaman lebih dalam mengenai logika pemrograman, khususnya dalam penerapan seleksi bersarang dalam pengembangan program yang lebih kompleks.
Haykal Indra wibowo
11-04-2025 at
Studi kasus yang diangkat dalam artikel ini cukup menarik karena memperlihatkan penerapan kombinasi antara perulangan `for` dan seleksi bersarang atau *nested if* dalam bahasa pemrograman C. Tujuan dari implementasi ini adalah untuk menunjukkan bagaimana kondisi tertentu dapat digunakan untuk mengontrol alur eksekusi program melalui perintah `break`. Meskipun demikian, terdapat beberapa kekeliruan teknis pada penulisan kode, seperti pernyataan `#include` yang tidak lengkap (seharusnya `#include `) serta kesalahan dalam penulisan karakter escape pada fungsi `printf` yang seharusnya `\n`, bukan `n`. Kesalahan ini perlu diperbaiki agar program dapat dikompilasi dan dijalankan dengan benar. Secara proses, program menjalankan dua buah perulangan bersarang, di mana variabel `i` dan `j` masing-masing akan berjalan dari 1 hingga 5. Di dalam perulangan terdalam, program akan mencetak nilai `i` dan `j`, kemudian melakukan pemeriksaan dua kondisi: jika `j == 3`, maka perulangan `j` akan dihentikan menggunakan `break`, dan jika `i == 2`, perulangan `j` juga akan langsung dihentikan tanpa menunggu hingga `j == 3`. Hal ini menunjukkan bagaimana penggunaan *nested if* dapat mengatur jalannya program secara fleksibel berdasarkan kondisi yang lebih kompleks. Adapun keluaran dari program ini adalah sebagai berikut: ``` i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 ``` Dari hasil tersebut dapat diamati bahwa ketika `i` bernilai 2, hanya `j = 1` yang dicetak sebelum perulangan dihentikan. Hal ini mempertegas bagaimana struktur *nested if* dapat mempengaruhi jalannya perulangan berdasarkan kondisi tertentu. Melalui studi kasus ini, pembaca dapat memperoleh pemahaman lebih dalam mengenai logika pemrograman, khususnya dalam penerapan seleksi bersarang dalam pengembangan program yang lebih kompleks.
Haykal Indra wibowo
11-04-2025 at
Studi kasus yang diangkat dalam artikel ini cukup menarik karena memperlihatkan penerapan kombinasi antara perulangan `for` dan seleksi bersarang atau *nested if* dalam bahasa pemrograman C. Tujuan dari implementasi ini adalah untuk menunjukkan bagaimana kondisi tertentu dapat digunakan untuk mengontrol alur eksekusi program melalui perintah `break`. Meskipun demikian, terdapat beberapa kekeliruan teknis pada penulisan kode, seperti pernyataan `#include` yang tidak lengkap (seharusnya `#include `) serta kesalahan dalam penulisan karakter escape pada fungsi `printf` yang seharusnya `\n`, bukan `n`. Kesalahan ini perlu diperbaiki agar program dapat dikompilasi dan dijalankan dengan benar. Secara proses, program menjalankan dua buah perulangan bersarang, di mana variabel `i` dan `j` masing-masing akan berjalan dari 1 hingga 5. Di dalam perulangan terdalam, program akan mencetak nilai `i` dan `j`, kemudian melakukan pemeriksaan dua kondisi: jika `j == 3`, maka perulangan `j` akan dihentikan menggunakan `break`, dan jika `i == 2`, perulangan `j` juga akan langsung dihentikan tanpa menunggu hingga `j == 3`. Hal ini menunjukkan bagaimana penggunaan *nested if* dapat mengatur jalannya program secara fleksibel berdasarkan kondisi yang lebih kompleks. Adapun keluaran dari program ini adalah sebagai berikut: ``` i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 ``` Dari hasil tersebut dapat diamati bahwa ketika `i` bernilai 2, hanya `j = 1` yang dicetak sebelum perulangan dihentikan. Hal ini mempertegas bagaimana struktur *nested if* dapat mempengaruhi jalannya perulangan berdasarkan kondisi tertentu. Melalui studi kasus ini, pembaca dapat memperoleh pemahaman lebih dalam mengenai logika pemrograman, khususnya dalam penerapan seleksi bersarang dalam pengembangan program yang lebih kompleks.
Haykal Indra wibowo
11-04-2025 at
Studi kasus yang diangkat dalam artikel ini cukup menarik karena memperlihatkan penerapan kombinasi antara perulangan `for` dan seleksi bersarang atau *nested if* dalam bahasa pemrograman C. Tujuan dari implementasi ini adalah untuk menunjukkan bagaimana kondisi tertentu dapat digunakan untuk mengontrol alur eksekusi program melalui perintah `break`. Meskipun demikian, terdapat beberapa kekeliruan teknis pada penulisan kode, seperti pernyataan `#include` yang tidak lengkap (seharusnya `#include `) serta kesalahan dalam penulisan karakter escape pada fungsi `printf` yang seharusnya `\n`, bukan `n`. Kesalahan ini perlu diperbaiki agar program dapat dikompilasi dan dijalankan dengan benar. Secara proses, program menjalankan dua buah perulangan bersarang, di mana variabel `i` dan `j` masing-masing akan berjalan dari 1 hingga 5. Di dalam perulangan terdalam, program akan mencetak nilai `i` dan `j`, kemudian melakukan pemeriksaan dua kondisi: jika `j == 3`, maka perulangan `j` akan dihentikan menggunakan `break`, dan jika `i == 2`, perulangan `j` juga akan langsung dihentikan tanpa menunggu hingga `j == 3`. Hal ini menunjukkan bagaimana penggunaan *nested if* dapat mengatur jalannya program secara fleksibel berdasarkan kondisi yang lebih kompleks. Adapun keluaran dari program ini adalah sebagai berikut: ``` i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 ``` Dari hasil tersebut dapat diamati bahwa ketika `i` bernilai 2, hanya `j = 1` yang dicetak sebelum perulangan dihentikan. Hal ini mempertegas bagaimana struktur *nested if* dapat mempengaruhi jalannya perulangan berdasarkan kondisi tertentu. Melalui studi kasus ini, pembaca dapat memperoleh pemahaman lebih dalam mengenai logika pemrograman, khususnya dalam penerapan seleksi bersarang dalam pengembangan program yang lebih kompleks.
Haykal Indra wibowo
11-04-2025 at
Studi kasus yang diangkat dalam artikel ini cukup menarik karena memperlihatkan penerapan kombinasi antara perulangan `for` dan seleksi bersarang atau *nested if* dalam bahasa pemrograman C. Tujuan dari implementasi ini adalah untuk menunjukkan bagaimana kondisi tertentu dapat digunakan untuk mengontrol alur eksekusi program melalui perintah `break`. Meskipun demikian, terdapat beberapa kekeliruan teknis pada penulisan kode, seperti pernyataan `#include` yang tidak lengkap (seharusnya `#include `) serta kesalahan dalam penulisan karakter escape pada fungsi `printf` yang seharusnya `\n`, bukan `n`. Kesalahan ini perlu diperbaiki agar program dapat dikompilasi dan dijalankan dengan benar. Secara proses, program menjalankan dua buah perulangan bersarang, di mana variabel `i` dan `j` masing-masing akan berjalan dari 1 hingga 5. Di dalam perulangan terdalam, program akan mencetak nilai `i` dan `j`, kemudian melakukan pemeriksaan dua kondisi: jika `j == 3`, maka perulangan `j` akan dihentikan menggunakan `break`, dan jika `i == 2`, perulangan `j` juga akan langsung dihentikan tanpa menunggu hingga `j == 3`. Hal ini menunjukkan bagaimana penggunaan *nested if* dapat mengatur jalannya program secara fleksibel berdasarkan kondisi yang lebih kompleks. Adapun keluaran dari program ini adalah sebagai berikut: ``` i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 ``` Dari hasil tersebut dapat diamati bahwa ketika `i` bernilai 2, hanya `j = 1` yang dicetak sebelum perulangan dihentikan. Hal ini mempertegas bagaimana struktur *nested if* dapat mempengaruhi jalannya perulangan berdasarkan kondisi tertentu. Melalui studi kasus ini, pembaca dapat memperoleh pemahaman lebih dalam mengenai logika pemrograman, khususnya dalam penerapan seleksi bersarang dalam pengembangan program yang lebih kompleks.
Haykal Indra wibowo
11-04-2025 at
Studi kasus yang diangkat dalam artikel ini cukup menarik karena memperlihatkan penerapan kombinasi antara perulangan `for` dan seleksi bersarang atau *nested if* dalam bahasa pemrograman C. Tujuan dari implementasi ini adalah untuk menunjukkan bagaimana kondisi tertentu dapat digunakan untuk mengontrol alur eksekusi program melalui perintah `break`. Meskipun demikian, terdapat beberapa kekeliruan teknis pada penulisan kode, seperti pernyataan `#include` yang tidak lengkap (seharusnya `#include `) serta kesalahan dalam penulisan karakter escape pada fungsi `printf` yang seharusnya `\n`, bukan `n`. Kesalahan ini perlu diperbaiki agar program dapat dikompilasi dan dijalankan dengan benar. Secara proses, program menjalankan dua buah perulangan bersarang, di mana variabel `i` dan `j` masing-masing akan berjalan dari 1 hingga 5. Di dalam perulangan terdalam, program akan mencetak nilai `i` dan `j`, kemudian melakukan pemeriksaan dua kondisi: jika `j == 3`, maka perulangan `j` akan dihentikan menggunakan `break`, dan jika `i == 2`, perulangan `j` juga akan langsung dihentikan tanpa menunggu hingga `j == 3`. Hal ini menunjukkan bagaimana penggunaan *nested if* dapat mengatur jalannya program secara fleksibel berdasarkan kondisi yang lebih kompleks. Adapun keluaran dari program ini adalah sebagai berikut: ``` i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 ``` Dari hasil tersebut dapat diamati bahwa ketika `i` bernilai 2, hanya `j = 1` yang dicetak sebelum perulangan dihentikan. Hal ini mempertegas bagaimana struktur *nested if* dapat mempengaruhi jalannya perulangan berdasarkan kondisi tertentu. Melalui studi kasus ini, pembaca dapat memperoleh pemahaman lebih dalam mengenai logika pemrograman, khususnya dalam penerapan seleksi bersarang dalam pengembangan program yang lebih kompleks.
Haykal Indra wibowo
11-04-2025 at
Studi kasus yang diangkat dalam artikel ini cukup menarik karena memperlihatkan penerapan kombinasi antara perulangan `for` dan seleksi bersarang atau *nested if* dalam bahasa pemrograman C. Tujuan dari implementasi ini adalah untuk menunjukkan bagaimana kondisi tertentu dapat digunakan untuk mengontrol alur eksekusi program melalui perintah `break`. Meskipun demikian, terdapat beberapa kekeliruan teknis pada penulisan kode, seperti pernyataan `#include` yang tidak lengkap (seharusnya `#include `) serta kesalahan dalam penulisan karakter escape pada fungsi `printf` yang seharusnya `\n`, bukan `n`. Kesalahan ini perlu diperbaiki agar program dapat dikompilasi dan dijalankan dengan benar. Secara proses, program menjalankan dua buah perulangan bersarang, di mana variabel `i` dan `j` masing-masing akan berjalan dari 1 hingga 5. Di dalam perulangan terdalam, program akan mencetak nilai `i` dan `j`, kemudian melakukan pemeriksaan dua kondisi: jika `j == 3`, maka perulangan `j` akan dihentikan menggunakan `break`, dan jika `i == 2`, perulangan `j` juga akan langsung dihentikan tanpa menunggu hingga `j == 3`. Hal ini menunjukkan bagaimana penggunaan *nested if* dapat mengatur jalannya program secara fleksibel berdasarkan kondisi yang lebih kompleks. Adapun keluaran dari program ini adalah sebagai berikut: ``` i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 ``` Dari hasil tersebut dapat diamati bahwa ketika `i` bernilai 2, hanya `j = 1` yang dicetak sebelum perulangan dihentikan. Hal ini mempertegas bagaimana struktur *nested if* dapat mempengaruhi jalannya perulangan berdasarkan kondisi tertentu. Melalui studi kasus ini, pembaca dapat memperoleh pemahaman lebih dalam mengenai logika pemrograman, khususnya dalam penerapan seleksi bersarang dalam pengembangan program yang lebih kompleks.
Haykal Indra wibowo
11-04-2025 at
Studi kasus yang diangkat dalam artikel ini cukup menarik karena memperlihatkan penerapan kombinasi antara perulangan `for` dan seleksi bersarang atau *nested if* dalam bahasa pemrograman C. Tujuan dari implementasi ini adalah untuk menunjukkan bagaimana kondisi tertentu dapat digunakan untuk mengontrol alur eksekusi program melalui perintah `break`. Meskipun demikian, terdapat beberapa kekeliruan teknis pada penulisan kode, seperti pernyataan `#include` yang tidak lengkap (seharusnya `#include `) serta kesalahan dalam penulisan karakter escape pada fungsi `printf` yang seharusnya `\n`, bukan `n`. Kesalahan ini perlu diperbaiki agar program dapat dikompilasi dan dijalankan dengan benar. Secara proses, program menjalankan dua buah perulangan bersarang, di mana variabel `i` dan `j` masing-masing akan berjalan dari 1 hingga 5. Di dalam perulangan terdalam, program akan mencetak nilai `i` dan `j`, kemudian melakukan pemeriksaan dua kondisi: jika `j == 3`, maka perulangan `j` akan dihentikan menggunakan `break`, dan jika `i == 2`, perulangan `j` juga akan langsung dihentikan tanpa menunggu hingga `j == 3`. Hal ini menunjukkan bagaimana penggunaan *nested if* dapat mengatur jalannya program secara fleksibel berdasarkan kondisi yang lebih kompleks. Adapun keluaran dari program ini adalah sebagai berikut: ``` i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 ``` Dari hasil tersebut dapat diamati bahwa ketika `i` bernilai 2, hanya `j = 1` yang dicetak sebelum perulangan dihentikan. Hal ini mempertegas bagaimana struktur *nested if* dapat mempengaruhi jalannya perulangan berdasarkan kondisi tertentu. Melalui studi kasus ini, pembaca dapat memperoleh pemahaman lebih dalam mengenai logika pemrograman, khususnya dalam penerapan seleksi bersarang dalam pengembangan program yang lebih kompleks.
Haykal Indra wibowo
11-04-2025 at
Studi kasus yang diangkat dalam artikel ini cukup menarik karena memperlihatkan penerapan kombinasi antara perulangan `for` dan seleksi bersarang atau *nested if* dalam bahasa pemrograman C. Tujuan dari implementasi ini adalah untuk menunjukkan bagaimana kondisi tertentu dapat digunakan untuk mengontrol alur eksekusi program melalui perintah `break`. Meskipun demikian, terdapat beberapa kekeliruan teknis pada penulisan kode, seperti pernyataan `#include` yang tidak lengkap (seharusnya `#include `) serta kesalahan dalam penulisan karakter escape pada fungsi `printf` yang seharusnya `\n`, bukan `n`. Kesalahan ini perlu diperbaiki agar program dapat dikompilasi dan dijalankan dengan benar. Secara proses, program menjalankan dua buah perulangan bersarang, di mana variabel `i` dan `j` masing-masing akan berjalan dari 1 hingga 5. Di dalam perulangan terdalam, program akan mencetak nilai `i` dan `j`, kemudian melakukan pemeriksaan dua kondisi: jika `j == 3`, maka perulangan `j` akan dihentikan menggunakan `break`, dan jika `i == 2`, perulangan `j` juga akan langsung dihentikan tanpa menunggu hingga `j == 3`. Hal ini menunjukkan bagaimana penggunaan *nested if* dapat mengatur jalannya program secara fleksibel berdasarkan kondisi yang lebih kompleks. Adapun keluaran dari program ini adalah sebagai berikut: ``` i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 ``` Dari hasil tersebut dapat diamati bahwa ketika `i` bernilai 2, hanya `j = 1` yang dicetak sebelum perulangan dihentikan. Hal ini mempertegas bagaimana struktur *nested if* dapat mempengaruhi jalannya perulangan berdasarkan kondisi tertentu. Melalui studi kasus ini, pembaca dapat memperoleh pemahaman lebih dalam mengenai logika pemrograman, khususnya dalam penerapan seleksi bersarang dalam pengembangan program yang lebih kompleks.
Muhamad Dhafa Ariyanto
11-04-2025 at
Studi kasus ini menyajikan contoh penggunaan struktur kontrol if bersarang (nested if) dalam bahasa pemrograman C, dikombinasikan dengan perulangan for. Tujuannya adalah untuk menunjukkan bagaimana alur eksekusi program dapat dikendalikan berdasarkan kondisi tertentu. Namun, penempatan pernyataan break dalam kondisi if mungkin memerlukan penjelasan lebih lanjut agar tidak membingungkan, terutama bagi pemula. untuk melakukan eksekusi Program menggunakan dua perulangan for bersarang untuk variabel i dan j, masing-masing dari 1 hingga 5. Di dalam perulangan terdalam, nilai i dan j dicetak. Kemudian, terdapat dua kondisi if:? 1. Jika j == 3, maka perulangan j dihentikan dengan break.? 2. Jika i == 2, maka perulangan j juga dihentikan dengan break.? Karena kondisi if kedua berada di dalam perulangan j, namun bergantung pada nilai i, maka saat i == 2, perulangan j hanya akan berjalan sekali sebelum dihentikan. dan hasil yang dikeluarkan adalah Berdasarkan logika di atas, program akan menghasilkan output sebagai berikut:? i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Penjelasan:? i = 1: j berjalan dari 1 hingga 3. Saat j == 3, kondisi if (j == 3) terpenuhi, sehingga perulangan j dihentikan.? i = 2: Pada iterasi pertama j = 1, kondisi if (i == 2) terpenuhi, sehingga perulangan j langsung dihentikan.? i = 3 hingga i = 5: Sama seperti i = 1, j berjalan dari 1 hingga 3, dan dihentikan saat j == 3.
George Martua Siahaan
11-04-2025 at
//1. Studi kasus ini memberikan contoh yang baik tentang bagaimana struktur kontrol if bersarang (nested if) 2. #includeint main() { //Fungsi Utama
int i, j; //Deklarasi Variabel i dan j
for (i = 1; i <= 5; i++) { //pada loop ini,loop luar (i) dimulai dari 1 - 5
for (j = 1; j <= 5; j++) { //pada loop ini loop dalam (j) dimulai 1 - 5,untuk setiap nilai i
printf("i: %d, j: %dn", i, j); //Mencetak nilai loop luar dan dalam saat ini.
if (j == 3) { //Jika loop dalam mencapai 3, keluar dari loop dalam .
break;
}
if (i == 2) { //Jika i adalah 2, juga lsangsug keluar dari loop dalam .
break;
}
}
}
return 0; //proses selesai
}
//3. Keluaran nya, i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3
Najwa Aprilianti
11-04-2025 at
studi kasus yang disampaikan sangat jelas. Nested IF (IF bersarang) digunakan saat ingin melakukan pengecekan ulang terhadap suatu pernyataan. Pengeksekusian pernyataan dapat dimulai dari pembuatan pseudocode dan flowchart dari Nested If itu sendiri lalu dilanjut dengan pengerjaan coding. Artikel juga dilengkapi contoh studi kasus dari nested if yang dikombinasikan dengan penggunaan for. Contoh studi kasus meliputi proses execute mendeklerasikan integer i dan j, memulai loop dengan i dari 1 sampai 5, memulai loop dengan j dari 1 sampai 5 dengan kondisi saat j sama dengan 3 dan i dama dengan 2 kode berhenti dan ditutup kembali ke 0 (return 0).
Raihan Ridwan Kamil
11-04-2025 at
Studi Kasus: Pemanfaatan Struktur If Bersarang dan Perulangan dalam Bahasa C Program ini merupakan contoh yang bagus dalam memahami bagaimana struktur nested if (if di dalam if) digunakan bersama dengan perulangan for di bahasa pemrograman C. Dengan kombinasi tersebut, alur program bisa dikendalikan secara fleksibel sesuai nilai-nilai yang sedang diproses. Cara Kerja Program: Program menjalankan dua perulangan for bersarang: perulangan luar dengan variabel i dari 1 sampai 5, dan perulangan dalam dengan variabel j, juga dari 1 sampai 5. Di dalam perulangan j, program mencetak nilai i dan j. Lalu ada dua kondisi pengecekan: 1. Jika j == 3, maka perulangan j akan dihentikan dengan break. 2. Jika i == 2, maka perulangan j juga langsung dihentikan, walaupun j belum mencapai 3. Karena kondisi if kedua (i == 2) berada di dalam perulangan j, maka saat i bernilai 2, perulangan j hanya akan berjalan sekali sebelum langsung dihentikan. Output Program: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Penjelasan Output: Untuk i = 1, j berulang sampai 3, lalu break menghentikan perulangan j. Untuk i = 2, karena kondisi i == 2 terpenuhi, j hanya berjalan sekali lalu dihentikan. Untuk i = 3, 4, dan 5, perulangan j kembali berjalan dari 1 sampai 3, lalu dihentikan oleh kondisi j == 3. --- Kalau kamu ingin, aku juga bisa bantu visualisasikan alur logikanya atau ubah gaya penulisan ini jadi bentuk artikel, slide, atau skrip video.
Raihan Ridwan Kamil
11-04-2025 at
Studi Kasus: Pemanfaatan Struktur If Bersarang dan Perulangan dalam Bahasa C Program ini merupakan contoh yang bagus dalam memahami bagaimana struktur nested if (if di dalam if) digunakan bersama dengan perulangan for di bahasa pemrograman C. Dengan kombinasi tersebut, alur program bisa dikendalikan secara fleksibel sesuai nilai-nilai yang sedang diproses. Cara Kerja Program: Program menjalankan dua perulangan for bersarang: perulangan luar dengan variabel i dari 1 sampai 5, dan perulangan dalam dengan variabel j, juga dari 1 sampai 5. Di dalam perulangan j, program mencetak nilai i dan j. Lalu ada dua kondisi pengecekan: 1. Jika j == 3, maka perulangan j akan dihentikan dengan break. 2. Jika i == 2, maka perulangan j juga langsung dihentikan, walaupun j belum mencapai 3. Karena kondisi if kedua (i == 2) berada di dalam perulangan j, maka saat i bernilai 2, perulangan j hanya akan berjalan sekali sebelum langsung dihentikan. Output Program: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Penjelasan Output: Untuk i = 1, j berulang sampai 3, lalu break menghentikan perulangan j. Untuk i = 2, karena kondisi i == 2 terpenuhi, j hanya berjalan sekali lalu dihentikan. Untuk i = 3, 4, dan 5, perulangan j kembali berjalan dari 1 sampai 3, lalu dihentikan oleh kondisi j == 3. --- Kalau kamu ingin, aku juga bisa bantu visualisasikan alur logikanya atau ubah gaya penulisan ini jadi bentuk artikel, slide, atau skrip video.
Raihan Ridwan Kamil
11-04-2025 at
Studi Kasus: Pemanfaatan Struktur If Bersarang dan Perulangan dalam Bahasa C Program ini merupakan contoh yang bagus dalam memahami bagaimana struktur nested if (if di dalam if) digunakan bersama dengan perulangan for di bahasa pemrograman C. Dengan kombinasi tersebut, alur program bisa dikendalikan secara fleksibel sesuai nilai-nilai yang sedang diproses. Cara Kerja Program: Program menjalankan dua perulangan for bersarang: perulangan luar dengan variabel i dari 1 sampai 5, dan perulangan dalam dengan variabel j, juga dari 1 sampai 5. Di dalam perulangan j, program mencetak nilai i dan j. Lalu ada dua kondisi pengecekan: 1. Jika j == 3, maka perulangan j akan dihentikan dengan break. 2. Jika i == 2, maka perulangan j juga langsung dihentikan, walaupun j belum mencapai 3. Karena kondisi if kedua (i == 2) berada di dalam perulangan j, maka saat i bernilai 2, perulangan j hanya akan berjalan sekali sebelum langsung dihentikan. Output Program: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Penjelasan Output: Untuk i = 1, j berulang sampai 3, lalu break menghentikan perulangan j. Untuk i = 2, karena kondisi i == 2 terpenuhi, j hanya berjalan sekali lalu dihentikan. Untuk i = 3, 4, dan 5, perulangan j kembali berjalan dari 1 sampai 3, lalu dihentikan oleh kondisi j == 3. --- Kalau kamu ingin, aku juga bisa bantu visualisasikan alur logikanya atau ubah gaya penulisan ini jadi bentuk artikel, slide, atau skrip video.
Raihan Ridwan Kamil
11-04-2025 at
Studi Kasus: Pemanfaatan Struktur If Bersarang dan Perulangan dalam Bahasa C Program ini merupakan contoh yang bagus dalam memahami bagaimana struktur nested if (if di dalam if) digunakan bersama dengan perulangan for di bahasa pemrograman C. Dengan kombinasi tersebut, alur program bisa dikendalikan secara fleksibel sesuai nilai-nilai yang sedang diproses. Cara Kerja Program: Program menjalankan dua perulangan for bersarang: perulangan luar dengan variabel i dari 1 sampai 5, dan perulangan dalam dengan variabel j, juga dari 1 sampai 5. Di dalam perulangan j, program mencetak nilai i dan j. Lalu ada dua kondisi pengecekan: 1. Jika j == 3, maka perulangan j akan dihentikan dengan break. 2. Jika i == 2, maka perulangan j juga langsung dihentikan, walaupun j belum mencapai 3. Karena kondisi if kedua (i == 2) berada di dalam perulangan j, maka saat i bernilai 2, perulangan j hanya akan berjalan sekali sebelum langsung dihentikan. Output Program: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Penjelasan Output: Untuk i = 1, j berulang sampai 3, lalu break menghentikan perulangan j. Untuk i = 2, karena kondisi i == 2 terpenuhi, j hanya berjalan sekali lalu dihentikan. Untuk i = 3, 4, dan 5, perulangan j kembali berjalan dari 1 sampai 3, lalu dihentikan oleh kondisi j == 3. --- Kalau kamu ingin, aku juga bisa bantu visualisasikan alur logikanya atau ubah gaya penulisan ini jadi bentuk artikel, slide, atau skrip video.
Muhammad Aufal Ahzami
11-04-2025 at
Program ini menggunakan dua perulangan for yang saling bertumpuk. Perulangan pertama dikontrol oleh variabel i, sedangkan perulangan kedua dijalankan dengan variabel j. Di dalam perulangan tersebut, terdapat dua kondisi yang dapat menghentikan perulangan menggunakan break. Perulangan bagian dalam akan segera dihentikan apabila j bernilai 3 atau i bernilai 2. Variabel i memiliki rentang dari 1 sampai 5, dan untuk setiap nilai i, variabel j juga melakukan pengulangan dari 1 hingga 5. Namun, karena adanya kondisi break, perulangan j tidak selalu sampai pada nilai maksimalnya. Ketika j mencapai nilai 3, perulangan langsung dihentikan. Begitu pula saat i bernilai 2, perulangan j hanya berlangsung satu kali sebelum dihentikan. Hasil keluaran dari program ini adalah sebagai berikut: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Saat i bernilai 2, perulangan j hanya dilakukan sekali karena langsung terkena kondisi penghentian. Sementara untuk nilai i lainnya, perulangan j selalu berakhir saat mencapai nilai 3 karena memenuhi kondisi j == 3.
Muhammad Aufal Ahzami
11-04-2025 at
Program ini menggunakan dua perulangan for yang saling bertumpuk. Perulangan pertama dikontrol oleh variabel i, sedangkan perulangan kedua dijalankan dengan variabel j. Di dalam perulangan tersebut, terdapat dua kondisi yang dapat menghentikan perulangan menggunakan break. Perulangan bagian dalam akan segera dihentikan apabila j bernilai 3 atau i bernilai 2. Variabel i memiliki rentang dari 1 sampai 5, dan untuk setiap nilai i, variabel j juga melakukan pengulangan dari 1 hingga 5. Namun, karena adanya kondisi break, perulangan j tidak selalu sampai pada nilai maksimalnya. Ketika j mencapai nilai 3, perulangan langsung dihentikan. Begitu pula saat i bernilai 2, perulangan j hanya berlangsung satu kali sebelum dihentikan. Hasil keluaran dari program ini adalah sebagai berikut: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Saat i bernilai 2, perulangan j hanya dilakukan sekali karena langsung terkena kondisi penghentian. Sementara untuk nilai i lainnya, perulangan j selalu berakhir saat mencapai nilai 3 karena memenuhi kondisi j == 3.
Muhammad Aufal Ahzami
11-04-2025 at
Program ini menggunakan dua perulangan for yang saling bertumpuk. Perulangan pertama dikontrol oleh variabel i, sedangkan perulangan kedua dijalankan dengan variabel j. Di dalam perulangan tersebut, terdapat dua kondisi yang dapat menghentikan perulangan menggunakan break. Perulangan bagian dalam akan segera dihentikan apabila j bernilai 3 atau i bernilai 2. Variabel i memiliki rentang dari 1 sampai 5, dan untuk setiap nilai i, variabel j juga melakukan pengulangan dari 1 hingga 5. Namun, karena adanya kondisi break, perulangan j tidak selalu sampai pada nilai maksimalnya. Ketika j mencapai nilai 3, perulangan langsung dihentikan. Begitu pula saat i bernilai 2, perulangan j hanya berlangsung satu kali sebelum dihentikan. Hasil keluaran dari program ini adalah sebagai berikut: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Saat i bernilai 2, perulangan j hanya dilakukan sekali karena langsung terkena kondisi penghentian. Sementara untuk nilai i lainnya, perulangan j selalu berakhir saat mencapai nilai 3 karena memenuhi kondisi j == 3.
Muhammad Aufal Ahzami
11-04-2025 at
Program ini menggunakan dua perulangan for yang saling bertumpuk. Perulangan pertama dikontrol oleh variabel i, sedangkan perulangan kedua dijalankan dengan variabel j. Di dalam perulangan tersebut, terdapat dua kondisi yang dapat menghentikan perulangan menggunakan break. Perulangan bagian dalam akan segera dihentikan apabila j bernilai 3 atau i bernilai 2. Variabel i memiliki rentang dari 1 sampai 5, dan untuk setiap nilai i, variabel j juga melakukan pengulangan dari 1 hingga 5. Namun, karena adanya kondisi break, perulangan j tidak selalu sampai pada nilai maksimalnya. Ketika j mencapai nilai 3, perulangan langsung dihentikan. Begitu pula saat i bernilai 2, perulangan j hanya berlangsung satu kali sebelum dihentikan. Hasil keluaran dari program ini adalah sebagai berikut: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Saat i bernilai 2, perulangan j hanya dilakukan sekali karena langsung terkena kondisi penghentian. Sementara untuk nilai i lainnya, perulangan j selalu berakhir saat mencapai nilai 3 karena memenuhi kondisi j == 3.
Muhammad Aufal Ahzami
11-04-2025 at
Program ini menggunakan dua perulangan for yang saling bertumpuk. Perulangan pertama dikontrol oleh variabel i, sedangkan perulangan kedua dijalankan dengan variabel j. Di dalam perulangan tersebut, terdapat dua kondisi yang dapat menghentikan perulangan menggunakan break. Perulangan bagian dalam akan segera dihentikan apabila j bernilai 3 atau i bernilai 2. Variabel i memiliki rentang dari 1 sampai 5, dan untuk setiap nilai i, variabel j juga melakukan pengulangan dari 1 hingga 5. Namun, karena adanya kondisi break, perulangan j tidak selalu sampai pada nilai maksimalnya. Ketika j mencapai nilai 3, perulangan langsung dihentikan. Begitu pula saat i bernilai 2, perulangan j hanya berlangsung satu kali sebelum dihentikan. Hasil keluaran dari program ini adalah sebagai berikut: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Saat i bernilai 2, perulangan j hanya dilakukan sekali karena langsung terkena kondisi penghentian. Sementara untuk nilai i lainnya, perulangan j selalu berakhir saat mencapai nilai 3 karena memenuhi kondisi j == 3.
Muhammad Aufal Ahzami
11-04-2025 at
Program ini menggunakan dua perulangan for yang saling bertumpuk. Perulangan pertama dikontrol oleh variabel i, sedangkan perulangan kedua dijalankan dengan variabel j. Di dalam perulangan tersebut, terdapat dua kondisi yang dapat menghentikan perulangan menggunakan break. Perulangan bagian dalam akan segera dihentikan apabila j bernilai 3 atau i bernilai 2. Variabel i memiliki rentang dari 1 sampai 5, dan untuk setiap nilai i, variabel j juga melakukan pengulangan dari 1 hingga 5. Namun, karena adanya kondisi break, perulangan j tidak selalu sampai pada nilai maksimalnya. Ketika j mencapai nilai 3, perulangan langsung dihentikan. Begitu pula saat i bernilai 2, perulangan j hanya berlangsung satu kali sebelum dihentikan. Hasil keluaran dari program ini adalah sebagai berikut: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Saat i bernilai 2, perulangan j hanya dilakukan sekali karena langsung terkena kondisi penghentian. Sementara untuk nilai i lainnya, perulangan j selalu berakhir saat mencapai nilai 3 karena memenuhi kondisi j == 3.
Muhammad Aufal Ahzami
11-04-2025 at
Program ini menggunakan dua perulangan for yang saling bertumpuk. Perulangan pertama dikontrol oleh variabel i, sedangkan perulangan kedua dijalankan dengan variabel j. Di dalam perulangan tersebut, terdapat dua kondisi yang dapat menghentikan perulangan menggunakan break. Perulangan bagian dalam akan segera dihentikan apabila j bernilai 3 atau i bernilai 2. Variabel i memiliki rentang dari 1 sampai 5, dan untuk setiap nilai i, variabel j juga melakukan pengulangan dari 1 hingga 5. Namun, karena adanya kondisi break, perulangan j tidak selalu sampai pada nilai maksimalnya. Ketika j mencapai nilai 3, perulangan langsung dihentikan. Begitu pula saat i bernilai 2, perulangan j hanya berlangsung satu kali sebelum dihentikan. Hasil keluaran dari program ini adalah sebagai berikut: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Saat i bernilai 2, perulangan j hanya dilakukan sekali karena langsung terkena kondisi penghentian. Sementara untuk nilai i lainnya, perulangan j selalu berakhir saat mencapai nilai 3 karena memenuhi kondisi j == 3.
Muhammad Aufal Ahzami
11-04-2025 at
Program ini menggunakan dua perulangan for yang saling bertumpuk. Perulangan pertama dikontrol oleh variabel i, sedangkan perulangan kedua dijalankan dengan variabel j. Di dalam perulangan tersebut, terdapat dua kondisi yang dapat menghentikan perulangan menggunakan break. Perulangan bagian dalam akan segera dihentikan apabila j bernilai 3 atau i bernilai 2. Variabel i memiliki rentang dari 1 sampai 5, dan untuk setiap nilai i, variabel j juga melakukan pengulangan dari 1 hingga 5. Namun, karena adanya kondisi break, perulangan j tidak selalu sampai pada nilai maksimalnya. Ketika j mencapai nilai 3, perulangan langsung dihentikan. Begitu pula saat i bernilai 2, perulangan j hanya berlangsung satu kali sebelum dihentikan. Hasil keluaran dari program ini adalah sebagai berikut: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Saat i bernilai 2, perulangan j hanya dilakukan sekali karena langsung terkena kondisi penghentian. Sementara untuk nilai i lainnya, perulangan j selalu berakhir saat mencapai nilai 3 karena memenuhi kondisi j == 3.
Muhammad Aufal Ahzami
11-04-2025 at
Program ini menggunakan dua perulangan for yang saling bertumpuk. Perulangan pertama dikontrol oleh variabel i, sedangkan perulangan kedua dijalankan dengan variabel j. Di dalam perulangan tersebut, terdapat dua kondisi yang dapat menghentikan perulangan menggunakan break. Perulangan bagian dalam akan segera dihentikan apabila j bernilai 3 atau i bernilai 2. Variabel i memiliki rentang dari 1 sampai 5, dan untuk setiap nilai i, variabel j juga melakukan pengulangan dari 1 hingga 5. Namun, karena adanya kondisi break, perulangan j tidak selalu sampai pada nilai maksimalnya. Ketika j mencapai nilai 3, perulangan langsung dihentikan. Begitu pula saat i bernilai 2, perulangan j hanya berlangsung satu kali sebelum dihentikan. Hasil keluaran dari program ini adalah sebagai berikut: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Saat i bernilai 2, perulangan j hanya dilakukan sekali karena langsung terkena kondisi penghentian. Sementara untuk nilai i lainnya, perulangan j selalu berakhir saat mencapai nilai 3 karena memenuhi kondisi j == 3.
Muhammad Aufal Ahzami
11-04-2025 at
Program ini menggunakan dua perulangan for yang saling bertumpuk. Perulangan pertama dikontrol oleh variabel i, sedangkan perulangan kedua dijalankan dengan variabel j. Di dalam perulangan tersebut, terdapat dua kondisi yang dapat menghentikan perulangan menggunakan break. Perulangan bagian dalam akan segera dihentikan apabila j bernilai 3 atau i bernilai 2. Variabel i memiliki rentang dari 1 sampai 5, dan untuk setiap nilai i, variabel j juga melakukan pengulangan dari 1 hingga 5. Namun, karena adanya kondisi break, perulangan j tidak selalu sampai pada nilai maksimalnya. Ketika j mencapai nilai 3, perulangan langsung dihentikan. Begitu pula saat i bernilai 2, perulangan j hanya berlangsung satu kali sebelum dihentikan. Hasil keluaran dari program ini adalah sebagai berikut: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Saat i bernilai 2, perulangan j hanya dilakukan sekali karena langsung terkena kondisi penghentian. Sementara untuk nilai i lainnya, perulangan j selalu berakhir saat mencapai nilai 3 karena memenuhi kondisi j == 3.
Muhammad Aufal Ahzami
11-04-2025 at
Program ini menggunakan dua perulangan for yang saling bertumpuk. Perulangan pertama dikontrol oleh variabel i, sedangkan perulangan kedua dijalankan dengan variabel j. Di dalam perulangan tersebut, terdapat dua kondisi yang dapat menghentikan perulangan menggunakan break. Perulangan bagian dalam akan segera dihentikan apabila j bernilai 3 atau i bernilai 2. Variabel i memiliki rentang dari 1 sampai 5, dan untuk setiap nilai i, variabel j juga melakukan pengulangan dari 1 hingga 5. Namun, karena adanya kondisi break, perulangan j tidak selalu sampai pada nilai maksimalnya. Ketika j mencapai nilai 3, perulangan langsung dihentikan. Begitu pula saat i bernilai 2, perulangan j hanya berlangsung satu kali sebelum dihentikan. Hasil keluaran dari program ini adalah sebagai berikut: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Saat i bernilai 2, perulangan j hanya dilakukan sekali karena langsung terkena kondisi penghentian. Sementara untuk nilai i lainnya, perulangan j selalu berakhir saat mencapai nilai 3 karena memenuhi kondisi j == 3.
Muhammad Aufal Ahzami
11-04-2025 at
Program ini menggunakan dua perulangan for yang saling bertumpuk. Perulangan pertama dikontrol oleh variabel i, sedangkan perulangan kedua dijalankan dengan variabel j. Di dalam perulangan tersebut, terdapat dua kondisi yang dapat menghentikan perulangan menggunakan break. Perulangan bagian dalam akan segera dihentikan apabila j bernilai 3 atau i bernilai 2. Variabel i memiliki rentang dari 1 sampai 5, dan untuk setiap nilai i, variabel j juga melakukan pengulangan dari 1 hingga 5. Namun, karena adanya kondisi break, perulangan j tidak selalu sampai pada nilai maksimalnya. Ketika j mencapai nilai 3, perulangan langsung dihentikan. Begitu pula saat i bernilai 2, perulangan j hanya berlangsung satu kali sebelum dihentikan. Hasil keluaran dari program ini adalah sebagai berikut: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Saat i bernilai 2, perulangan j hanya dilakukan sekali karena langsung terkena kondisi penghentian. Sementara untuk nilai i lainnya, perulangan j selalu berakhir saat mencapai nilai 3 karena memenuhi kondisi j == 3.
Muhammad Aufal Ahzami
11-04-2025 at
Program ini menggunakan dua perulangan for yang saling bertumpuk. Perulangan pertama dikontrol oleh variabel i, sedangkan perulangan kedua dijalankan dengan variabel j. Di dalam perulangan tersebut, terdapat dua kondisi yang dapat menghentikan perulangan menggunakan break. Perulangan bagian dalam akan segera dihentikan apabila j bernilai 3 atau i bernilai 2. Variabel i memiliki rentang dari 1 sampai 5, dan untuk setiap nilai i, variabel j juga melakukan pengulangan dari 1 hingga 5. Namun, karena adanya kondisi break, perulangan j tidak selalu sampai pada nilai maksimalnya. Ketika j mencapai nilai 3, perulangan langsung dihentikan. Begitu pula saat i bernilai 2, perulangan j hanya berlangsung satu kali sebelum dihentikan. Hasil keluaran dari program ini adalah sebagai berikut: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Saat i bernilai 2, perulangan j hanya dilakukan sekali karena langsung terkena kondisi penghentian. Sementara untuk nilai i lainnya, perulangan j selalu berakhir saat mencapai nilai 3 karena memenuhi kondisi j == 3.
Muhammad Aufal Ahzami
11-04-2025 at
Program ini menggunakan dua perulangan for yang saling bertumpuk. Perulangan pertama dikontrol oleh variabel i, sedangkan perulangan kedua dijalankan dengan variabel j. Di dalam perulangan tersebut, terdapat dua kondisi yang dapat menghentikan perulangan menggunakan break. Perulangan bagian dalam akan segera dihentikan apabila j bernilai 3 atau i bernilai 2. Variabel i memiliki rentang dari 1 sampai 5, dan untuk setiap nilai i, variabel j juga melakukan pengulangan dari 1 hingga 5. Namun, karena adanya kondisi break, perulangan j tidak selalu sampai pada nilai maksimalnya. Ketika j mencapai nilai 3, perulangan langsung dihentikan. Begitu pula saat i bernilai 2, perulangan j hanya berlangsung satu kali sebelum dihentikan. Hasil keluaran dari program ini adalah sebagai berikut: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Saat i bernilai 2, perulangan j hanya dilakukan sekali karena langsung terkena kondisi penghentian. Sementara untuk nilai i lainnya, perulangan j selalu berakhir saat mencapai nilai 3 karena memenuhi kondisi j == 3.
Hafidz Hanan
11-04-2025 at
Struktur programnya cukup sederhana dan cocok digunakan sebagai studi kasus untuk memahami cara kerja kontrol alur dalam perulangan, terutama bagaimana break mempengaruhi eksekusi di dalam loop bersarang. Namun, dari segi penulisan terdapat sedikit kesalahan sintaks pada bagian printf yang seharusnya menggunakan \n untuk pindah baris, bukan n yang akan dicetak sebagai karakter biasa. Secara keseluruhan, kode ini memberikan ilustrasi yang baik tentang bagaimana logika kontrol dalam perulangan dapat mempengaruhi alur program secara signifikan. Program ini menjalankan dua perulangan bersarang: yang pertama untuk nilai i dari 1 hingga 5, dan yang kedua untuk nilai j dari 1 hingga 5. Setiap kombinasi i dan j akan dicetak ke layar. Setelah mencetak, program memeriksa apakah j sama dengan 3 atau i sama dengan 2. Jika salah satu kondisi itu terpenuhi, maka perulangan j langsung dihentikan dengan break, dan program kembali ke perulangan i untuk melanjutkan ke nilai berikutnya. Jadi, untuk i = 2, perulangan j hanya mencetak satu kali, dan untuk i lainnya, perulangan j berhenti saat j = 3. Hasil output dari code program ini adalah i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3
Hafidz Hanan
11-04-2025 at
Struktur programnya cukup sederhana dan cocok digunakan sebagai studi kasus untuk memahami cara kerja kontrol alur dalam perulangan, terutama bagaimana break mempengaruhi eksekusi di dalam loop bersarang. Namun, dari segi penulisan terdapat sedikit kesalahan sintaks pada bagian printf yang seharusnya menggunakan \n untuk pindah baris, bukan n yang akan dicetak sebagai karakter biasa. Secara keseluruhan, kode ini memberikan ilustrasi yang baik tentang bagaimana logika kontrol dalam perulangan dapat mempengaruhi alur program secara signifikan. Program ini menjalankan dua perulangan bersarang: yang pertama untuk nilai i dari 1 hingga 5, dan yang kedua untuk nilai j dari 1 hingga 5. Setiap kombinasi i dan j akan dicetak ke layar. Setelah mencetak, program memeriksa apakah j sama dengan 3 atau i sama dengan 2. Jika salah satu kondisi itu terpenuhi, maka perulangan j langsung dihentikan dengan break, dan program kembali ke perulangan i untuk melanjutkan ke nilai berikutnya. Jadi, untuk i = 2, perulangan j hanya mencetak satu kali, dan untuk i lainnya, perulangan j berhenti saat j = 3. Hasil output dari code program ini adalah i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3
Muhammad Azzam Amanullah
11-04-2025 at
Menurut saya, artikel dari Pakjhon.com ini cukup membantu bagi yang sedang belajar tentang nested if dalam bahasa C. Penjelasannya cukup jelas dan mudah dipahami, terutama karena disertai dengan pseudocode dan flowchart yang memudahkan pemahaman alur logika sebelum melihat implementasi kodenya secara langsung. Namun, saya melihat ada beberapa kesalahan teknis dalam penulisan kodenya, seperti #include yang tidak lengkap dan penggunaan karakter escape yang keliru pada fungsi printf. Hal ini sebaiknya diperbaiki agar kode bisa langsung dijalankan tanpa error. Secara keseluruhan, artikel ini cukup bagus untuk pemula yang ingin memahami konsep kondisi bersarang dalam pemrograman. Jika ditambahkan contoh kasus yang lebih nyata atau aplikatif, menurut saya artikel ini bisa menjadi lebih menarik dan bermanfaat lagi.
Dundy Kusuma Putra
11-04-2025 at
Studi kasus yang diangkat dalam artikel ini menampilkan kombinasi antara perulangan `for` dan penggunaan `if` untuk membentuk kondisi bersarang (meskipun dalam praktiknya, `if` yang digunakan tidak sepenuhnya bersarang satu sama lain, melainkan berdiri sejajar dalam satu blok kode). Program tersebut menjalankan dua buah perulangan bersarang, yaitu variabel `i` dan `j` yang masing-masing berjalan dari 1 hingga 5. Di dalam perulangan terdalam, program mencetak nilai `i` dan `j`, lalu memeriksa dua kondisi menggunakan `if`. Jika nilai `j` sama dengan 3, maka perulangan `j` dihentikan (menggunakan `break`), sehingga mencegah kelanjutan iterasi untuk nilai `j` yang lebih besar dari 3. Selain itu, jika nilai `i` sama dengan 2, maka perulangan `j` juga dihentikan sejak iterasi pertama. Hal ini membuat iterasi untuk `i = 2` hanya mencetak satu baris sebelum keluar dari perulangan dalam. Secara keseluruhan, proses eksekusi program akan mencetak kombinasi nilai `i` dan `j` dengan batasan tertentu karena adanya dua kondisi `if` tersebut, dan hasil akhirnya akan terlihat seperti ini: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Dengan demikian, studi kasus ini memberikan pemahaman yang baik mengenai cara kerja `break` dalam perulangan bersarang dan bagaimana seleksi kondisi dapat memengaruhi alur logika program.
Dundy Kusuma Putra
11-04-2025 at
Studi kasus yang diangkat dalam artikel ini menampilkan kombinasi antara perulangan `for` dan penggunaan `if` untuk membentuk kondisi bersarang (meskipun dalam praktiknya, `if` yang digunakan tidak sepenuhnya bersarang satu sama lain, melainkan berdiri sejajar dalam satu blok kode). Program tersebut menjalankan dua buah perulangan bersarang, yaitu variabel `i` dan `j` yang masing-masing berjalan dari 1 hingga 5. Di dalam perulangan terdalam, program mencetak nilai `i` dan `j`, lalu memeriksa dua kondisi menggunakan `if`. Jika nilai `j` sama dengan 3, maka perulangan `j` dihentikan (menggunakan `break`), sehingga mencegah kelanjutan iterasi untuk nilai `j` yang lebih besar dari 3. Selain itu, jika nilai `i` sama dengan 2, maka perulangan `j` juga dihentikan sejak iterasi pertama. Hal ini membuat iterasi untuk `i = 2` hanya mencetak satu baris sebelum keluar dari perulangan dalam. Secara keseluruhan, proses eksekusi program akan mencetak kombinasi nilai `i` dan `j` dengan batasan tertentu karena adanya dua kondisi `if` tersebut, dan hasil akhirnya akan terlihat seperti ini: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Dengan demikian, studi kasus ini memberikan pemahaman yang baik mengenai cara kerja `break` dalam perulangan bersarang dan bagaimana seleksi kondisi dapat memengaruhi alur logika program.
Dundy Kusuma Putra
11-04-2025 at
Studi kasus yang diangkat dalam artikel ini menampilkan kombinasi antara perulangan `for` dan penggunaan `if` untuk membentuk kondisi bersarang (meskipun dalam praktiknya, `if` yang digunakan tidak sepenuhnya bersarang satu sama lain, melainkan berdiri sejajar dalam satu blok kode). Program tersebut menjalankan dua buah perulangan bersarang, yaitu variabel `i` dan `j` yang masing-masing berjalan dari 1 hingga 5. Di dalam perulangan terdalam, program mencetak nilai `i` dan `j`, lalu memeriksa dua kondisi menggunakan `if`. Jika nilai `j` sama dengan 3, maka perulangan `j` dihentikan (menggunakan `break`), sehingga mencegah kelanjutan iterasi untuk nilai `j` yang lebih besar dari 3. Selain itu, jika nilai `i` sama dengan 2, maka perulangan `j` juga dihentikan sejak iterasi pertama. Hal ini membuat iterasi untuk `i = 2` hanya mencetak satu baris sebelum keluar dari perulangan dalam. Secara keseluruhan, proses eksekusi program akan mencetak kombinasi nilai `i` dan `j` dengan batasan tertentu karena adanya dua kondisi `if` tersebut, dan hasil akhirnya akan terlihat seperti ini: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Dengan demikian, studi kasus ini memberikan pemahaman yang baik mengenai cara kerja `break` dalam perulangan bersarang dan bagaimana seleksi kondisi dapat memengaruhi alur logika program.
Raditya Saputra
11-04-2025 at
Studi kasus ini sangat bermanfaat dan mudah dipahami, terutama bagi para pemula yang sedang belajar bahasa pemrograman C. Penjelasan mengenai nested if atau IF bersarang sangat jelas, mulai dari pengertian, struktur penulisan, hingga contoh implementasi dalam kode program C. Dengan adanya penegasan bahwa nested if adalah kondisi IF yang berada di dalam kondisi IF lainnya, pembaca dapat memahami bahwa struktur ini berguna untuk menangani percabangan kondisi yang kompleks dalam program. Contoh kode menggunakan loop for dan nested if yang disertakan juga sangat membantu untuk memperkuat pemahaman.
Raditya Saputra
11-04-2025 at
Studi kasus ini sangat bermanfaat dan mudah dipahami, terutama bagi para pemula yang sedang belajar bahasa pemrograman C. Penjelasan mengenai nested if atau IF bersarang sangat jelas, mulai dari pengertian, struktur penulisan, hingga contoh implementasi dalam kode program C. Dengan adanya penegasan bahwa nested if adalah kondisi IF yang berada di dalam kondisi IF lainnya, pembaca dapat memahami bahwa struktur ini berguna untuk menangani percabangan kondisi yang kompleks dalam program. Contoh kode menggunakan loop for dan nested if yang disertakan juga sangat membantu untuk memperkuat pemahaman.
MUHAMAD IQBAL PUTRA MARTIKA
11-04-2025 at
Program yang diangkat pada website merupakan studi kasus yang menunjukkan penggunaan nested loop (for di dalam for) dalam bahasa C, dengan tambahan percabangan if dan perintah break untuk menghentikan iterasi. Tujuan utamanya adalah untuk memahami bagaimana alur kontrol bekerja saat terdapat kondisi tertentu di dalam loop bersarang. Secara khusus, program ingin mencetak nilai dari variabel i dan j, kemudian menghentikan loop j (loop bagian dalam) saat j bernilai 3, serta menunjukkan bagaimana kondisi i == 2 juga bisa memengaruhi alur iterasi. Namun, karena urutan if dalam loop, kondisi i == 2 tidak pernah diproses lebih awal dibanding j == 3, sehingga memiliki dampak yang tidak terlihat secara langsung. Proses eksekusi dimulai dari perulangan luar dengan i yang berjalan dari 1 hingga 5. Di dalamnya terdapat perulangan j yang juga berjalan dari 1 hingga 5. Pada setiap iterasi, program mencetak nilai i dan j. Ketika j bernilai 3, break dijalankan, menyebabkan loop j langsung dihentikan dan lanjut ke iterasi i berikutnya. Karena kondisi if (j == 3) diletakkan sebelum if (i == 2), maka saat j mencapai 3, program keluar dari loop sebelum sempat mengevaluasi apakah i == 2. Hal ini menunjukkan bahwa urutan penulisan if memengaruhi jalannya program, khususnya dalam situasi di mana banyak kondisi break digunakan. Hasil output program menunjukkan bahwa untuk setiap nilai i dari 1 sampai 5, j hanya mencetak hingga 3, kemudian langsung keluar dari loop j. Tidak terlihat adanya efek dari kondisi i == 2, karena tidak pernah sempat dijalankan akibat j == 3 selalu dieksekusi lebih dulu. Output berupa daftar pasangan i dan j untuk j = 1, 2, dan 3 di setiap iterasi i. Ini membuktikan bahwa kondisi break yang dijalankan lebih awal dalam urutan logika akan lebih dominan dalam menentukan jalannya program. Program ini sangat baik sebagai latihan memahami kontrol alur program bersarang dan bagaimana perintah break bisa digunakan secara strategis.
Gilang Noto Negoro
11-04-2025 at
Studi kasus yang dibahas dalam artikel ini cukup menarik karena menampilkan penerapan kombinasi antara perulangan for dan seleksi bersarang (nested if) dalam bahasa pemrograman C. Tujuan implementasi ini adalah untuk menunjukkan bagaimana kondisi tertentu bisa digunakan untuk mengontrol alur eksekusi program dengan menggunakan perintah break. Secara umum, program menjalankan dua perulangan bersarang, di mana variabel i dan j masing-masing akan bernilai dari 1 hingga 5. Pada bagian terdalam dari perulangan, program mencetak nilai i dan j, lalu mengevaluasi dua kondisi: jika j == 3, maka perulangan j akan dihentikan menggunakan break, dan jika i == 2, maka perulangan j juga akan dihentikan secara langsung tanpa menunggu kondisi j == 3. Hal ini memperlihatkan bagaimana penggunaan nested if mampu mengendalikan alur program secara fleksibel berdasarkan kondisi tertentu. Adapun hasil keluaran program adalah:i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Dari output tersebut terlihat bahwa saat i bernilai 2, hanya nilai j = 1 yang dicetak sebelum perulangan dihentikan. Hal ini semakin menegaskan bagaimana struktur nested if dapat memengaruhi jalannya perulangan berdasarkan kondisi yang diberikan.Melalui studi kasus ini, diharapkan pembaca dapat lebih memahami logika pemrograman.
Gilang Noto Negoro
11-04-2025 at
Studi kasus yang dibahas dalam artikel ini cukup menarik karena menampilkan penerapan kombinasi antara perulangan for dan seleksi bersarang (nested if) dalam bahasa pemrograman C. Tujuan implementasi ini adalah untuk menunjukkan bagaimana kondisi tertentu bisa digunakan untuk mengontrol alur eksekusi program dengan menggunakan perintah break. Secara umum, program menjalankan dua perulangan bersarang, di mana variabel i dan j masing-masing akan bernilai dari 1 hingga 5. Pada bagian terdalam dari perulangan, program mencetak nilai i dan j, lalu mengevaluasi dua kondisi: jika j == 3, maka perulangan j akan dihentikan menggunakan break, dan jika i == 2, maka perulangan j juga akan dihentikan secara langsung tanpa menunggu kondisi j == 3. Hal ini memperlihatkan bagaimana penggunaan nested if mampu mengendalikan alur program secara fleksibel berdasarkan kondisi tertentu. Adapun hasil keluaran program adalah:i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Dari output tersebut terlihat bahwa saat i bernilai 2, hanya nilai j = 1 yang dicetak sebelum perulangan dihentikan. Hal ini semakin menegaskan bagaimana struktur nested if dapat memengaruhi jalannya perulangan berdasarkan kondisi yang diberikan.Melalui studi kasus ini, diharapkan pembaca dapat lebih memahami logika pemrograman.
Gilang Noto Negoro
11-04-2025 at
Studi kasus yang dibahas dalam artikel ini cukup menarik karena menampilkan penerapan kombinasi antara perulangan for dan seleksi bersarang (nested if) dalam bahasa pemrograman C. Tujuan implementasi ini adalah untuk menunjukkan bagaimana kondisi tertentu bisa digunakan untuk mengontrol alur eksekusi program dengan menggunakan perintah break. Secara umum, program menjalankan dua perulangan bersarang, di mana variabel i dan j masing-masing akan bernilai dari 1 hingga 5. Pada bagian terdalam dari perulangan, program mencetak nilai i dan j, lalu mengevaluasi dua kondisi: jika j == 3, maka perulangan j akan dihentikan menggunakan break, dan jika i == 2, maka perulangan j juga akan dihentikan secara langsung tanpa menunggu kondisi j == 3. Hal ini memperlihatkan bagaimana penggunaan nested if mampu mengendalikan alur program secara fleksibel berdasarkan kondisi tertentu. Adapun hasil keluaran program adalah:i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Dari output tersebut terlihat bahwa saat i bernilai 2, hanya nilai j = 1 yang dicetak sebelum perulangan dihentikan. Hal ini semakin menegaskan bagaimana struktur nested if dapat memengaruhi jalannya perulangan berdasarkan kondisi yang diberikan.Melalui studi kasus ini, diharapkan pembaca dapat lebih memahami logika pemrograman.
Hadi Abdul Rasyid
11-04-2025 at
Pada studi Kasus Penerapan Nested If dan Perulangan dalam Bahasa C ini, menggambarkan penerapan struktur kontrol bersarang (nested if) dalam bahasa C dengan menggabungkan dua konsep penting, yaitu perulangan for dan percabangan if, untuk mengontrol alur eksekusi berdasarkan nilai variabel. Program ini menggunakan dua perulangan for yang saling bertingkat, di mana variabel i berperan sebagai perulangan luar dan j sebagai perulangan dalam dari 1 hingga 5. Pada setiap iterasi terdalam, nilai i dan j akan dicetak, kemudian dua kondisi if diperiksa untuk menentukan apakah iterasi harus dihentikan lebih awal menggunakan break. Kondisi pertama menghentikan perulangan dalam (j) jika j == 3, sementara kondisi kedua langsung menghentikan perulangan j jika i == 2, terlepas dari nilai j. Hasil output program menunjukkan pola eksekusi yang bervariasi tergantung nilai i. Misalnya, saat i = 1, perulangan j berjalan normal hingga j mencapai 3 sebelum berhenti. Namun, saat i = 2, perulangan j hanya mengeksekusi satu iterasi (j = 1) karena kondisi i == 2 langsung terpenuhi. Sementara itu, untuk i = 3, 4, dan 5, perulangan j kembali berjalan dari 1 hingga 3 sebelum dihentikan oleh kondisi j == 3.Output yang dihasilkan adalah i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3. Hasil akhirnya merupakan pola output yang unik yang terbentuk oleh logika nested if dan perintah break di dalamnya
Najwa Tsamarah Dewi
11-04-2025 at
Studi kasus yang dibahas dalam artikel ini cukup menarik karena menampilkan penerapan kombinasi antara perulangan for dan seleksi bersarang (nested if) dalam bahasa pemrograman C. Tujuan implementasi ini adalah untuk menunjukkan bagaimana kondisi tertentu bisa digunakan untuk mengontrol alur eksekusi program dengan menggunakan perintah break. Secara umum, program menjalankan dua perulangan bersarang, di mana variabel i dan j masing-masing akan bernilai dari 1 hingga 5. Pada bagian terdalam dari perulangan, program mencetak nilai i dan j, lalu mengevaluasi dua kondisi: jika j == 3, maka perulangan j akan dihentikan menggunakan break, dan jika i == 2, maka perulangan j juga akan dihentikan secara langsung tanpa menunggu kondisi j == 3. Hal ini memperlihatkan bagaimana penggunaan nested if mampu mengendalikan alur program secara fleksibel berdasarkan kondisi tertentu. Adapun hasil keluaran program adalah:i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Dari output tersebut terlihat bahwa saat i bernilai 2, hanya nilai j = 1 yang dicetak sebelum perulangan dihentikan. Hal ini semakin menegaskan bagaimana struktur nested if dapat memengaruhi jalannya perulangan berdasarkan kondisi yang diberikan.Melalui studi kasus ini, diharapkan pembaca dapat lebih memahami logika pemrograman.
Najwa Tsamarah Dewi
11-04-2025 at
Studi kasus yang dibahas dalam artikel ini cukup menarik karena menampilkan penerapan kombinasi antara perulangan for dan seleksi bersarang (nested if) dalam bahasa pemrograman C. Tujuan implementasi ini adalah untuk menunjukkan bagaimana kondisi tertentu bisa digunakan untuk mengontrol alur eksekusi program dengan menggunakan perintah break. Secara umum, program menjalankan dua perulangan bersarang, di mana variabel i dan j masing-masing akan bernilai dari 1 hingga 5. Pada bagian terdalam dari perulangan, program mencetak nilai i dan j, lalu mengevaluasi dua kondisi: jika j == 3, maka perulangan j akan dihentikan menggunakan break, dan jika i == 2, maka perulangan j juga akan dihentikan secara langsung tanpa menunggu kondisi j == 3. Hal ini memperlihatkan bagaimana penggunaan nested if mampu mengendalikan alur program secara fleksibel berdasarkan kondisi tertentu. Adapun hasil keluaran program adalah:i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Dari output tersebut terlihat bahwa saat i bernilai 2, hanya nilai j = 1 yang dicetak sebelum perulangan dihentikan. Hal ini semakin menegaskan bagaimana struktur nested if dapat memengaruhi jalannya perulangan berdasarkan kondisi yang diberikan.Melalui studi kasus ini, diharapkan pembaca dapat lebih memahami logika pemrograman.
Rahadian Yusuf
11-04-2025 at
Studi kasus yang diangkat dalam artikel ini cukup menarik karena memperlihatkan penerapan kombinasi antara perulangan `for` dan seleksi bersarang atau *nested if* dalam bahasa pemrograman C. Tujuan dari implementasi ini adalah untuk menunjukkan bagaimana kondisi tertentu dapat digunakan untuk mengontrol alur eksekusi program melalui perintah `break`. Meskipun demikian, terdapat beberapa kekeliruan teknis pada penulisan kode, seperti pernyataan `#include` yang tidak lengkap (seharusnya `#include `) serta kesalahan dalam penulisan karakter escape pada fungsi `printf` yang seharusnya `\n`, bukan `n`. Kesalahan ini perlu diperbaiki agar program dapat dikompilasi dan dijalankan dengan benar. Secara proses, program menjalankan dua buah perulangan bersarang, di mana variabel `i` dan `j` masing-masing akan berjalan dari 1 hingga 5. Di dalam perulangan terdalam, program akan mencetak nilai `i` dan `j`, kemudian melakukan pemeriksaan dua kondisi: jika `j == 3`, maka perulangan `j` akan dihentikan menggunakan `break`, dan jika `i == 2`, perulangan `j` juga akan langsung dihentikan tanpa menunggu hingga `j == 3`. Hal ini menunjukkan bagaimana penggunaan *nested if* dapat mengatur jalannya program secara fleksibel berdasarkan kondisi yang lebih kompleks. Adapun keluaran dari program ini adalah sebagai berikut: ``` i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 ``` Dari hasil tersebut dapat diamati bahwa ketika `i` bernilai 2, hanya `j = 1` yang dicetak sebelum perulangan dihentikan. Hal ini mempertegas bagaimana struktur *nested if* dapat mempengaruhi jalannya perulangan berdasarkan kondisi tertentu. Melalui studi kasus ini, pembaca dapat memperoleh pemahaman lebih dalam mengenai logika pemrograman, khususnya dalam penerapan seleksi bersarang dalam pengembangan program yang lebih kompleks.
Rahadian Yusuf
11-04-2025 at
Studi kasus yang diangkat dalam artikel ini cukup menarik karena memperlihatkan penerapan kombinasi antara perulangan `for` dan seleksi bersarang atau *nested if* dalam bahasa pemrograman C. Tujuan dari implementasi ini adalah untuk menunjukkan bagaimana kondisi tertentu dapat digunakan untuk mengontrol alur eksekusi program melalui perintah `break`. Meskipun demikian, terdapat beberapa kekeliruan teknis pada penulisan kode, seperti pernyataan `#include` yang tidak lengkap (seharusnya `#include `) serta kesalahan dalam penulisan karakter escape pada fungsi `printf` yang seharusnya `\n`, bukan `n`. Kesalahan ini perlu diperbaiki agar program dapat dikompilasi dan dijalankan dengan benar. Secara proses, program menjalankan dua buah perulangan bersarang, di mana variabel `i` dan `j` masing-masing akan berjalan dari 1 hingga 5. Di dalam perulangan terdalam, program akan mencetak nilai `i` dan `j`, kemudian melakukan pemeriksaan dua kondisi: jika `j == 3`, maka perulangan `j` akan dihentikan menggunakan `break`, dan jika `i == 2`, perulangan `j` juga akan langsung dihentikan tanpa menunggu hingga `j == 3`. Hal ini menunjukkan bagaimana penggunaan *nested if* dapat mengatur jalannya program secara fleksibel berdasarkan kondisi yang lebih kompleks. Adapun keluaran dari program ini adalah sebagai berikut: ``` i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 ``` Dari hasil tersebut dapat diamati bahwa ketika `i` bernilai 2, hanya `j = 1` yang dicetak sebelum perulangan dihentikan. Hal ini mempertegas bagaimana struktur *nested if* dapat mempengaruhi jalannya perulangan berdasarkan kondisi tertentu. Melalui studi kasus ini, pembaca dapat memperoleh pemahaman lebih dalam mengenai logika pemrograman, khususnya dalam penerapan seleksi bersarang dalam pengembangan program yang lebih kompleks.
Rahadian Yusuf
11-04-2025 at
Studi kasus yang diangkat dalam artikel ini cukup menarik karena memperlihatkan penerapan kombinasi antara perulangan `for` dan seleksi bersarang atau *nested if* dalam bahasa pemrograman C. Tujuan dari implementasi ini adalah untuk menunjukkan bagaimana kondisi tertentu dapat digunakan untuk mengontrol alur eksekusi program melalui perintah `break`. Meskipun demikian, terdapat beberapa kekeliruan teknis pada penulisan kode, seperti pernyataan `#include` yang tidak lengkap (seharusnya `#include `) serta kesalahan dalam penulisan karakter escape pada fungsi `printf` yang seharusnya `\n`, bukan `n`. Kesalahan ini perlu diperbaiki agar program dapat dikompilasi dan dijalankan dengan benar. Secara proses, program menjalankan dua buah perulangan bersarang, di mana variabel `i` dan `j` masing-masing akan berjalan dari 1 hingga 5. Di dalam perulangan terdalam, program akan mencetak nilai `i` dan `j`, kemudian melakukan pemeriksaan dua kondisi: jika `j == 3`, maka perulangan `j` akan dihentikan menggunakan `break`, dan jika `i == 2`, perulangan `j` juga akan langsung dihentikan tanpa menunggu hingga `j == 3`. Hal ini menunjukkan bagaimana penggunaan *nested if* dapat mengatur jalannya program secara fleksibel berdasarkan kondisi yang lebih kompleks. Adapun keluaran dari program ini adalah sebagai berikut: ``` i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 ``` Dari hasil tersebut dapat diamati bahwa ketika `i` bernilai 2, hanya `j = 1` yang dicetak sebelum perulangan dihentikan. Hal ini mempertegas bagaimana struktur *nested if* dapat mempengaruhi jalannya perulangan berdasarkan kondisi tertentu. Melalui studi kasus ini, pembaca dapat memperoleh pemahaman lebih dalam mengenai logika pemrograman, khususnya dalam penerapan seleksi bersarang dalam pengembangan program yang lebih kompleks.
Raden Dimas Sayyidina Aswari
11-04-2025 at
Studi kasus ini memberikan contoh yang baik tentang penggunaan struktur kontrol "if"bersarang (nested "if") dalam bahasa pemrograman C. Dengan menggabungkan perulangan for dan kondisi if, program ini menunjukkan bagaimana alur eksekusi dapat dikendalikan secara dinamis berdasarkan nilai variabel. Namun, untuk pemula, penempatan pernyataan break dalam kondisi "if" mungkin memerlukan penjelasan lebih lanjut agar tidak membingungkan. •Proses Eksekusi: Program menggunakan dua perulangan for bersarang untuk variabel i dan j, masing-masing dari 1 hingga 5. Di dalam perulangan terdalam, nilai i dan j dicetak. Kemudian, terdapat dua kondisi if: 1.) Jika j == 3, maka perulangan j dihentikan (break). 2.) Jika i == 2, maka perulangan j juga dihentikan. Karena kondisi if kedua berada di dalam perulangan j, namun bergantung pada nilai i, maka saat i == 2, perulangan j hanya akan berjalan sekali sebelum dihentikan. •Hasil yang dikeluarkan program: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Penjelasan: -Untuk i = 1, perulangan j berjalan hingga j = 3, kemudian break menghentikan perulangan j. -Untuk i = 2, perulangan j langsung dihentikan pada iterasi pertama karena i == 2. -Untuk i = 3 hingga i = 5, perulangan j berjalan hingga j = 3, kemudian break menghentikan perulangan j.
Raden Dimas Sayyidina Aswari
11-04-2025 at
Studi kasus ini memberikan contoh yang baik tentang penggunaan struktur kontrol "if"bersarang (nested "if") dalam bahasa pemrograman C. Dengan menggabungkan perulangan for dan kondisi if, program ini menunjukkan bagaimana alur eksekusi dapat dikendalikan secara dinamis berdasarkan nilai variabel. Namun, untuk pemula, penempatan pernyataan break dalam kondisi "if" mungkin memerlukan penjelasan lebih lanjut agar tidak membingungkan. •Proses Eksekusi: Program menggunakan dua perulangan for bersarang untuk variabel i dan j, masing-masing dari 1 hingga 5. Di dalam perulangan terdalam, nilai i dan j dicetak. Kemudian, terdapat dua kondisi if: 1.) Jika j == 3, maka perulangan j dihentikan (break). 2.) Jika i == 2, maka perulangan j juga dihentikan. Karena kondisi if kedua berada di dalam perulangan j, namun bergantung pada nilai i, maka saat i == 2, perulangan j hanya akan berjalan sekali sebelum dihentikan. •Hasil yang dikeluarkan program: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Penjelasan: -Untuk i = 1, perulangan j berjalan hingga j = 3, kemudian break menghentikan perulangan j. -Untuk i = 2, perulangan j langsung dihentikan pada iterasi pertama karena i == 2. -Untuk i = 3 hingga i = 5, perulangan j berjalan hingga j = 3, kemudian break menghentikan perulangan j.
Raden Dimas Sayyidina Aswari
11-04-2025 at
Studi kasus ini memberikan contoh yang baik tentang penggunaan struktur kontrol "if"bersarang (nested "if") dalam bahasa pemrograman C. Dengan menggabungkan perulangan for dan kondisi if, program ini menunjukkan bagaimana alur eksekusi dapat dikendalikan secara dinamis berdasarkan nilai variabel. Namun, untuk pemula, penempatan pernyataan break dalam kondisi "if" mungkin memerlukan penjelasan lebih lanjut agar tidak membingungkan. •Proses Eksekusi: Program menggunakan dua perulangan for bersarang untuk variabel i dan j, masing-masing dari 1 hingga 5. Di dalam perulangan terdalam, nilai i dan j dicetak. Kemudian, terdapat dua kondisi if: 1.) Jika j == 3, maka perulangan j dihentikan (break). 2.) Jika i == 2, maka perulangan j juga dihentikan. Karena kondisi if kedua berada di dalam perulangan j, namun bergantung pada nilai i, maka saat i == 2, perulangan j hanya akan berjalan sekali sebelum dihentikan. •Hasil yang dikeluarkan program: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Penjelasan: -Untuk i = 1, perulangan j berjalan hingga j = 3, kemudian break menghentikan perulangan j. -Untuk i = 2, perulangan j langsung dihentikan pada iterasi pertama karena i == 2. -Untuk i = 3 hingga i = 5, perulangan j berjalan hingga j = 3, kemudian break menghentikan perulangan j.
Muhammad Adil Darmalis
11-04-2025 at
Penjelasan yang diberikan cukup menarik dan interaktif dalam memperkenalkan konsep **nested IF** dalam bahasa pemrograman C. Pendekatan yang dilakukan, mulai dari definisi, struktur, hingga implementasi studi kasus, membantu pembaca memahami bagaimana kondisi bertingkat bekerja dalam sebuah program. Penggunaan loop **for** untuk mendukung logika percabangan semakin memperkuat contoh yang diberikan, meskipun perlu lebih berhati-hati terhadap penggunaan **break**, agar tidak menyebabkan eksekusi yang terhenti sebelum menyelesaikan proses sepenuhnya. Secara keseluruhan, artikel ini memberikan penjelasan yang mudah dipahami dan praktis bagi programmer pemula yang ingin memahami konsep **nested IF** lebih dalam.
Muhammad Adil Darmalis
11-04-2025 at
Penjelasan yang diberikan cukup menarik dan interaktif dalam memperkenalkan konsep **nested IF** dalam bahasa pemrograman C. Pendekatan yang dilakukan, mulai dari definisi, struktur, hingga implementasi studi kasus, membantu pembaca memahami bagaimana kondisi bertingkat bekerja dalam sebuah program. Penggunaan loop **for** untuk mendukung logika percabangan semakin memperkuat contoh yang diberikan, meskipun perlu lebih berhati-hati terhadap penggunaan **break**, agar tidak menyebabkan eksekusi yang terhenti sebelum menyelesaikan proses sepenuhnya. Secara keseluruhan, artikel ini memberikan penjelasan yang mudah dipahami dan praktis bagi programmer pemula yang ingin memahami konsep **nested IF** lebih dalam.
Muhammad Adil Darmalis
11-04-2025 at
Penjelasan yang diberikan cukup menarik dan interaktif dalam memperkenalkan konsep **nested IF** dalam bahasa pemrograman C. Pendekatan yang dilakukan, mulai dari definisi, struktur, hingga implementasi studi kasus, membantu pembaca memahami bagaimana kondisi bertingkat bekerja dalam sebuah program. Penggunaan loop **for** untuk mendukung logika percabangan semakin memperkuat contoh yang diberikan, meskipun perlu lebih berhati-hati terhadap penggunaan **break**, agar tidak menyebabkan eksekusi yang terhenti sebelum menyelesaikan proses sepenuhnya. Secara keseluruhan, artikel ini memberikan penjelasan yang mudah dipahami dan praktis bagi programmer pemula yang ingin memahami konsep **nested IF** lebih dalam.
Muhammad Adil Darmalis
11-04-2025 at
Penjelasan yang diberikan cukup menarik dan interaktif dalam memperkenalkan konsep **nested IF** dalam bahasa pemrograman C. Pendekatan yang dilakukan, mulai dari definisi, struktur, hingga implementasi studi kasus, membantu pembaca memahami bagaimana kondisi bertingkat bekerja dalam sebuah program. Penggunaan loop **for** untuk mendukung logika percabangan semakin memperkuat contoh yang diberikan, meskipun perlu lebih berhati-hati terhadap penggunaan **break**, agar tidak menyebabkan eksekusi yang terhenti sebelum menyelesaikan proses sepenuhnya. Secara keseluruhan, artikel ini memberikan penjelasan yang mudah dipahami dan praktis bagi programmer pemula yang ingin memahami konsep **nested IF** lebih dalam.
Muhammad Adil Darmalis
11-04-2025 at
Penjelasan yang diberikan cukup menarik dan interaktif dalam memperkenalkan konsep **nested IF** dalam bahasa pemrograman C. Pendekatan yang dilakukan, mulai dari definisi, struktur, hingga implementasi studi kasus, membantu pembaca memahami bagaimana kondisi bertingkat bekerja dalam sebuah program. Penggunaan loop **for** untuk mendukung logika percabangan semakin memperkuat contoh yang diberikan, meskipun perlu lebih berhati-hati terhadap penggunaan **break**, agar tidak menyebabkan eksekusi yang terhenti sebelum menyelesaikan proses sepenuhnya. Secara keseluruhan, artikel ini memberikan penjelasan yang mudah dipahami dan praktis bagi programmer pemula yang ingin memahami konsep **nested IF** lebih dalam.
Muhammad Adil Darmalis
11-04-2025 at
Penjelasan yang diberikan cukup menarik dan interaktif dalam memperkenalkan konsep **nested IF** dalam bahasa pemrograman C. Pendekatan yang dilakukan, mulai dari definisi, struktur, hingga implementasi studi kasus, membantu pembaca memahami bagaimana kondisi bertingkat bekerja dalam sebuah program. Penggunaan loop **for** untuk mendukung logika percabangan semakin memperkuat contoh yang diberikan, meskipun perlu lebih berhati-hati terhadap penggunaan **break**, agar tidak menyebabkan eksekusi yang terhenti sebelum menyelesaikan proses sepenuhnya. Secara keseluruhan, artikel ini memberikan penjelasan yang mudah dipahami dan praktis bagi programmer pemula yang ingin memahami konsep **nested IF** lebih dalam.
Raden Dimas Sayyidina Aswari
11-04-2025 at
Penjelasan yang diberikan cukup menarik dan interaktif dalam memperkenalkan konsep **nested IF** dalam bahasa pemrograman C. Pendekatan yang dilakukan, mulai dari definisi, struktur, hingga implementasi studi kasus, membantu pembaca memahami bagaimana kondisi bertingkat bekerja dalam sebuah program. Penggunaan loop **for** untuk mendukung logika percabangan semakin memperkuat contoh yang diberikan, meskipun perlu lebih berhati-hati terhadap penggunaan **break**, agar tidak menyebabkan eksekusi yang terhenti sebelum menyelesaikan proses sepenuhnya. Secara keseluruhan, artikel ini memberikan penjelasan yang mudah dipahami dan praktis bagi programmer pemula yang ingin memahami konsep **nested IF** lebih dalam.
Raden Dimas Sayyidina Aswari
11-04-2025 at
Penjelasan yang diberikan cukup menarik dan interaktif dalam memperkenalkan konsep **nested IF** dalam bahasa pemrograman C. Pendekatan yang dilakukan, mulai dari definisi, struktur, hingga implementasi studi kasus, membantu pembaca memahami bagaimana kondisi bertingkat bekerja dalam sebuah program. Penggunaan loop **for** untuk mendukung logika percabangan semakin memperkuat contoh yang diberikan, meskipun perlu lebih berhati-hati terhadap penggunaan **break**, agar tidak menyebabkan eksekusi yang terhenti sebelum menyelesaikan proses sepenuhnya. Secara keseluruhan, artikel ini memberikan penjelasan yang mudah dipahami dan praktis bagi programmer pemula yang ingin memahami konsep **nested IF** lebih dalam.
Raden Dimas Sayyidina Aswari
11-04-2025 at
Penjelasan yang diberikan cukup menarik dan interaktif dalam memperkenalkan konsep **nested IF** dalam bahasa pemrograman C. Pendekatan yang dilakukan, mulai dari definisi, struktur, hingga implementasi studi kasus, membantu pembaca memahami bagaimana kondisi bertingkat bekerja dalam sebuah program. Penggunaan loop **for** untuk mendukung logika percabangan semakin memperkuat contoh yang diberikan, meskipun perlu lebih berhati-hati terhadap penggunaan **break**, agar tidak menyebabkan eksekusi yang terhenti sebelum menyelesaikan proses sepenuhnya. Secara keseluruhan, artikel ini memberikan penjelasan yang mudah dipahami dan praktis bagi programmer pemula yang ingin memahami konsep **nested IF** lebih dalam.
Raden Dimas Sayyidina Aswari
11-04-2025 at
Penjelasan yang diberikan cukup menarik dan interaktif dalam memperkenalkan konsep **nested IF** dalam bahasa pemrograman C. Pendekatan yang dilakukan, mulai dari definisi, struktur, hingga implementasi studi kasus, membantu pembaca memahami bagaimana kondisi bertingkat bekerja dalam sebuah program. Penggunaan loop **for** untuk mendukung logika percabangan semakin memperkuat contoh yang diberikan, meskipun perlu lebih berhati-hati terhadap penggunaan **break**, agar tidak menyebabkan eksekusi yang terhenti sebelum menyelesaikan proses sepenuhnya. Secara keseluruhan, artikel ini memberikan penjelasan yang mudah dipahami dan praktis bagi programmer pemula yang ingin memahami konsep **nested IF** lebih dalam.
Raden Dimas Sayyidina Aswari
11-04-2025 at
Penjelasan yang diberikan cukup menarik dan interaktif dalam memperkenalkan konsep **nested IF** dalam bahasa pemrograman C. Pendekatan yang dilakukan, mulai dari definisi, struktur, hingga implementasi studi kasus, membantu pembaca memahami bagaimana kondisi bertingkat bekerja dalam sebuah program. Penggunaan loop **for** untuk mendukung logika percabangan semakin memperkuat contoh yang diberikan, meskipun perlu lebih berhati-hati terhadap penggunaan **break**, agar tidak menyebabkan eksekusi yang terhenti sebelum menyelesaikan proses sepenuhnya. Secara keseluruhan, artikel ini memberikan penjelasan yang mudah dipahami dan praktis bagi programmer pemula yang ingin memahami konsep **nested IF** lebih dalam.
Raden Dimas Sayyidina Aswari
11-04-2025 at
Penjelasan yang diberikan cukup menarik dan interaktif dalam memperkenalkan konsep **nested IF** dalam bahasa pemrograman C. Pendekatan yang dilakukan, mulai dari definisi, struktur, hingga implementasi studi kasus, membantu pembaca memahami bagaimana kondisi bertingkat bekerja dalam sebuah program. Penggunaan loop **for** untuk mendukung logika percabangan semakin memperkuat contoh yang diberikan, meskipun perlu lebih berhati-hati terhadap penggunaan **break**, agar tidak menyebabkan eksekusi yang terhenti sebelum menyelesaikan proses sepenuhnya. Secara keseluruhan, artikel ini memberikan penjelasan yang mudah dipahami dan praktis bagi programmer pemula yang ingin memahami konsep **nested IF** lebih dalam.
Raden Dimas Sayyidina Aswari
11-04-2025 at
Penjelasan yang diberikan cukup menarik dan interaktif dalam memperkenalkan konsep **nested IF** dalam bahasa pemrograman C. Pendekatan yang dilakukan, mulai dari definisi, struktur, hingga implementasi studi kasus, membantu pembaca memahami bagaimana kondisi bertingkat bekerja dalam sebuah program. Penggunaan loop **for** untuk mendukung logika percabangan semakin memperkuat contoh yang diberikan, meskipun perlu lebih berhati-hati terhadap penggunaan **break**, agar tidak menyebabkan eksekusi yang terhenti sebelum menyelesaikan proses sepenuhnya. Secara keseluruhan, artikel ini memberikan penjelasan yang mudah dipahami dan praktis bagi programmer pemula yang ingin memahami konsep **nested IF** lebih dalam.
Raden Dimas Sayyidina Aswari
11-04-2025 at
Penjelasan yang diberikan cukup menarik dan interaktif dalam memperkenalkan konsep **nested IF** dalam bahasa pemrograman C. Pendekatan yang dilakukan, mulai dari definisi, struktur, hingga implementasi studi kasus, membantu pembaca memahami bagaimana kondisi bertingkat bekerja dalam sebuah program. Penggunaan loop **for** untuk mendukung logika percabangan semakin memperkuat contoh yang diberikan, meskipun perlu lebih berhati-hati terhadap penggunaan **break**, agar tidak menyebabkan eksekusi yang terhenti sebelum menyelesaikan proses sepenuhnya. Secara keseluruhan, artikel ini memberikan penjelasan yang mudah dipahami dan praktis bagi programmer pemula yang ingin memahami konsep **nested IF** lebih dalam.
Raden Dimas Sayyidina Aswari
11-04-2025 at
Penjelasan yang diberikan cukup menarik dan interaktif dalam memperkenalkan konsep **nested IF** dalam bahasa pemrograman C. Pendekatan yang dilakukan, mulai dari definisi, struktur, hingga implementasi studi kasus, membantu pembaca memahami bagaimana kondisi bertingkat bekerja dalam sebuah program. Penggunaan loop **for** untuk mendukung logika percabangan semakin memperkuat contoh yang diberikan, meskipun perlu lebih berhati-hati terhadap penggunaan **break**, agar tidak menyebabkan eksekusi yang terhenti sebelum menyelesaikan proses sepenuhnya. Secara keseluruhan, artikel ini memberikan penjelasan yang mudah dipahami dan praktis bagi programmer pemula yang ingin memahami konsep **nested IF** lebih dalam.
Raden Dimas Sayyidina Aswari
11-04-2025 at
Penjelasan yang diberikan cukup menarik dan interaktif dalam memperkenalkan konsep **nested IF** dalam bahasa pemrograman C. Pendekatan yang dilakukan, mulai dari definisi, struktur, hingga implementasi studi kasus, membantu pembaca memahami bagaimana kondisi bertingkat bekerja dalam sebuah program. Penggunaan loop **for** untuk mendukung logika percabangan semakin memperkuat contoh yang diberikan, meskipun perlu lebih berhati-hati terhadap penggunaan **break**, agar tidak menyebabkan eksekusi yang terhenti sebelum menyelesaikan proses sepenuhnya. Secara keseluruhan, artikel ini memberikan penjelasan yang mudah dipahami dan praktis bagi programmer pemula yang ingin memahami konsep **nested IF** lebih dalam.
Raden Dimas Sayyidina Aswari
11-04-2025 at
Penjelasan yang diberikan cukup menarik dan interaktif dalam memperkenalkan konsep **nested IF** dalam bahasa pemrograman C. Pendekatan yang dilakukan, mulai dari definisi, struktur, hingga implementasi studi kasus, membantu pembaca memahami bagaimana kondisi bertingkat bekerja dalam sebuah program. Penggunaan loop **for** untuk mendukung logika percabangan semakin memperkuat contoh yang diberikan, meskipun perlu lebih berhati-hati terhadap penggunaan **break**, agar tidak menyebabkan eksekusi yang terhenti sebelum menyelesaikan proses sepenuhnya. Secara keseluruhan, artikel ini memberikan penjelasan yang mudah dipahami dan praktis bagi programmer pemula yang ingin memahami konsep **nested IF** lebih dalam.
Raden Dimas Sayyidina Aswari
11-04-2025 at
Penjelasan yang diberikan cukup menarik dan interaktif dalam memperkenalkan konsep **nested IF** dalam bahasa pemrograman C. Pendekatan yang dilakukan, mulai dari definisi, struktur, hingga implementasi studi kasus, membantu pembaca memahami bagaimana kondisi bertingkat bekerja dalam sebuah program. Penggunaan loop **for** untuk mendukung logika percabangan semakin memperkuat contoh yang diberikan, meskipun perlu lebih berhati-hati terhadap penggunaan **break**, agar tidak menyebabkan eksekusi yang terhenti sebelum menyelesaikan proses sepenuhnya. Secara keseluruhan, artikel ini memberikan penjelasan yang mudah dipahami dan praktis bagi programmer pemula yang ingin memahami konsep **nested IF** lebih dalam.
Eduard Andreas Marbun
11-04-2025 at
Penjelasan tentang seleksi if bersarang dalam artikel ini cukup membantu untuk memahami konsep dasar pengambilan keputusan bertingkat. Contoh kasus yang digunakan juga relevan untuk menggambarkan bagaimana kondisi bisa saling terkait satu sama lain. Meskipun begitu, mungkin akan lebih menarik jika disertakan penjelasan singkat mengenai kapan sebaiknya menggunakan if bersarang dibandingkan dengan alternatif lain seperti switch atau if-else if. Hal ini bisa membantu pembaca untuk memilih struktur kontrol yang paling efisien dalam berbagai situasi. Secara keseluruhan, materi ini sangat berguna terutama untuk pemula yang sedang memperdalam logika pemrograman. Proses eksekusi pada studi kasus tersebut dimulai dengan dua perulangan `for` bersarang, masing-masing untuk variabel `i` dan `j` dari 1 hingga 5. Di dalam perulangan terdalam, terdapat dua kondisi `if`: jika `j == 3` atau `i == 2`, maka perulangan `j` akan dihentikan (`break`). Hal ini menyebabkan alur eksekusi berhenti lebih awal pada beberapa kasus, tergantung nilai `i` dan `j`. Hasil akhirnya menunjukkan bagaimana logika bersarang memengaruh output program. i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 ? break karena j == 3 i: 2, j: 1 ? break karena i == 2 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 ? break i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 ? break i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 ? break
Eduard Andreas Marbun
11-04-2025 at
Penjelasan tentang seleksi if bersarang dalam artikel ini cukup membantu untuk memahami konsep dasar pengambilan keputusan bertingkat. Contoh kasus yang digunakan juga relevan untuk menggambarkan bagaimana kondisi bisa saling terkait satu sama lain. Meskipun begitu, mungkin akan lebih menarik jika disertakan penjelasan singkat mengenai kapan sebaiknya menggunakan if bersarang dibandingkan dengan alternatif lain seperti switch atau if-else if. Hal ini bisa membantu pembaca untuk memilih struktur kontrol yang paling efisien dalam berbagai situasi. Secara keseluruhan, materi ini sangat berguna terutama untuk pemula yang sedang memperdalam logika pemrograman. Proses eksekusi pada studi kasus tersebut dimulai dengan dua perulangan `for` bersarang, masing-masing untuk variabel `i` dan `j` dari 1 hingga 5. Di dalam perulangan terdalam, terdapat dua kondisi `if`: jika `j == 3` atau `i == 2`, maka perulangan `j` akan dihentikan (`break`). Hal ini menyebabkan alur eksekusi berhenti lebih awal pada beberapa kasus, tergantung nilai `i` dan `j`. Hasil akhirnya menunjukkan bagaimana logika bersarang memengaruh output program. i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 ? break karena j == 3 i: 2, j: 1 ? break karena i == 2 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 ? break i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 ? break i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 ? break
Irsal Alghofiqi Zakaria Surur
11-04-2025 at
Studi kasus yang diangkat dalam artikel ini menampilkan kombinasi antara perulangan `for` dan penggunaan `if` untuk membentuk kondisi bersarang (meskipun dalam praktiknya, `if` yang digunakan tidak sepenuhnya bersarang satu sama lain, melainkan berdiri sejajar dalam satu blok kode). Program tersebut menjalankan dua buah perulangan bersarang, yaitu variabel `i` dan `j` yang masing-masing berjalan dari 1 hingga 5. Di dalam perulangan terdalam, program mencetak nilai `i` dan `j`, lalu memeriksa dua kondisi menggunakan `if`. Jika nilai `j` sama dengan 3, maka perulangan `j` dihentikan (menggunakan `break`), sehingga mencegah kelanjutan iterasi untuk nilai `j` yang lebih besar dari 3. Selain itu, jika nilai `i` sama dengan 2, maka perulangan `j` juga dihentikan sejak iterasi pertama. Hal ini membuat iterasi untuk `i = 2` hanya mencetak satu baris sebelum keluar dari perulangan dalam. Secara keseluruhan, proses eksekusi program akan mencetak kombinasi nilai `i` dan `j` dengan batasan tertentu karena adanya dua kondisi `if` tersebut, dan hasil akhirnya akan terlihat seperti ini: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Dengan demikian, studi kasus ini memberikan pemahaman yang baik mengenai cara kerja `break` dalam perulangan bersarang dan bagaimana seleksi kondisi dapat memengaruhi alur logika program.
Irsal Alghofiqi Zakaria Surur
11-04-2025 at
Studi kasus yang diangkat dalam artikel ini menampilkan kombinasi antara perulangan `for` dan penggunaan `if` untuk membentuk kondisi bersarang (meskipun dalam praktiknya, `if` yang digunakan tidak sepenuhnya bersarang satu sama lain, melainkan berdiri sejajar dalam satu blok kode). Program tersebut menjalankan dua buah perulangan bersarang, yaitu variabel `i` dan `j` yang masing-masing berjalan dari 1 hingga 5. Di dalam perulangan terdalam, program mencetak nilai `i` dan `j`, lalu memeriksa dua kondisi menggunakan `if`. Jika nilai `j` sama dengan 3, maka perulangan `j` dihentikan (menggunakan `break`), sehingga mencegah kelanjutan iterasi untuk nilai `j` yang lebih besar dari 3. Selain itu, jika nilai `i` sama dengan 2, maka perulangan `j` juga dihentikan sejak iterasi pertama. Hal ini membuat iterasi untuk `i = 2` hanya mencetak satu baris sebelum keluar dari perulangan dalam. Secara keseluruhan, proses eksekusi program akan mencetak kombinasi nilai `i` dan `j` dengan batasan tertentu karena adanya dua kondisi `if` tersebut, dan hasil akhirnya akan terlihat seperti ini: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Dengan demikian, studi kasus ini memberikan pemahaman yang baik mengenai cara kerja `break` dalam perulangan bersarang dan bagaimana seleksi kondisi dapat memengaruhi alur logika program.
Irsal Alghofiqi Zakaria Surur
11-04-2025 at
Studi kasus yang diangkat dalam artikel ini menampilkan kombinasi antara perulangan `for` dan penggunaan `if` untuk membentuk kondisi bersarang (meskipun dalam praktiknya, `if` yang digunakan tidak sepenuhnya bersarang satu sama lain, melainkan berdiri sejajar dalam satu blok kode). Program tersebut menjalankan dua buah perulangan bersarang, yaitu variabel `i` dan `j` yang masing-masing berjalan dari 1 hingga 5. Di dalam perulangan terdalam, program mencetak nilai `i` dan `j`, lalu memeriksa dua kondisi menggunakan `if`. Jika nilai `j` sama dengan 3, maka perulangan `j` dihentikan (menggunakan `break`), sehingga mencegah kelanjutan iterasi untuk nilai `j` yang lebih besar dari 3. Selain itu, jika nilai `i` sama dengan 2, maka perulangan `j` juga dihentikan sejak iterasi pertama. Hal ini membuat iterasi untuk `i = 2` hanya mencetak satu baris sebelum keluar dari perulangan dalam. Secara keseluruhan, proses eksekusi program akan mencetak kombinasi nilai `i` dan `j` dengan batasan tertentu karena adanya dua kondisi `if` tersebut, dan hasil akhirnya akan terlihat seperti ini: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Dengan demikian, studi kasus ini memberikan pemahaman yang baik mengenai cara kerja `break` dalam perulangan bersarang dan bagaimana seleksi kondisi dapat memengaruhi alur logika program.
Abdurrahman Al-Ghifari
11-04-2025 at
1. Studi kasus ini merupakan contoh yang cukup jelas untuk menunjukkan bagaimana perulangan bersarang (nested loop) dapat dikombinasikan dengan struktur logika if untuk mengendalikan jalannya program. Di dalam perulangan j, terdapat dua kondisi if yang masing-masing memiliki perintah break, yang berfungsi untuk menghentikan perulangan j lebih awal jika kondisi tertentu terpenuhi. 2. Program ini memiliki dua buah perulangan: perulangan luar menggunakan variabel i yang berjalan dari 1 hingga 5, dan perulangan dalam menggunakan variabel j, juga dari 1 hingga 5. Setiap kali nilai i berubah, program akan masuk ke dalam perulangan j. Pada setiap iterasi, pasangan nilai i dan j akan dicetak. Namun, ada dua kondisi yang bisa membuat perulangan j berhenti lebih cepat. Pertama, jika nilai j mencapai 3, maka perulangan langsung dihentikan dengan break, sehingga nilai j setelah 3 tidak akan dicetak. Kedua, jika i bernilai 2, maka perulangan j akan langsung dihentikan, meskipun j belum mencapai 3. Dengan kata lain, saat i = 2, hanya nilai j = 1 yang akan ditampilkan, lalu keluar dari perulangan j. Proses ini berulang sampai i mencapai 5. Karena tidak ada kondisi yang menghentikan perulangan luar, maka perulangan dengan i tetap berjalan penuh. Sementara jumlah output pada perulangan dalam tergantung pada kondisi j == 3 dan i == 2, sehingga jumlah cetakan per nilai i bisa berbeda. 3. Berikut adalah hasil output dari program: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3
Firly Muhammad Aditya
11-04-2025 at
Artikel ini memberikan pengantar yang cukup baik untuk memahami nested IF dalam pemrograman C, terutama bagi pemula. Penjelasan awal tentang apa itu IF bersarang disampaikan dengan jelas, dan pseudocodenya membantu banget buat ngebayangin alur kondisi bersarang. Kode ini menjalankan dua buah for loop yang bersarang: loop luar dengan variabel i dari 1 sampai 5, dan loop dalam dengan j juga dari 1 sampai 5. Di setiap iterasi, nilai i dan j dicetak menggunakan printf. Ada dua kondisi if yang memengaruhi jalannya program: 1. Saat j == 3, program akan menjalankan break, yang langsung menghentikan loop bagian dalam. Karena itu, nilai j tidak pernah sampai ke 4 atau 5. 2. Ada juga kondisi if (i == 2) yang melakukan hal yang sama, yaitu menghentikan loop dalam. Tapi efeknya nggak terlalu kelihatan karena kondisi j == 3 biasanya sudah terjadi lebih dulu dan menghentikan loop sebelum i == 2 sempat berpengaruh banyak. Intinya, untuk setiap nilai i, loop dalam hanya berjalan sampai j bernilai 2, karena ketika j masuk ke 3, langsung keluar dari loop. hasil dari output program tsb i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 2, j: 1 i: 2, j: 2 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 Output ini muncul karena loop dalam selalu terhenti saat j = 3, sehingga hanya j = 1 dan j = 2 yang dicetak untuk setiap i.
Firly Muhammad Aditya
11-04-2025 at
Artikel ini memberikan pengantar yang cukup baik untuk memahami nested IF dalam pemrograman C, terutama bagi pemula. Penjelasan awal tentang apa itu IF bersarang disampaikan dengan jelas, dan pseudocodenya membantu banget buat ngebayangin alur kondisi bersarang. Kode ini menjalankan dua buah for loop yang bersarang: loop luar dengan variabel i dari 1 sampai 5, dan loop dalam dengan j juga dari 1 sampai 5. Di setiap iterasi, nilai i dan j dicetak menggunakan printf. Ada dua kondisi if yang memengaruhi jalannya program: 1. Saat j == 3, program akan menjalankan break, yang langsung menghentikan loop bagian dalam. Karena itu, nilai j tidak pernah sampai ke 4 atau 5. 2. Ada juga kondisi if (i == 2) yang melakukan hal yang sama, yaitu menghentikan loop dalam. Tapi efeknya nggak terlalu kelihatan karena kondisi j == 3 biasanya sudah terjadi lebih dulu dan menghentikan loop sebelum i == 2 sempat berpengaruh banyak. Intinya, untuk setiap nilai i, loop dalam hanya berjalan sampai j bernilai 2, karena ketika j masuk ke 3, langsung keluar dari loop. hasil dari output program tsb i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 2, j: 1 i: 2, j: 2 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 Output ini muncul karena loop dalam selalu terhenti saat j = 3, sehingga hanya j = 1 dan j = 2 yang dicetak untuk setiap i.
Nurul Aulia Arsyah
11-04-2025 at
Dalam studi kasus ini cukup menjadikan sebuah gambaran yang baik dalam memahami konsep nested if dalam bahasa pemrograman C. Dengan menggabungkan perulangan for dan kondisi if, program ini menunjukkan bagaimana alur eksekusi berdasarkan nilai variabel. Tetapi, untuk pemula, penempatan pernyataan break dalam kondisi if mungkin memerlukan penjelasan lebih lanjut agar tidak membingungkan. Untuk proses eksekusi, pertama nilai i dan j dicetak. Kemudian, terdapat dua kondisi if:? Jika j == 3, maka perulangan j dihentikan (break).? Jika i == 2, maka perulangan j juga dihentikan. Karena kondisi if kedua berada di dalam perulangan j, namun bergantung pada nilai i, maka saat i == 2, perulangan j hanya akan berjalan sekali sebelum dihentikan.? Berdasarkan logika di atas, output yang dihasilkan adalah Untuk i = 1, perulangan j berjalan dari 1 hingga 3, karena saat j == 3, perulangan j dihentikan.?Untuk i = 2, perulangan j langsung dihentikan setelah iterasi pertama karena i == 2. Untuk i = 3 hingga i = 5, perulangan j berjalan dari 1 hingga 3, dengan penghentian saat j == 3.
Muhammad Caesar Nasrullah Sarwadi
11-04-2025 at
Artikel ini membahas cukup baik mengenai konsep nested if, yaitu penggunaan pernyataan if di dalam pernyataan if untuk memecahkan kondisi yangg kompleks. Dalam artikel ini jugga menyertakan struktur umum dari nested if serta pseudocode dan flowchart untuk membantu pemahaman. Selain itu, studi kasus diangkat juga untuk memberikan gambaran bagaimana nested if itu bekerja. Pada artikel ini, studi kasus yang disajikan melibatkan dua perulangan for bersarang untuk variabel i dan j, masing-masing mempunyai nilai interval dari 1 sampai 5. Di dalam perulangan terdalam, nilai i dan j dicetak. Kemudian terdapat dua kondisi if, yaitu jika j == 3, maka perulangan j dihentikan dengan break dan jika i == 2, maka perulangan j juga dihentikan dengan break. Karena kondisi if kedua berada di dalam perulangan j. Namun, bergantung pada nilai i, maka saat i == 2, perulangan j hanya akan berjalan sekali sebelum dihentikan.
Muhammad Caesar Nasrullah Sarwadi
11-04-2025 at
Artikel ini membahas cukup baik mengenai konsep nested if, yaitu penggunaan pernyataan if di dalam pernyataan if untuk memecahkan kondisi yangg kompleks. Dalam artikel ini jugga menyertakan struktur umum dari nested if serta pseudocode dan flowchart untuk membantu pemahaman. Selain itu, studi kasus diangkat juga untuk memberikan gambaran bagaimana nested if itu bekerja. Pada artikel ini, studi kasus yang disajikan melibatkan dua perulangan for bersarang untuk variabel i dan j, masing-masing mempunyai nilai interval dari 1 sampai 5. Di dalam perulangan terdalam, nilai i dan j dicetak. Kemudian terdapat dua kondisi if, yaitu jika j == 3, maka perulangan j dihentikan dengan break dan jika i == 2, maka perulangan j juga dihentikan dengan break. Karena kondisi if kedua berada di dalam perulangan j. Namun, bergantung pada nilai i, maka saat i == 2, perulangan j hanya akan berjalan sekali sebelum dihentikan.
Hayah Fathiyah
11-04-2025 at
Studi kasus ini membahas penggunaan seleksi if dengan kondisi bersarang dalam bahasa pemrograman C. Struktur if bersarang (nested if) digunakan ketika terdapat kondisi di dalam kondisi lain, memungkinkan program untuk membuat keputusan yang lebih kompleks.? Inisialisasi Variabel: Program mendeklarasikan dua variabel integer, i dan j.? Perulangan Pertama (i): Perulangan pertama dimulai dengan i bernilai 1 dan berlanjut hingga i mencapai 5.? Perulangan Kedua (j): Untuk setiap nilai i, perulangan kedua dimulai dengan j bernilai 1 dan berlanjut hingga j mencapai 5.? Pencetakan Nilai i dan j: Pada setiap iterasi perulangan j, program mencetak nilai saat ini dari i dan j.? Kondisi Pertama: Jika nilai j sama dengan 3, perulangan j dihentikan menggunakan perintah break.? Kondisi Kedua: Jika nilai i sama dengan 2, perulangan j juga dihentikan dengan perintah break.? Hasil yang Dikeluarkan Program: Program akan mencetak pasangan nilai i dan j selama perulangan, dengan kondisi bahwa perulangan j akan berhenti jika j mencapai 3 atau jika i mencapai 2. Berikut adalah output yang dihasilkan:? i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Perhatikan bahwa ketika i bernilai 2, perulangan j tidak menghasilkan output karena perulangan dihentikan pada iterasi pertama (j = 1). Selain itu, perulangan j juga berhenti saat j mencapai 3, sehingga tidak ada pasangan nilai i dan j dengan j lebih besar dari 2.? Dengan menggunakan if bersarang dan perintah break, program ini dapat mengendalikan alur eksekusi dengan lebih fleksibel, tergantung pada kondisi yang ditetapkan.?
Hayah Fathiyah
11-04-2025 at
Studi kasus ini membahas penggunaan seleksi if dengan kondisi bersarang dalam bahasa pemrograman C. Struktur if bersarang (nested if) digunakan ketika terdapat kondisi di dalam kondisi lain, memungkinkan program untuk membuat keputusan yang lebih kompleks.? Inisialisasi Variabel: Program mendeklarasikan dua variabel integer, i dan j.? Perulangan Pertama (i): Perulangan pertama dimulai dengan i bernilai 1 dan berlanjut hingga i mencapai 5.? Perulangan Kedua (j): Untuk setiap nilai i, perulangan kedua dimulai dengan j bernilai 1 dan berlanjut hingga j mencapai 5.? Pencetakan Nilai i dan j: Pada setiap iterasi perulangan j, program mencetak nilai saat ini dari i dan j.? Kondisi Pertama: Jika nilai j sama dengan 3, perulangan j dihentikan menggunakan perintah break.? Kondisi Kedua: Jika nilai i sama dengan 2, perulangan j juga dihentikan dengan perintah break.? Hasil yang Dikeluarkan Program: Program akan mencetak pasangan nilai i dan j selama perulangan, dengan kondisi bahwa perulangan j akan berhenti jika j mencapai 3 atau jika i mencapai 2. Berikut adalah output yang dihasilkan:? i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Perhatikan bahwa ketika i bernilai 2, perulangan j tidak menghasilkan output karena perulangan dihentikan pada iterasi pertama (j = 1). Selain itu, perulangan j juga berhenti saat j mencapai 3, sehingga tidak ada pasangan nilai i dan j dengan j lebih besar dari 2.? Dengan menggunakan if bersarang dan perintah break, program ini dapat mengendalikan alur eksekusi dengan lebih fleksibel, tergantung pada kondisi yang ditetapkan.?
Hayah Fathiyah
11-04-2025 at
Studi kasus ini membahas penggunaan seleksi if dengan kondisi bersarang dalam bahasa pemrograman C. Struktur if bersarang (nested if) digunakan ketika terdapat kondisi di dalam kondisi lain, memungkinkan program untuk membuat keputusan yang lebih kompleks.? Inisialisasi Variabel: Program mendeklarasikan dua variabel integer, i dan j.? Perulangan Pertama (i): Perulangan pertama dimulai dengan i bernilai 1 dan berlanjut hingga i mencapai 5.? Perulangan Kedua (j): Untuk setiap nilai i, perulangan kedua dimulai dengan j bernilai 1 dan berlanjut hingga j mencapai 5.? Pencetakan Nilai i dan j: Pada setiap iterasi perulangan j, program mencetak nilai saat ini dari i dan j.? Kondisi Pertama: Jika nilai j sama dengan 3, perulangan j dihentikan menggunakan perintah break.? Kondisi Kedua: Jika nilai i sama dengan 2, perulangan j juga dihentikan dengan perintah break.? Hasil yang Dikeluarkan Program: Program akan mencetak pasangan nilai i dan j selama perulangan, dengan kondisi bahwa perulangan j akan berhenti jika j mencapai 3 atau jika i mencapai 2. Berikut adalah output yang dihasilkan:? i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Perhatikan bahwa ketika i bernilai 2, perulangan j tidak menghasilkan output karena perulangan dihentikan pada iterasi pertama (j = 1). Selain itu, perulangan j juga berhenti saat j mencapai 3, sehingga tidak ada pasangan nilai i dan j dengan j lebih besar dari 2.? Dengan menggunakan if bersarang dan perintah break, program ini dapat mengendalikan alur eksekusi dengan lebih fleksibel, tergantung pada kondisi yang ditetapkan.
Rezkypindo Vyandono
11-04-2025 at
Studi kasus yang dibahas dalam tulisan ini menunjukkan gabungan penggunaan perulangan `for` dan pernyataan `if` untuk menciptakan kondisi bersarang (walaupun secara praktis, pernyataan `if` tersebut tidak benar-benar bersarang tetapi sejajar dalam blok kode yang sama). Program ini menjalankan dua perulangan bertingkat, dengan variabel `i` dan `j` masing-masing berjalan dari 1 hingga 5. Di dalam perulangan terdalam, program menghasilkan output nilai dari `i` dan `j`, lalu mengevaluasi dua kondisi dengan `if`. Apabila nilai `j` mencapai 3, maka perulangan `j` akan dihentikan (menggunakan `break`), yang menghalangi penerusan iterasi untuk nilai `j` yang lebih dari 3. Selain itu, jika nilai `i` adalah 2, maka perulangan `j` juga akan dihentikan sejak iterasi pertama. Akibatnya, iterasi ketika `i = 2` hanya akan mencetak satu baris sebelum keluar dari perulangan terdalam. Secara keseluruhan, jalannya eksekusi program ini akan mencetak kombinasi nilai `i` dan `j` dengan batas tertentu karena adanya dua kondisi `if` tersebut, dan hasil akhir akan tampak sebagai berikut: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Dengan begitu, studi kasus ini memberi wawasan yang jelas tentang cara kerja `break` dalam perulangan bertingkat dan bagaimana kondisi yang dipilih dapat memengaruhi alur logika program.
Rezkypindo Vyandono
11-04-2025 at
Studi kasus yang dibahas dalam tulisan ini menunjukkan gabungan penggunaan perulangan `for` dan pernyataan `if` untuk menciptakan kondisi bersarang (walaupun secara praktis, pernyataan `if` tersebut tidak benar-benar bersarang tetapi sejajar dalam blok kode yang sama). Program ini menjalankan dua perulangan bertingkat, dengan variabel `i` dan `j` masing-masing berjalan dari 1 hingga 5. Di dalam perulangan terdalam, program menghasilkan output nilai dari `i` dan `j`, lalu mengevaluasi dua kondisi dengan `if`. Apabila nilai `j` mencapai 3, maka perulangan `j` akan dihentikan (menggunakan `break`), yang menghalangi penerusan iterasi untuk nilai `j` yang lebih dari 3. Selain itu, jika nilai `i` adalah 2, maka perulangan `j` juga akan dihentikan sejak iterasi pertama. Akibatnya, iterasi ketika `i = 2` hanya akan mencetak satu baris sebelum keluar dari perulangan terdalam. Secara keseluruhan, jalannya eksekusi program ini akan mencetak kombinasi nilai `i` dan `j` dengan batas tertentu karena adanya dua kondisi `if` tersebut, dan hasil akhir akan tampak sebagai berikut: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Dengan begitu, studi kasus ini memberi wawasan yang jelas tentang cara kerja `break` dalam perulangan bertingkat dan bagaimana kondisi yang dipilih dapat memengaruhi alur logika program.
Nasya Kaila Shalemina
11-04-2025 at
Studi kasus ini menampilkan konsep menarik tentang integrasi antara struktur perulangan for dan seleksi bersarang dalam pemrograman C. Implementasi ini dirancang untuk mengilustrasikan mekanisme pengendalian alur program melalui perintah break. Terdapat beberapa catatan teknis yang perlu diperhatikan, khususnya pada bagian penulisan header #include yang seharusnya lengkap (#include) serta koreksi pada penulisan newline (\n) dalam fungsi printf. Perbaikan ini penting untuk memastikan program dapat berjalan sesuai harapan.
Secara struktural, program ini menggunakan dua lapis perulangan dimana variabel i dan j masing-masing beriterasi dari 1 sampai 5. Pada bagian inti program, nilai kedua variabel dicetak kemudian dilakukan pengecekan dua kondisi: (1) ketika j mencapai nilai 3, perulangan dalam akan dihentikan, dan (2) khusus saat i bernilai 2, perulangan dalam langsung berakhir tanpa menunggu kondisi pertama terpenuhi. Mekanisme ini menunjukkan fleksibilitas kontrol alur menggunakan seleksi bersarang.
Output program memperlihatkan pola eksekusi yang khas: untuk semua nilai i (kecuali 2), perulangan dalam berjalan hingga j=3, sementara pada i=2 hanya mengeksekusi satu iterasi. Pola ini secara jelas mendemonstrasikan pengaruh seleksi bersarang terhadap eksekusi perulangan. Melalui contoh ini, dapat dipelajari konsep penting dalam logika pemrograman, terutama mengenai implementasi struktur kontrol kompleks dalam pengembangan algoritma.
Nasya Kaila Shalemina
11-04-2025 at
Studi kasus ini menampilkan konsep menarik tentang integrasi antara struktur perulangan for dan seleksi bersarang dalam pemrograman C. Implementasi ini dirancang untuk mengilustrasikan mekanisme pengendalian alur program melalui perintah break. Terdapat beberapa catatan teknis yang perlu diperhatikan, khususnya pada bagian penulisan header #include yang seharusnya lengkap (#include) serta koreksi pada penulisan newline (\n) dalam fungsi printf. Perbaikan ini penting untuk memastikan program dapat berjalan sesuai harapan.
Secara struktural, program ini menggunakan dua lapis perulangan dimana variabel i dan j masing-masing beriterasi dari 1 sampai 5. Pada bagian inti program, nilai kedua variabel dicetak kemudian dilakukan pengecekan dua kondisi: (1) ketika j mencapai nilai 3, perulangan dalam akan dihentikan, dan (2) khusus saat i bernilai 2, perulangan dalam langsung berakhir tanpa menunggu kondisi pertama terpenuhi. Mekanisme ini menunjukkan fleksibilitas kontrol alur menggunakan seleksi bersarang.
Output program memperlihatkan pola eksekusi yang khas: untuk semua nilai i (kecuali 2), perulangan dalam berjalan hingga j=3, sementara pada i=2 hanya mengeksekusi satu iterasi. Pola ini secara jelas mendemonstrasikan pengaruh seleksi bersarang terhadap eksekusi perulangan. Melalui contoh ini, dapat dipelajari konsep penting dalam logika pemrograman, terutama mengenai implementasi struktur kontrol kompleks dalam pengembangan algoritma.
Nasya Kaila Shalemina
11-04-2025 at
Studi kasus ini menampilkan konsep menarik tentang integrasi antara struktur perulangan for dan seleksi bersarang dalam pemrograman C. Implementasi ini dirancang untuk mengilustrasikan mekanisme pengendalian alur program melalui perintah break. Terdapat beberapa catatan teknis yang perlu diperhatikan, khususnya pada bagian penulisan header #include yang seharusnya lengkap (#include) serta koreksi pada penulisan newline (\n) dalam fungsi printf. Perbaikan ini penting untuk memastikan program dapat berjalan sesuai harapan.
Secara struktural, program ini menggunakan dua lapis perulangan dimana variabel i dan j masing-masing beriterasi dari 1 sampai 5. Pada bagian inti program, nilai kedua variabel dicetak kemudian dilakukan pengecekan dua kondisi: (1) ketika j mencapai nilai 3, perulangan dalam akan dihentikan, dan (2) khusus saat i bernilai 2, perulangan dalam langsung berakhir tanpa menunggu kondisi pertama terpenuhi. Mekanisme ini menunjukkan fleksibilitas kontrol alur menggunakan seleksi bersarang.
Output program memperlihatkan pola eksekusi yang khas: untuk semua nilai i (kecuali 2), perulangan dalam berjalan hingga j=3, sementara pada i=2 hanya mengeksekusi satu iterasi. Pola ini secara jelas mendemonstrasikan pengaruh seleksi bersarang terhadap eksekusi perulangan. Melalui contoh ini, dapat dipelajari konsep penting dalam logika pemrograman, terutama mengenai implementasi struktur kontrol kompleks dalam pengembangan algoritma.
Nasya Kaila Shalemina
11-04-2025 at
Studi kasus ini menampilkan konsep menarik tentang integrasi antara struktur perulangan for dan seleksi bersarang dalam pemrograman C. Implementasi ini dirancang untuk mengilustrasikan mekanisme pengendalian alur program melalui perintah break. Terdapat beberapa catatan teknis yang perlu diperhatikan, khususnya pada bagian penulisan header #include yang seharusnya lengkap (#include) serta koreksi pada penulisan newline (\n) dalam fungsi printf. Perbaikan ini penting untuk memastikan program dapat berjalan sesuai harapan.
Secara struktural, program ini menggunakan dua lapis perulangan dimana variabel i dan j masing-masing beriterasi dari 1 sampai 5. Pada bagian inti program, nilai kedua variabel dicetak kemudian dilakukan pengecekan dua kondisi: (1) ketika j mencapai nilai 3, perulangan dalam akan dihentikan, dan (2) khusus saat i bernilai 2, perulangan dalam langsung berakhir tanpa menunggu kondisi pertama terpenuhi. Mekanisme ini menunjukkan fleksibilitas kontrol alur menggunakan seleksi bersarang.
Output program memperlihatkan pola eksekusi yang khas: untuk semua nilai i (kecuali 2), perulangan dalam berjalan hingga j=3, sementara pada i=2 hanya mengeksekusi satu iterasi. Pola ini secara jelas mendemonstrasikan pengaruh seleksi bersarang terhadap eksekusi perulangan. Melalui contoh ini, dapat dipelajari konsep penting dalam logika pemrograman, terutama mengenai implementasi struktur kontrol kompleks dalam pengembangan algoritma.
Nasya Kaila Shalemina
11-04-2025 at
Studi kasus ini menampilkan konsep menarik tentang integrasi antara struktur perulangan for dan seleksi bersarang dalam pemrograman C. Implementasi ini dirancang untuk mengilustrasikan mekanisme pengendalian alur program melalui perintah break. Terdapat beberapa catatan teknis yang perlu diperhatikan, khususnya pada bagian penulisan header #include yang seharusnya lengkap (#include) serta koreksi pada penulisan newline (\n) dalam fungsi printf. Perbaikan ini penting untuk memastikan program dapat berjalan sesuai harapan. Secara struktural, program ini menggunakan dua lapis perulangan dimana variabel i dan j masing-masing beriterasi dari 1 sampai 5. Pada bagian inti program, nilai kedua variabel dicetak kemudian dilakukan pengecekan dua kondisi: (1) ketika j mencapai nilai 3, perulangan dalam akan dihentikan, dan (2) khusus saat i bernilai 2, perulangan dalam langsung berakhir tanpa menunggu kondisi pertama terpenuhi. Mekanisme ini menunjukkan fleksibilitas kontrol alur menggunakan seleksi bersarang. Output program memperlihatkan pola eksekusi yang khas: untuk semua nilai i (kecuali 2), perulangan dalam berjalan hingga j=3, sementara pada i=2 hanya mengeksekusi satu iterasi. Pola ini secara jelas mendemonstrasikan pengaruh seleksi bersarang terhadap eksekusi perulangan. Melalui contoh ini, dapat dipelajari konsep penting dalam logika pemrograman, terutama mengenai implementasi struktur kontrol kompleks dalam pengembangan algoritma.
Diandra Kartiko Nugroho
11-04-2025 at
Studi kasus ini memberikan contoh yang baik tentang penggunaan struktur kontrol "if"bersarang (nested "if") dalam bahasa pemrograman C. Dengan menggabungkan perulangan for dan kondisi if, program ini menunjukkan bagaimana alur eksekusi dapat dikendalikan secara dinamis berdasarkan nilai variabel. Namun, untuk pemula, penempatan pernyataan break dalam kondisi "if" mungkin memerlukan penjelasan lebih lanjut agar tidak membingungkan. •Proses Eksekusi: Program menggunakan dua perulangan for bersarang untuk variabel i dan j, masing-masing dari 1 hingga 5. Di dalam perulangan terdalam, nilai i dan j dicetak. Kemudian, terdapat dua kondisi if: 1.) Jika j == 3, maka perulangan j dihentikan (break). 2.) Jika i == 2, maka perulangan j juga dihentikan. Karena kondisi if kedua berada di dalam perulangan j, namun bergantung pada nilai i, maka saat i == 2, perulangan j hanya akan berjalan sekali sebelum dihentikan. •Hasil yang dikeluarkan program: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Penjelasan: -Untuk i = 1, perulangan j berjalan hingga j = 3, kemudian break menghentikan perulangan j. -Untuk i = 2, perulangan j langsung dihentikan pada iterasi pertama karena i == 2. -Untuk i = 3 hingga i = 5, perulangan j berjalan hingga j = 3, kemudian break menghentikan perulangan j.
Diandra Kartiko Nugroho
11-04-2025 at
Studi kasus ini memberikan contoh yang baik tentang penggunaan struktur kontrol "if"bersarang (nested "if") dalam bahasa pemrograman C. Dengan menggabungkan perulangan for dan kondisi if, program ini menunjukkan bagaimana alur eksekusi dapat dikendalikan secara dinamis berdasarkan nilai variabel. Namun, untuk pemula, penempatan pernyataan break dalam kondisi "if" mungkin memerlukan penjelasan lebih lanjut agar tidak membingungkan. •Proses Eksekusi: Program menggunakan dua perulangan for bersarang untuk variabel i dan j, masing-masing dari 1 hingga 5. Di dalam perulangan terdalam, nilai i dan j dicetak. Kemudian, terdapat dua kondisi if: 1.) Jika j == 3, maka perulangan j dihentikan (break). 2.) Jika i == 2, maka perulangan j juga dihentikan. Karena kondisi if kedua berada di dalam perulangan j, namun bergantung pada nilai i, maka saat i == 2, perulangan j hanya akan berjalan sekali sebelum dihentikan. •Hasil yang dikeluarkan program: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Penjelasan: -Untuk i = 1, perulangan j berjalan hingga j = 3, kemudian break menghentikan perulangan j. -Untuk i = 2, perulangan j langsung dihentikan pada iterasi pertama karena i == 2. -Untuk i = 3 hingga i = 5, perulangan j berjalan hingga j = 3, kemudian break menghentikan perulangan j.
Diandra Kartiko Nugroho
11-04-2025 at
Studi kasus ini memberikan contoh yang baik tentang penggunaan struktur kontrol "if"bersarang (nested "if") dalam bahasa pemrograman C. Dengan menggabungkan perulangan for dan kondisi if, program ini menunjukkan bagaimana alur eksekusi dapat dikendalikan secara dinamis berdasarkan nilai variabel. Namun, untuk pemula, penempatan pernyataan break dalam kondisi "if" mungkin memerlukan penjelasan lebih lanjut agar tidak membingungkan. •Proses Eksekusi: Program menggunakan dua perulangan for bersarang untuk variabel i dan j, masing-masing dari 1 hingga 5. Di dalam perulangan terdalam, nilai i dan j dicetak. Kemudian, terdapat dua kondisi if: 1.) Jika j == 3, maka perulangan j dihentikan (break). 2.) Jika i == 2, maka perulangan j juga dihentikan. Karena kondisi if kedua berada di dalam perulangan j, namun bergantung pada nilai i, maka saat i == 2, perulangan j hanya akan berjalan sekali sebelum dihentikan. •Hasil yang dikeluarkan program: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Penjelasan: -Untuk i = 1, perulangan j berjalan hingga j = 3, kemudian break menghentikan perulangan j. -Untuk i = 2, perulangan j langsung dihentikan pada iterasi pertama karena i == 2. -Untuk i = 3 hingga i = 5, perulangan j berjalan hingga j = 3, kemudian break menghentikan perulangan j.
Diandra Kartiko
11-04-2025 at
Studi kasus ini memberikan contoh yang baik tentang penggunaan struktur kontrol if bersarang (nested if) dalam bahasa pemrograman C. Dengan menggabungkan perulangan for dan kondisi if, program ini menunjukkan bagaimana alur eksekusi dapat dikendalikan secara dinamis berdasarkan nilai variabel. Namun, untuk pemula, penempatan pernyataan break dalam kondisi if mungkin memerlukan penjelasan lebih lanjut agar tidak membingungkan. •Proses Eksekusi: Program menggunakan dua perulangan for bersarang untuk variabel i dan j, masing-masing dari 1 hingga 5. Di dalam perulangan terdalam, nilai i dan j dicetak. Kemudian, terdapat dua kondisi if: 1.) Jika j == 3, maka perulangan j dihentikan (break). 2.) Jika i == 2, maka perulangan j juga dihentikan. Karena kondisi if kedua berada di dalam perulangan j, namun bergantung pada nilai i, maka saat i == 2, perulangan j hanya akan berjalan sekali sebelum dihentikan. •Hasil yang dikeluarkan program: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Penjelasan: -Untuk i = 1, perulangan j berjalan hingga j = 3, kemudian break menghentikan perulangan j. -Untuk i = 2, perulangan j langsung dihentikan pada iterasi pertama karena i == 2. -Untuk i = 3 hingga i = 5, perulangan j berjalan hingga j = 3, kemudian break menghentikan perulangan j.
Talitha Azmi Nabila
11-04-2025 at
Nomor 1: Studi kasus yang dibahas di artikel PakJhon cukup menarik karena memadukan perulangan for dengan struktur seleksi if bersarang (nested if). Dalam program tersebut, dua kondisi if digunakan untuk mengontrol jalannya perulangan j. Pertama, jika j == 3, maka perulangan j dihentikan. Kedua, jika i == 2, maka perulangan j juga langsung dihentikan meskipun kondisinya berada di dalam loop j. Ini menunjukkan bagaimana kondisi dari loop luar (i) bisa mempengaruhi alur di dalam loop dalam. Nomor 2: Proses eksekusinya berjalan seperti ini: • i diulang dari 1 sampai 5. • Untuk setiap nilai i, j juga diulang dari 1 sampai 5. • Setiap kombinasi i dan j dicetak. • Jika j == 3, perulangan j langsung berhenti. • Tapi jika i == 2, perulangan j juga langsung dihentikan meskipun j masih Nomor 3: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Jadi program akan mencetak kombinasi i dan j seperti di atas, dengan kontrol alur yang dipengaruhi oleh nested if dan penggunaan break. Program ini cukup efektif untuk memperkenalkan konsep seleksi bersarang di dalam perulangan.
Febrianto Eka Putra
11-04-2025 at
Menurut saya penjelasannya sudah cukup jelas dan sangat bermanfaat, terutama untuk yang sedang belajar pemrograman C. Penjelasannya dimulai dari konsep dasar, lalu masuk ke contoh kode yang bisa langsung dicoba. Itu bagus, karena belajar koding memang lebih mudah sambil lihat contoh nyata.Tapi ada bagian yang bisa diperjelas lagi, misalnya soal penggunaan break, mungkin belum terlalu jelas tentang efeknya apa kalau ditaruh di dalam kondisi if dalam perulangan. Akan lebih baik kalau dijelasin sedikit kenapa break dipakai di situ dan apa dampaknya ke program. Secara keseluruhan, artikelnya udah cukup jelas dan membantu.
Febrianto Eka Putra
11-04-2025 at
Menurut saya penjelasannya sudah cukup jelas dan sangat bermanfaat, terutama untuk yang sedang belajar pemrograman C. Penjelasannya dimulai dari konsep dasar, lalu masuk ke contoh kode yang bisa langsung dicoba. Itu bagus, karena belajar koding memang lebih mudah sambil lihat contoh nyata.Tapi ada bagian yang bisa diperjelas lagi, misalnya soal penggunaan break, mungkin belum terlalu jelas tentang efeknya apa kalau ditaruh di dalam kondisi if dalam perulangan. Akan lebih baik kalau dijelasin sedikit kenapa break dipakai di situ dan apa dampaknya ke program. Secara keseluruhan, artikelnya udah cukup jelas dan membantu.
Febrianto Eka Putra
11-04-2025 at
Menurut saya penjelasannya sudah cukup jelas dan sangat bermanfaat, terutama untuk yang sedang belajar pemrograman C. Penjelasannya dimulai dari konsep dasar, lalu masuk ke contoh kode yang bisa langsung dicoba. Itu bagus, karena belajar koding memang lebih mudah sambil lihat contoh nyata.Tapi ada bagian yang bisa diperjelas lagi, misalnya soal penggunaan break, mungkin belum terlalu jelas tentang efeknya apa kalau ditaruh di dalam kondisi if dalam perulangan. Akan lebih baik kalau dijelasin sedikit kenapa break dipakai di situ dan apa dampaknya ke program. Secara keseluruhan, artikelnya udah cukup jelas dan membantu.
azizah ramadhani ratu liu
11-04-2025 at
Studi kasus ini sangat baik dalam menjelaskan konsep if bersarang yang sering digunakan dalam logika pemrograman, khususnya dalam bahasa C. Pada program tersebut, digunakan dua perulangan for bersarang untuk mencetak nilai i dan j, serta dua kondisi if di dalamnya. Program mencetak kombinasi nilai i dan j dari 1 sampai 5, namun saat j == 3, perulangan dalam akan berhenti, dan saat i == 2, perulangan luar pun akan berhenti lebih awal. Proses eksekusinya dimulai dari i = 1, lalu j naik dari 1 sampai 3 (karena saat j == 3, break menghentikan loop dalam). Saat i == 2, break juga langsung menghentikan loop dalam meskipun j belum mencapai 3. Karena itu, hasil yang ditampilkan adalah kombinasi i dan j untuk i = 1 (dengan j dari 1 sampai 2), lalu hanya satu iterasi i = 2 dan j = 1 sebelum keluar. Output akhirnya adalah: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Setelah itu, break di dalam if (i == 2) menghentikan loop j, dan loop i berlanjut. Tapi karena i tetap 2 saat perulangan berikutnya, program tidak masuk lebih jauh dan akhirnya selesai. Studi kasus ini sangat bermanfaat untuk memahami bagaimana kondisi bersarang mempengaruhi jalannya program.
azizah ramadhani ratu liu
11-04-2025 at
Studi kasus ini sangat baik dalam menjelaskan konsep if bersarang yang sering digunakan dalam logika pemrograman, khususnya dalam bahasa C. Pada program tersebut, digunakan dua perulangan for bersarang untuk mencetak nilai i dan j, serta dua kondisi if di dalamnya. Program mencetak kombinasi nilai i dan j dari 1 sampai 5, namun saat j == 3, perulangan dalam akan berhenti, dan saat i == 2, perulangan luar pun akan berhenti lebih awal. Proses eksekusinya dimulai dari i = 1, lalu j naik dari 1 sampai 3 (karena saat j == 3, break menghentikan loop dalam). Saat i == 2, break juga langsung menghentikan loop dalam meskipun j belum mencapai 3. Karena itu, hasil yang ditampilkan adalah kombinasi i dan j untuk i = 1 (dengan j dari 1 sampai 2), lalu hanya satu iterasi i = 2 dan j = 1 sebelum keluar. Output akhirnya adalah: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Setelah itu, break di dalam if (i == 2) menghentikan loop j, dan loop i berlanjut. Tapi karena i tetap 2 saat perulangan berikutnya, program tidak masuk lebih jauh dan akhirnya selesai. Studi kasus ini sangat bermanfaat untuk memahami bagaimana kondisi bersarang mempengaruhi jalannya program.
azizah ramadhani ratu liu
11-04-2025 at
Studi kasus ini sangat baik dalam menjelaskan konsep if bersarang yang sering digunakan dalam logika pemrograman, khususnya dalam bahasa C. Pada program tersebut, digunakan dua perulangan for bersarang untuk mencetak nilai i dan j, serta dua kondisi if di dalamnya. Program mencetak kombinasi nilai i dan j dari 1 sampai 5, namun saat j == 3, perulangan dalam akan berhenti, dan saat i == 2, perulangan luar pun akan berhenti lebih awal. Proses eksekusinya dimulai dari i = 1, lalu j naik dari 1 sampai 3 (karena saat j == 3, break menghentikan loop dalam). Saat i == 2, break juga langsung menghentikan loop dalam meskipun j belum mencapai 3. Karena itu, hasil yang ditampilkan adalah kombinasi i dan j untuk i = 1 (dengan j dari 1 sampai 2), lalu hanya satu iterasi i = 2 dan j = 1 sebelum keluar. Output akhirnya adalah: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Setelah itu, break di dalam if (i == 2) menghentikan loop j, dan loop i berlanjut. Tapi karena i tetap 2 saat perulangan berikutnya, program tidak masuk lebih jauh dan akhirnya selesai. Studi kasus ini sangat bermanfaat untuk memahami bagaimana kondisi bersarang mempengaruhi jalannya program.
azizah ramadhani ratu liu
11-04-2025 at
Studi kasus ini sangat baik dalam menjelaskan konsep if bersarang yang sering digunakan dalam logika pemrograman, khususnya dalam bahasa C. Pada program tersebut, digunakan dua perulangan for bersarang untuk mencetak nilai i dan j, serta dua kondisi if di dalamnya. Program mencetak kombinasi nilai i dan j dari 1 sampai 5, namun saat j == 3, perulangan dalam akan berhenti, dan saat i == 2, perulangan luar pun akan berhenti lebih awal. Proses eksekusinya dimulai dari i = 1, lalu j naik dari 1 sampai 3 (karena saat j == 3, break menghentikan loop dalam). Saat i == 2, break juga langsung menghentikan loop dalam meskipun j belum mencapai 3. Karena itu, hasil yang ditampilkan adalah kombinasi i dan j untuk i = 1 (dengan j dari 1 sampai 2), lalu hanya satu iterasi i = 2 dan j = 1 sebelum keluar. Output akhirnya adalah: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Setelah itu, break di dalam if (i == 2) menghentikan loop j, dan loop i berlanjut. Tapi karena i tetap 2 saat perulangan berikutnya, program tidak masuk lebih jauh dan akhirnya selesai. Studi kasus ini sangat bermanfaat untuk memahami bagaimana kondisi bersarang mempengaruhi jalannya program.
Rahadian Yusuf
11-04-2025 at
Studi kasus ini memberikan contoh yang baik tentang penggunaan struktur kontrol if bersarang (nested if) dalam bahasa pemrograman C. Dengan menggabungkan perulangan for dan kondisi if, program ini menunjukkan bagaimana alur eksekusi dapat dikendalikan secara dinamis berdasarkan nilai variabel. Namun, untuk pemula, penempatan pernyataan break dalam kondisi if mungkin memerlukan penjelasan lebih lanjut agar tidak membingungkan. •Proses Eksekusi: Program menggunakan dua perulangan for bersarang untuk variabel i dan j, masing-masing dari 1 hingga 5. Di dalam perulangan terdalam, nilai i dan j dicetak. Kemudian, terdapat dua kondisi if: 1.) Jika j == 3, maka perulangan j dihentikan (break). 2.) Jika i == 2, maka perulangan j juga dihentikan. Karena kondisi if kedua berada di dalam perulangan j, namun bergantung pada nilai i, maka saat i == 2, perulangan j hanya akan berjalan sekali sebelum dihentikan. •Hasil yang dikeluarkan program: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Penjelasan: -Untuk i = 1, perulangan j berjalan hingga j = 3, kemudian break menghentikan perulangan j. -Untuk i = 2, perulangan j langsung dihentikan pada iterasi pertama karena i == 2. -Untuk i = 3 hingga i = 5, perulangan j berjalan hingga j = 3, kemudian break menghentikan perulangan j.
Rahadian Yusuf
11-04-2025 at
Studi kasus ini memberikan contoh yang baik tentang penggunaan struktur kontrol if bersarang (nested if) dalam bahasa pemrograman C. Dengan menggabungkan perulangan for dan kondisi if, program ini menunjukkan bagaimana alur eksekusi dapat dikendalikan secara dinamis berdasarkan nilai variabel. Namun, untuk pemula, penempatan pernyataan break dalam kondisi if mungkin memerlukan penjelasan lebih lanjut agar tidak membingungkan. •Proses Eksekusi: Program menggunakan dua perulangan for bersarang untuk variabel i dan j, masing-masing dari 1 hingga 5. Di dalam perulangan terdalam, nilai i dan j dicetak. Kemudian, terdapat dua kondisi if: 1.) Jika j == 3, maka perulangan j dihentikan (break). 2.) Jika i == 2, maka perulangan j juga dihentikan. Karena kondisi if kedua berada di dalam perulangan j, namun bergantung pada nilai i, maka saat i == 2, perulangan j hanya akan berjalan sekali sebelum dihentikan. •Hasil yang dikeluarkan program: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Penjelasan: -Untuk i = 1, perulangan j berjalan hingga j = 3, kemudian break menghentikan perulangan j. -Untuk i = 2, perulangan j langsung dihentikan pada iterasi pertama karena i == 2. -Untuk i = 3 hingga i = 5, perulangan j berjalan hingga j = 3, kemudian break menghentikan perulangan j.
Muhammad Musyaffa
11-04-2025 at
Studi kasus ini sangat baik dalam menjelaskan konsep if bersarang yang sering digunakan dalam logika pemrograman, khususnya dalam bahasa C. Pada program tersebut, digunakan dua perulangan for bersarang untuk mencetak nilai i dan j, serta dua kondisi if di dalamnya. Program mencetak kombinasi nilai i dan j dari 1 sampai 5, namun saat j == 3, perulangan dalam akan berhenti, dan saat i == 2, perulangan luar pun akan berhenti lebih awal. Proses eksekusinya dimulai dari i = 1, lalu j naik dari 1 sampai 3 (karena saat j == 3, break menghentikan loop dalam). Saat i == 2, break juga langsung menghentikan loop dalam meskipun j belum mencapai 3. Karena itu, hasil yang ditampilkan adalah kombinasi i dan j untuk i = 1 (dengan j dari 1 sampai 2), lalu hanya satu iterasi i = 2 dan j = 1 sebelum keluar. Output akhirnya adalah: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Setelah itu, break di dalam if (i == 2) menghentikan loop j, dan loop i berlanjut. Tapi karena i tetap 2 saat perulangan berikutnya, program tidak masuk lebih jauh dan akhirnya selesai. Studi kasus ini sangat bermanfaat untuk memahami bagaimana kondisi bersarang mempengaruhi jalannya program.
Muhammad Musyaffa
11-04-2025 at
Studi kasus ini sangat baik dalam menjelaskan konsep if bersarang yang sering digunakan dalam logika pemrograman, khususnya dalam bahasa C. Pada program tersebut, digunakan dua perulangan for bersarang untuk mencetak nilai i dan j, serta dua kondisi if di dalamnya. Program mencetak kombinasi nilai i dan j dari 1 sampai 5, namun saat j == 3, perulangan dalam akan berhenti, dan saat i == 2, perulangan luar pun akan berhenti lebih awal. Proses eksekusinya dimulai dari i = 1, lalu j naik dari 1 sampai 3 (karena saat j == 3, break menghentikan loop dalam). Saat i == 2, break juga langsung menghentikan loop dalam meskipun j belum mencapai 3. Karena itu, hasil yang ditampilkan adalah kombinasi i dan j untuk i = 1 (dengan j dari 1 sampai 2), lalu hanya satu iterasi i = 2 dan j = 1 sebelum keluar. Output akhirnya adalah: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Setelah itu, break di dalam if (i == 2) menghentikan loop j, dan loop i berlanjut. Tapi karena i tetap 2 saat perulangan berikutnya, program tidak masuk lebih jauh dan akhirnya selesai. Studi kasus ini sangat bermanfaat untuk memahami bagaimana kondisi bersarang mempengaruhi jalannya program.
Hadi Nugraha
11-04-2025 at
studi kasus yang diangkat dalam artikel tersebut memberikan contoh yang baik tentang penggunaan struktur kontrol if bersarang (nested if) dalam bahasa pemrograman C. Dengan menggabungkan perulangan for dan kondisi if, artikel ini menunjukkan bagaimana alur program dapat dikendalikan berdasarkan kondisi tertentu. Namun, penggunaan dua pernyataan break secara berurutan dalam loop bersarang dapat membingungkan bagi pemula, karena dapat mempersulit pemahaman tentang alur eksekusi program.Program dimulai dengan dua loop for bersarang yang mengiterasi nilai i dan j dari 1 hingga 5. Di dalam loop terdalam, program mencetak nilai i dan j. Kemudian, terdapat dua kondisi if: pertama, jika j == 3, maka break akan menghentikan loop j; kedua, jika i == 2, maka break akan menghentikan loop j juga. Namun, karena if (j == 3) ditempatkan sebelum if (i == 2), kondisi j == 3 akan dievaluasi terlebih dahulu, dan jika benar, akan menghentikan loop j sebelum kondisi i == 2 dievaluasi.Program akan mencetak pasangan nilai i dan j hingga kondisi j == 3 terpenuhi, setelah itu loop j akan dihentikan. Karena kondisi i == 2 tidak pernah dievaluasi akibat break pada kondisi j == 3, program akan mencetak:i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 2, j: 2 i: 2, j: 3 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Hal ini menunjukkan bahwa loop j selalu berhenti ketika j == 3, dan kondisi i == 2 tidak mempengaruhi alur eksekusi program. Secara keseluruhan, artikel tersebut memberikan ilustrasi yang baik tentang penggunaan if bersarang dalam bahasa C, namun dapat ditingkatkan dengan penjelasan lebih lanjut tentang interaksi antara kondisi if dan pernyataan break dalam loop bersarang.
Alma Ratu Sholehah
11-04-2025 at
Komentar mengenai kasus studi: Kasus yang diangkat dalam tulisan ini sangat berguna untuk memahami ide Nested IF dalam dunia pemrograman, terutama pada bahasa C. Tulisan ini menggabungkan teori dengan praktik, sehingga pembaca bisa lebih mudah menangkap bagaimana penerapan IF bersarang dilakukan. Djelaskan bahwa Nested IF merupakan kondisi IF yang terletak dalam IF lainnya, dan biasanya digunakan saat ada banyak cabang dalam logika program. Pengantar diawali dengan struktur dasar, pseudocode, hingga flowchart, yang sangat membantu untuk melihat alur logika dengan cara visual. Uraian tentang proses eksekusi kasus studi: Program ini menggunakan dua loop bersarang (for) untuk variabel i dan j, masing-masing dari 1 hingga 5. Di dalam pengulangan itu, nilai dari i dan j ditampilkan menggunakan printf(). Setelah itu, ada dua kondisi if yang terlibat dalam Nested IF. Pertama, jika j sama dengan 3, maka akan terjadi break yang menghentikan pengulangan j. Kedua, ketika i sama dengan 2, maka pengulangan i juga akan berhenti. Ini menggambarkan bagaimana kedua kondisi bekerja dalam satu blok program dan bagaimana hasilnya terpengaruh oleh urutan serta logika IF tersebut. Hasil yang dihasilkan oleh program: Program ini akan mencetak kombinasi nilai i dan j dimulai dari 1 sampai kondisi j sama dengan 3 terpenuhi. Ketika j mencapai angka 3, pengulangan j akan berhenti dan melanjutkan ke iterasi i berikutnya. Namun, saat i sudah mencapai 2, pengulangan luar juga akan dihentikan karena kondisi i sama dengan 2. Dengan demikian, hasil yang akan ditampilkan hanya pada nilai i = 1 dan j = 1 hingga j = 2. Hal ini menggambarkan sejauh mana Nested IF dan break berfungsi bersama untuk mengatur jalannya program dengan efektif.
Alma Ratu Sholehah
11-04-2025 at
Komentar mengenai kasus studi: Kasus yang diangkat dalam tulisan ini sangat berguna untuk memahami ide Nested IF dalam dunia pemrograman, terutama pada bahasa C. Tulisan ini menggabungkan teori dengan praktik, sehingga pembaca bisa lebih mudah menangkap bagaimana penerapan IF bersarang dilakukan. Djelaskan bahwa Nested IF merupakan kondisi IF yang terletak dalam IF lainnya, dan biasanya digunakan saat ada banyak cabang dalam logika program. Pengantar diawali dengan struktur dasar, pseudocode, hingga flowchart, yang sangat membantu untuk melihat alur logika dengan cara visual. Uraian tentang proses eksekusi kasus studi: Program ini menggunakan dua loop bersarang (for) untuk variabel i dan j, masing-masing dari 1 hingga 5. Di dalam pengulangan itu, nilai dari i dan j ditampilkan menggunakan printf(). Setelah itu, ada dua kondisi if yang terlibat dalam Nested IF. Pertama, jika j sama dengan 3, maka akan terjadi break yang menghentikan pengulangan j. Kedua, ketika i sama dengan 2, maka pengulangan i juga akan berhenti. Ini menggambarkan bagaimana kedua kondisi bekerja dalam satu blok program dan bagaimana hasilnya terpengaruh oleh urutan serta logika IF tersebut. Hasil yang dihasilkan oleh program: Program ini akan mencetak kombinasi nilai i dan j dimulai dari 1 sampai kondisi j sama dengan 3 terpenuhi. Ketika j mencapai angka 3, pengulangan j akan berhenti dan melanjutkan ke iterasi i berikutnya. Namun, saat i sudah mencapai 2, pengulangan luar juga akan dihentikan karena kondisi i sama dengan 2. Dengan demikian, hasil yang akan ditampilkan hanya pada nilai i = 1 dan j = 1 hingga j = 2. Hal ini menggambarkan sejauh mana Nested IF dan break berfungsi bersama untuk mengatur jalannya program dengan efektif.
Khalil Ibrahim
11-04-2025 at
Studi Kasus yang di angkat dalam artikel tersebut menjelaskan konsep if bersarang (nested if) yang biasa digunakan dalam logika bahasa pemrograman untuk membuat logika pengambilan keputusan yang lebih kompleks, di mana kondisi yang satu bergantung pada kondisi yang lain. Ini memungkinkan program untuk mengevaluasi beberapa kondisi secara bertahap, dan menjalankan tindakan tertentu berdasarkan hasil evaluasi tersebut. Program mencetak kombinasi nilai i dan j dari 1 sampai 5, namun saat j == 3, perulangan dalam akan berhenti, dan saat i == 2, perulangan luar pun akan berhenti lebih awal. Proses eksekusinya dimulai dari i = 1, lalu j naik dari 1 sampai 3 (karena saat j == 3, break menghentikan loop dalam). Saat i == 2, break juga langsung menghentikan loop dalam meskipun j belum mencapai 3. Karena itu, hasil yang ditampilkan adalah kombinasi i dan j untuk i = 1 (dengan j dari 1 sampai 2), lalu hanya satu iterasi i = 2 dan j = 1 sebelum keluar. Output akhirnya adalah: i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Setelah itu, break di dalam if (i == 2) menghentikan loop j, dan loop i berlanjut. Dari output tersebut terlihat bahwa saat i bernilai 2, hanya nilai j = 1 yang dicetak sebelum perulangan dihentikan. Hal ini semakin menegaskan bagaimana struktur nested if dapat memengaruhi jalannya perulangan berdasarkan kondisi yang diberikan. Melalui studi kasus ini, pembaca dapat memahami lebih dalam logika pemrograman, khususnya dalam penggunaan seleksi bersarang dalam pengembangan program yang lebih kompleks.
Bunga Priliasti Nandita
11-04-2025 at
studi kasus yang disajikan cukup relevan untuk memahami penggunaan seleksi bersarang dalam pernyataan if. Studi kasus ini mengangkat skenario pengambilan keputusan berdasarkan beberapa kondisi yang bertingkat, yang sangat penting dalam pemrograman logika. Proses eksekusi dari studi kasus tersebut dimulai dari pengecekan kondisi utama, kemudian jika kondisi tersebut terpenuhi, dilanjutkan dengan pengecekan kondisi-kondisi lain yang lebih spesifik di dalamnya. Alur logika ini mencerminkan struktur if bersarang, di mana satu kondisi berada dalam kondisi lainnya. Hasil akhir yang akan dikeluarkan oleh program tergantung pada kondisi mana yang terpenuhi, dan akan menampilkan output yang sesuai berdasarkan percabangan logika tersebut.
Bunga Priliasti Nandita
11-04-2025 at
studi kasus yang disajikan cukup relevan untuk memahami penggunaan seleksi bersarang dalam pernyataan if. Studi kasus ini mengangkat skenario pengambilan keputusan berdasarkan beberapa kondisi yang bertingkat, yang sangat penting dalam pemrograman logika. Proses eksekusi dari studi kasus tersebut dimulai dari pengecekan kondisi utama, kemudian jika kondisi tersebut terpenuhi, dilanjutkan dengan pengecekan kondisi-kondisi lain yang lebih spesifik di dalamnya. Alur logika ini mencerminkan struktur if bersarang, di mana satu kondisi berada dalam kondisi lainnya. Hasil akhir yang akan dikeluarkan oleh program tergantung pada kondisi mana yang terpenuhi, dan akan menampilkan output yang sesuai berdasarkan percabangan logika tersebut.
Bunga Priliasti Nandita
11-04-2025 at
studi kasus yang disajikan cukup relevan untuk memahami penggunaan seleksi bersarang dalam pernyataan if. Studi kasus ini mengangkat skenario pengambilan keputusan berdasarkan beberapa kondisi yang bertingkat, yang sangat penting dalam pemrograman logika. Proses eksekusi dari studi kasus tersebut dimulai dari pengecekan kondisi utama, kemudian jika kondisi tersebut terpenuhi, dilanjutkan dengan pengecekan kondisi-kondisi lain yang lebih spesifik di dalamnya. Alur logika ini mencerminkan struktur if bersarang, di mana satu kondisi berada dalam kondisi lainnya. Hasil akhir yang akan dikeluarkan oleh program tergantung pada kondisi mana yang terpenuhi, dan akan menampilkan output yang sesuai berdasarkan percabangan logika tersebut.
Bunga Priliasti Nandita
11-04-2025 at
studi kasus yang disajikan cukup relevan untuk memahami penggunaan seleksi bersarang dalam pernyataan if. Studi kasus ini mengangkat skenario pengambilan keputusan berdasarkan beberapa kondisi yang bertingkat, yang sangat penting dalam pemrograman logika. Proses eksekusi dari studi kasus tersebut dimulai dari pengecekan kondisi utama, kemudian jika kondisi tersebut terpenuhi, dilanjutkan dengan pengecekan kondisi-kondisi lain yang lebih spesifik di dalamnya. Alur logika ini mencerminkan struktur if bersarang, di mana satu kondisi berada dalam kondisi lainnya. Hasil akhir yang akan dikeluarkan oleh program tergantung pada kondisi mana yang terpenuhi, dan akan menampilkan output yang sesuai berdasarkan percabangan logika tersebut.
Bunga Priliasti Nandita
11-04-2025 at
studi kasus yang disajikan cukup relevan untuk memahami penggunaan seleksi bersarang dalam pernyataan if. Studi kasus ini mengangkat skenario pengambilan keputusan berdasarkan beberapa kondisi yang bertingkat, yang sangat penting dalam pemrograman logika. Proses eksekusi dari studi kasus tersebut dimulai dari pengecekan kondisi utama, kemudian jika kondisi tersebut terpenuhi, dilanjutkan dengan pengecekan kondisi-kondisi lain yang lebih spesifik di dalamnya. Alur logika ini mencerminkan struktur if bersarang, di mana satu kondisi berada dalam kondisi lainnya. Hasil akhir yang akan dikeluarkan oleh program tergantung pada kondisi mana yang terpenuhi, dan akan menampilkan output yang sesuai berdasarkan percabangan logika tersebut.
Fikri Apriansyah
12-04-2025 at
studi kasus yang diangkat dalam artikel tersebut memberikan contoh yang baik tentang penggunaan struktur kontrol if bersarang (nested if) dalam bahasa pemrograman C. Dengan menggabungkan perulangan for dan kondisi if, artikel ini menunjukkan bagaimana alur program dapat dikendalikan berdasarkan kondisi tertentu. Namun, penggunaan dua pernyataan break secara berurutan dalam loop bersarang dapat membingungkan bagi pemula, karena dapat mempersulit pemahaman tentang alur eksekusi program.Program dimulai dengan dua loop for bersarang yang mengiterasi nilai i dan j dari 1 hingga 5. Di dalam loop terdalam, program mencetak nilai i dan j. Kemudian, terdapat dua kondisi if: pertama, jika j == 3, maka break akan menghentikan loop j; kedua, jika i == 2, maka break akan menghentikan loop j juga. Namun, karena if (j == 3) ditempatkan sebelum if (i == 2), kondisi j == 3 akan dievaluasi terlebih dahulu, dan jika benar, akan menghentikan loop j sebelum kondisi i == 2 dievaluasi.Program akan mencetak pasangan nilai i dan j hingga kondisi j == 3 terpenuhi, setelah itu loop j akan dihentikan. Karena kondisi i == 2 tidak pernah dievaluasi akibat break pada kondisi j == 3, program akan mencetak:i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 2, j: 2 i: 2, j: 3 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Hal ini menunjukkan bahwa loop j selalu berhenti ketika j == 3, dan kondisi i == 2 tidak mempengaruhi alur eksekusi program. Secara keseluruhan, artikel tersebut memberikan ilustrasi yang baik tentang penggunaan if bersarang dalam bahasa C, namun dapat ditingkatkan dengan penjelasan lebih lanjut tentang interaksi antara kondisi if dan pernyataan break dalam loop bersarang.
Fikri Apriansyah
12-04-2025 at
studi kasus yang diangkat dalam artikel tersebut memberikan contoh yang baik tentang penggunaan struktur kontrol if bersarang (nested if) dalam bahasa pemrograman C. Dengan menggabungkan perulangan for dan kondisi if, artikel ini menunjukkan bagaimana alur program dapat dikendalikan berdasarkan kondisi tertentu. Namun, penggunaan dua pernyataan break secara berurutan dalam loop bersarang dapat membingungkan bagi pemula, karena dapat mempersulit pemahaman tentang alur eksekusi program.Program dimulai dengan dua loop for bersarang yang mengiterasi nilai i dan j dari 1 hingga 5. Di dalam loop terdalam, program mencetak nilai i dan j. Kemudian, terdapat dua kondisi if: pertama, jika j == 3, maka break akan menghentikan loop j; kedua, jika i == 2, maka break akan menghentikan loop j juga. Namun, karena if (j == 3) ditempatkan sebelum if (i == 2), kondisi j == 3 akan dievaluasi terlebih dahulu, dan jika benar, akan menghentikan loop j sebelum kondisi i == 2 dievaluasi.Program akan mencetak pasangan nilai i dan j hingga kondisi j == 3 terpenuhi, setelah itu loop j akan dihentikan. Karena kondisi i == 2 tidak pernah dievaluasi akibat break pada kondisi j == 3, program akan mencetak:i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 2, j: 2 i: 2, j: 3 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Hal ini menunjukkan bahwa loop j selalu berhenti ketika j == 3, dan kondisi i == 2 tidak mempengaruhi alur eksekusi program. Secara keseluruhan, artikel tersebut memberikan ilustrasi yang baik tentang penggunaan if bersarang dalam bahasa C, namun dapat ditingkatkan dengan penjelasan lebih lanjut tentang interaksi antara kondisi if dan pernyataan break dalam loop bersarang.
Fikri Apriansyah
12-04-2025 at
studi kasus yang diangkat dalam artikel tersebut memberikan contoh yang baik tentang penggunaan struktur kontrol if bersarang (nested if) dalam bahasa pemrograman C. Dengan menggabungkan perulangan for dan kondisi if, artikel ini menunjukkan bagaimana alur program dapat dikendalikan berdasarkan kondisi tertentu. Namun, penggunaan dua pernyataan break secara berurutan dalam loop bersarang dapat membingungkan bagi pemula, karena dapat mempersulit pemahaman tentang alur eksekusi program.Program dimulai dengan dua loop for bersarang yang mengiterasi nilai i dan j dari 1 hingga 5. Di dalam loop terdalam, program mencetak nilai i dan j. Kemudian, terdapat dua kondisi if: pertama, jika j == 3, maka break akan menghentikan loop j; kedua, jika i == 2, maka break akan menghentikan loop j juga. Namun, karena if (j == 3) ditempatkan sebelum if (i == 2), kondisi j == 3 akan dievaluasi terlebih dahulu, dan jika benar, akan menghentikan loop j sebelum kondisi i == 2 dievaluasi.Program akan mencetak pasangan nilai i dan j hingga kondisi j == 3 terpenuhi, setelah itu loop j akan dihentikan. Karena kondisi i == 2 tidak pernah dievaluasi akibat break pada kondisi j == 3, program akan mencetak:i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 2, j: 2 i: 2, j: 3 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Hal ini menunjukkan bahwa loop j selalu berhenti ketika j == 3, dan kondisi i == 2 tidak mempengaruhi alur eksekusi program. Secara keseluruhan, artikel tersebut memberikan ilustrasi yang baik tentang penggunaan if bersarang dalam bahasa C, namun dapat ditingkatkan dengan penjelasan lebih lanjut tentang interaksi antara kondisi if dan pernyataan break dalam loop bersarang.
Fikri Apriansyah
12-04-2025 at
studi kasus yang diangkat dalam artikel tersebut memberikan contoh yang baik tentang penggunaan struktur kontrol if bersarang (nested if) dalam bahasa pemrograman C. Dengan menggabungkan perulangan for dan kondisi if, artikel ini menunjukkan bagaimana alur program dapat dikendalikan berdasarkan kondisi tertentu. Namun, penggunaan dua pernyataan break secara berurutan dalam loop bersarang dapat membingungkan bagi pemula, karena dapat mempersulit pemahaman tentang alur eksekusi program.Program dimulai dengan dua loop for bersarang yang mengiterasi nilai i dan j dari 1 hingga 5. Di dalam loop terdalam, program mencetak nilai i dan j. Kemudian, terdapat dua kondisi if: pertama, jika j == 3, maka break akan menghentikan loop j; kedua, jika i == 2, maka break akan menghentikan loop j juga. Namun, karena if (j == 3) ditempatkan sebelum if (i == 2), kondisi j == 3 akan dievaluasi terlebih dahulu, dan jika benar, akan menghentikan loop j sebelum kondisi i == 2 dievaluasi.Program akan mencetak pasangan nilai i dan j hingga kondisi j == 3 terpenuhi, setelah itu loop j akan dihentikan. Karena kondisi i == 2 tidak pernah dievaluasi akibat break pada kondisi j == 3, program akan mencetak:i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 2, j: 2 i: 2, j: 3 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Hal ini menunjukkan bahwa loop j selalu berhenti ketika j == 3, dan kondisi i == 2 tidak mempengaruhi alur eksekusi program. Secara keseluruhan, artikel tersebut memberikan ilustrasi yang baik tentang penggunaan if bersarang dalam bahasa C, namun dapat ditingkatkan dengan penjelasan lebih lanjut tentang interaksi antara kondisi if dan pernyataan break dalam loop bersarang.
Fikri Apriansyah
12-04-2025 at
studi kasus yang diangkat dalam artikel tersebut memberikan contoh yang baik tentang penggunaan struktur kontrol if bersarang (nested if) dalam bahasa pemrograman C. Dengan menggabungkan perulangan for dan kondisi if, artikel ini menunjukkan bagaimana alur program dapat dikendalikan berdasarkan kondisi tertentu. Namun, penggunaan dua pernyataan break secara berurutan dalam loop bersarang dapat membingungkan bagi pemula, karena dapat mempersulit pemahaman tentang alur eksekusi program.Program dimulai dengan dua loop for bersarang yang mengiterasi nilai i dan j dari 1 hingga 5. Di dalam loop terdalam, program mencetak nilai i dan j. Kemudian, terdapat dua kondisi if: pertama, jika j == 3, maka break akan menghentikan loop j; kedua, jika i == 2, maka break akan menghentikan loop j juga. Namun, karena if (j == 3) ditempatkan sebelum if (i == 2), kondisi j == 3 akan dievaluasi terlebih dahulu, dan jika benar, akan menghentikan loop j sebelum kondisi i == 2 dievaluasi.Program akan mencetak pasangan nilai i dan j hingga kondisi j == 3 terpenuhi, setelah itu loop j akan dihentikan. Karena kondisi i == 2 tidak pernah dievaluasi akibat break pada kondisi j == 3, program akan mencetak:i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 2, j: 2 i: 2, j: 3 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Hal ini menunjukkan bahwa loop j selalu berhenti ketika j == 3, dan kondisi i == 2 tidak mempengaruhi alur eksekusi program. Secara keseluruhan, artikel tersebut memberikan ilustrasi yang baik tentang penggunaan if bersarang dalam bahasa C, namun dapat ditingkatkan dengan penjelasan lebih lanjut tentang interaksi antara kondisi if dan pernyataan break dalam loop bersarang.
Fikri Apriansyah
12-04-2025 at
studi kasus yang diangkat dalam artikel tersebut memberikan contoh yang baik tentang penggunaan struktur kontrol if bersarang (nested if) dalam bahasa pemrograman C. Dengan menggabungkan perulangan for dan kondisi if, artikel ini menunjukkan bagaimana alur program dapat dikendalikan berdasarkan kondisi tertentu. Namun, penggunaan dua pernyataan break secara berurutan dalam loop bersarang dapat membingungkan bagi pemula, karena dapat mempersulit pemahaman tentang alur eksekusi program.Program dimulai dengan dua loop for bersarang yang mengiterasi nilai i dan j dari 1 hingga 5. Di dalam loop terdalam, program mencetak nilai i dan j. Kemudian, terdapat dua kondisi if: pertama, jika j == 3, maka break akan menghentikan loop j; kedua, jika i == 2, maka break akan menghentikan loop j juga. Namun, karena if (j == 3) ditempatkan sebelum if (i == 2), kondisi j == 3 akan dievaluasi terlebih dahulu, dan jika benar, akan menghentikan loop j sebelum kondisi i == 2 dievaluasi.Program akan mencetak pasangan nilai i dan j hingga kondisi j == 3 terpenuhi, setelah itu loop j akan dihentikan. Karena kondisi i == 2 tidak pernah dievaluasi akibat break pada kondisi j == 3, program akan mencetak:i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 2, j: 2 i: 2, j: 3 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Hal ini menunjukkan bahwa loop j selalu berhenti ketika j == 3, dan kondisi i == 2 tidak mempengaruhi alur eksekusi program. Secara keseluruhan, artikel tersebut memberikan ilustrasi yang baik tentang penggunaan if bersarang dalam bahasa C, namun dapat ditingkatkan dengan penjelasan lebih lanjut tentang interaksi antara kondisi if dan pernyataan break dalam loop bersarang.
Yoga artha pangestu
12-04-2025 at
studi kasus yang diangkat dalam artikel tersebut memberikan contoh yang baik tentang penggunaan struktur kontrol if bersarang (nested if) dalam bahasa pemrograman C. Dengan menggabungkan perulangan for dan kondisi if, artikel ini menunjukkan bagaimana alur program dapat dikendalikan berdasarkan kondisi tertentu. Namun, penggunaan dua pernyataan break secara berurutan dalam loop bersarang dapat membingungkan bagi pemula, karena dapat mempersulit pemahaman tentang alur eksekusi program.Program dimulai dengan dua loop for bersarang yang mengiterasi nilai i dan j dari 1 hingga 5. Di dalam loop terdalam, program mencetak nilai i dan j. Kemudian, terdapat dua kondisi if: pertama, jika j == 3, maka break akan menghentikan loop j; kedua, jika i == 2, maka break akan menghentikan loop j juga. Namun, karena if (j == 3) ditempatkan sebelum if (i == 2), kondisi j == 3 akan dievaluasi terlebih dahulu, dan jika benar, akan menghentikan loop j sebelum kondisi i == 2 dievaluasi.Program akan mencetak pasangan nilai i dan j hingga kondisi j == 3 terpenuhi, setelah itu loop j akan dihentikan. Karena kondisi i == 2 tidak pernah dievaluasi akibat break pada kondisi j == 3, program akan mencetak:i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 2, j: 2 i: 2, j: 3 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Hal ini menunjukkan bahwa loop j selalu berhenti ketika j == 3, dan kondisi i == 2 tidak mempengaruhi alur eksekusi program. Secara keseluruhan, artikel tersebut memberikan ilustrasi yang baik tentang penggunaan if bersarang dalam bahasa C, namun dapat ditingkatkan dengan penjelasan lebih lanjut tentang interaksi antara kondisi if dan pernyataan break dalam loop bersarang.
Yoga artha pangestu
12-04-2025 at
studi kasus yang diangkat dalam artikel tersebut memberikan contoh yang baik tentang penggunaan struktur kontrol if bersarang (nested if) dalam bahasa pemrograman C. Dengan menggabungkan perulangan for dan kondisi if, artikel ini menunjukkan bagaimana alur program dapat dikendalikan berdasarkan kondisi tertentu. Namun, penggunaan dua pernyataan break secara berurutan dalam loop bersarang dapat membingungkan bagi pemula, karena dapat mempersulit pemahaman tentang alur eksekusi program.Program dimulai dengan dua loop for bersarang yang mengiterasi nilai i dan j dari 1 hingga 5. Di dalam loop terdalam, program mencetak nilai i dan j. Kemudian, terdapat dua kondisi if: pertama, jika j == 3, maka break akan menghentikan loop j; kedua, jika i == 2, maka break akan menghentikan loop j juga. Namun, karena if (j == 3) ditempatkan sebelum if (i == 2), kondisi j == 3 akan dievaluasi terlebih dahulu, dan jika benar, akan menghentikan loop j sebelum kondisi i == 2 dievaluasi.Program akan mencetak pasangan nilai i dan j hingga kondisi j == 3 terpenuhi, setelah itu loop j akan dihentikan. Karena kondisi i == 2 tidak pernah dievaluasi akibat break pada kondisi j == 3, program akan mencetak:i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 2, j: 2 i: 2, j: 3 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Hal ini menunjukkan bahwa loop j selalu berhenti ketika j == 3, dan kondisi i == 2 tidak mempengaruhi alur eksekusi program. Secara keseluruhan, artikel tersebut memberikan ilustrasi yang baik tentang penggunaan if bersarang dalam bahasa C, namun dapat ditingkatkan dengan penjelasan lebih lanjut tentang interaksi antara kondisi if dan pernyataan break dalam loop bersarang.
Yoga artha pangestu
12-04-2025 at
studi kasus yang diangkat dalam artikel tersebut memberikan contoh yang baik tentang penggunaan struktur kontrol if bersarang (nested if) dalam bahasa pemrograman C. Dengan menggabungkan perulangan for dan kondisi if, artikel ini menunjukkan bagaimana alur program dapat dikendalikan berdasarkan kondisi tertentu. Namun, penggunaan dua pernyataan break secara berurutan dalam loop bersarang dapat membingungkan bagi pemula, karena dapat mempersulit pemahaman tentang alur eksekusi program.Program dimulai dengan dua loop for bersarang yang mengiterasi nilai i dan j dari 1 hingga 5. Di dalam loop terdalam, program mencetak nilai i dan j. Kemudian, terdapat dua kondisi if: pertama, jika j == 3, maka break akan menghentikan loop j; kedua, jika i == 2, maka break akan menghentikan loop j juga. Namun, karena if (j == 3) ditempatkan sebelum if (i == 2), kondisi j == 3 akan dievaluasi terlebih dahulu, dan jika benar, akan menghentikan loop j sebelum kondisi i == 2 dievaluasi.Program akan mencetak pasangan nilai i dan j hingga kondisi j == 3 terpenuhi, setelah itu loop j akan dihentikan. Karena kondisi i == 2 tidak pernah dievaluasi akibat break pada kondisi j == 3, program akan mencetak:i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 2, j: 2 i: 2, j: 3 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Hal ini menunjukkan bahwa loop j selalu berhenti ketika j == 3, dan kondisi i == 2 tidak mempengaruhi alur eksekusi program. Secara keseluruhan, artikel tersebut memberikan ilustrasi yang baik tentang penggunaan if bersarang dalam bahasa C, namun dapat ditingkatkan dengan penjelasan lebih lanjut tentang interaksi antara kondisi if dan pernyataan break dalam loop bersarang.
Yoga artha pangestu
12-04-2025 at
studi kasus yang diangkat dalam artikel tersebut memberikan contoh yang baik tentang penggunaan struktur kontrol if bersarang (nested if) dalam bahasa pemrograman C. Dengan menggabungkan perulangan for dan kondisi if, artikel ini menunjukkan bagaimana alur program dapat dikendalikan berdasarkan kondisi tertentu. Namun, penggunaan dua pernyataan break secara berurutan dalam loop bersarang dapat membingungkan bagi pemula, karena dapat mempersulit pemahaman tentang alur eksekusi program.Program dimulai dengan dua loop for bersarang yang mengiterasi nilai i dan j dari 1 hingga 5. Di dalam loop terdalam, program mencetak nilai i dan j. Kemudian, terdapat dua kondisi if: pertama, jika j == 3, maka break akan menghentikan loop j; kedua, jika i == 2, maka break akan menghentikan loop j juga. Namun, karena if (j == 3) ditempatkan sebelum if (i == 2), kondisi j == 3 akan dievaluasi terlebih dahulu, dan jika benar, akan menghentikan loop j sebelum kondisi i == 2 dievaluasi.Program akan mencetak pasangan nilai i dan j hingga kondisi j == 3 terpenuhi, setelah itu loop j akan dihentikan. Karena kondisi i == 2 tidak pernah dievaluasi akibat break pada kondisi j == 3, program akan mencetak:i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 2, j: 2 i: 2, j: 3 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Hal ini menunjukkan bahwa loop j selalu berhenti ketika j == 3, dan kondisi i == 2 tidak mempengaruhi alur eksekusi program. Secara keseluruhan, artikel tersebut memberikan ilustrasi yang baik tentang penggunaan if bersarang dalam bahasa C, namun dapat ditingkatkan dengan penjelasan lebih lanjut tentang interaksi antara kondisi if dan pernyataan break dalam loop bersarang.
Yoga artha pangestu
12-04-2025 at
studi kasus yang diangkat dalam artikel tersebut memberikan contoh yang baik tentang penggunaan struktur kontrol if bersarang (nested if) dalam bahasa pemrograman C. Dengan menggabungkan perulangan for dan kondisi if, artikel ini menunjukkan bagaimana alur program dapat dikendalikan berdasarkan kondisi tertentu. Namun, penggunaan dua pernyataan break secara berurutan dalam loop bersarang dapat membingungkan bagi pemula, karena dapat mempersulit pemahaman tentang alur eksekusi program.Program dimulai dengan dua loop for bersarang yang mengiterasi nilai i dan j dari 1 hingga 5. Di dalam loop terdalam, program mencetak nilai i dan j. Kemudian, terdapat dua kondisi if: pertama, jika j == 3, maka break akan menghentikan loop j; kedua, jika i == 2, maka break akan menghentikan loop j juga. Namun, karena if (j == 3) ditempatkan sebelum if (i == 2), kondisi j == 3 akan dievaluasi terlebih dahulu, dan jika benar, akan menghentikan loop j sebelum kondisi i == 2 dievaluasi.Program akan mencetak pasangan nilai i dan j hingga kondisi j == 3 terpenuhi, setelah itu loop j akan dihentikan. Karena kondisi i == 2 tidak pernah dievaluasi akibat break pada kondisi j == 3, program akan mencetak:i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 2, j: 2 i: 2, j: 3 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Hal ini menunjukkan bahwa loop j selalu berhenti ketika j == 3, dan kondisi i == 2 tidak mempengaruhi alur eksekusi program. Secara keseluruhan, artikel tersebut memberikan ilustrasi yang baik tentang penggunaan if bersarang dalam bahasa C, namun dapat ditingkatkan dengan penjelasan lebih lanjut tentang interaksi antara kondisi if dan pernyataan break dalam loop bersarang.
Yoga artha pangestu
12-04-2025 at
studi kasus yang diangkat dalam artikel tersebut memberikan contoh yang baik tentang penggunaan struktur kontrol if bersarang (nested if) dalam bahasa pemrograman C. Dengan menggabungkan perulangan for dan kondisi if, artikel ini menunjukkan bagaimana alur program dapat dikendalikan berdasarkan kondisi tertentu. Namun, penggunaan dua pernyataan break secara berurutan dalam loop bersarang dapat membingungkan bagi pemula, karena dapat mempersulit pemahaman tentang alur eksekusi program.Program dimulai dengan dua loop for bersarang yang mengiterasi nilai i dan j dari 1 hingga 5. Di dalam loop terdalam, program mencetak nilai i dan j. Kemudian, terdapat dua kondisi if: pertama, jika j == 3, maka break akan menghentikan loop j; kedua, jika i == 2, maka break akan menghentikan loop j juga. Namun, karena if (j == 3) ditempatkan sebelum if (i == 2), kondisi j == 3 akan dievaluasi terlebih dahulu, dan jika benar, akan menghentikan loop j sebelum kondisi i == 2 dievaluasi.Program akan mencetak pasangan nilai i dan j hingga kondisi j == 3 terpenuhi, setelah itu loop j akan dihentikan. Karena kondisi i == 2 tidak pernah dievaluasi akibat break pada kondisi j == 3, program akan mencetak:i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 2, j: 2 i: 2, j: 3 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Hal ini menunjukkan bahwa loop j selalu berhenti ketika j == 3, dan kondisi i == 2 tidak mempengaruhi alur eksekusi program. Secara keseluruhan, artikel tersebut memberikan ilustrasi yang baik tentang penggunaan if bersarang dalam bahasa C, namun dapat ditingkatkan dengan penjelasan lebih lanjut tentang interaksi antara kondisi if dan pernyataan break dalam loop bersarang.
Yoga artha pangestu
12-04-2025 at
studi kasus yang diangkat dalam artikel tersebut memberikan contoh yang baik tentang penggunaan struktur kontrol if bersarang (nested if) dalam bahasa pemrograman C. Dengan menggabungkan perulangan for dan kondisi if, artikel ini menunjukkan bagaimana alur program dapat dikendalikan berdasarkan kondisi tertentu. Namun, penggunaan dua pernyataan break secara berurutan dalam loop bersarang dapat membingungkan bagi pemula, karena dapat mempersulit pemahaman tentang alur eksekusi program.Program dimulai dengan dua loop for bersarang yang mengiterasi nilai i dan j dari 1 hingga 5. Di dalam loop terdalam, program mencetak nilai i dan j. Kemudian, terdapat dua kondisi if: pertama, jika j == 3, maka break akan menghentikan loop j; kedua, jika i == 2, maka break akan menghentikan loop j juga. Namun, karena if (j == 3) ditempatkan sebelum if (i == 2), kondisi j == 3 akan dievaluasi terlebih dahulu, dan jika benar, akan menghentikan loop j sebelum kondisi i == 2 dievaluasi.Program akan mencetak pasangan nilai i dan j hingga kondisi j == 3 terpenuhi, setelah itu loop j akan dihentikan. Karena kondisi i == 2 tidak pernah dievaluasi akibat break pada kondisi j == 3, program akan mencetak:i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 2, j: 2 i: 2, j: 3 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Hal ini menunjukkan bahwa loop j selalu berhenti ketika j == 3, dan kondisi i == 2 tidak mempengaruhi alur eksekusi program. Secara keseluruhan, artikel tersebut memberikan ilustrasi yang baik tentang penggunaan if bersarang dalam bahasa C, namun dapat ditingkatkan dengan penjelasan lebih lanjut tentang interaksi antara kondisi if dan pernyataan break dalam loop bersarang.
Yoga artha pangestu
12-04-2025 at
studi kasus yang diangkat dalam artikel tersebut memberikan contoh yang baik tentang penggunaan struktur kontrol if bersarang (nested if) dalam bahasa pemrograman C. Dengan menggabungkan perulangan for dan kondisi if, artikel ini menunjukkan bagaimana alur program dapat dikendalikan berdasarkan kondisi tertentu. Namun, penggunaan dua pernyataan break secara berurutan dalam loop bersarang dapat membingungkan bagi pemula, karena dapat mempersulit pemahaman tentang alur eksekusi program.Program dimulai dengan dua loop for bersarang yang mengiterasi nilai i dan j dari 1 hingga 5. Di dalam loop terdalam, program mencetak nilai i dan j. Kemudian, terdapat dua kondisi if: pertama, jika j == 3, maka break akan menghentikan loop j; kedua, jika i == 2, maka break akan menghentikan loop j juga. Namun, karena if (j == 3) ditempatkan sebelum if (i == 2), kondisi j == 3 akan dievaluasi terlebih dahulu, dan jika benar, akan menghentikan loop j sebelum kondisi i == 2 dievaluasi.Program akan mencetak pasangan nilai i dan j hingga kondisi j == 3 terpenuhi, setelah itu loop j akan dihentikan. Karena kondisi i == 2 tidak pernah dievaluasi akibat break pada kondisi j == 3, program akan mencetak:i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 2, j: 2 i: 2, j: 3 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Hal ini menunjukkan bahwa loop j selalu berhenti ketika j == 3, dan kondisi i == 2 tidak mempengaruhi alur eksekusi program. Secara keseluruhan, artikel tersebut memberikan ilustrasi yang baik tentang penggunaan if bersarang dalam bahasa C, namun dapat ditingkatkan dengan penjelasan lebih lanjut tentang interaksi antara kondisi if dan pernyataan break dalam loop bersarang.
Muhammad Rifqi Hidayat
12-04-2025 at
studi kasus yang diangkat dalam artikel tersebut memberikan contoh yang baik tentang penggunaan struktur kontrol if bersarang (nested if) dalam bahasa pemrograman C. Dengan menggabungkan perulangan for dan kondisi if, artikel ini menunjukkan bagaimana alur program dapat dikendalikan berdasarkan kondisi tertentu. Namun, penggunaan dua pernyataan break secara berurutan dalam loop bersarang dapat membingungkan bagi pemula, karena dapat mempersulit pemahaman tentang alur eksekusi program.Program dimulai dengan dua loop for bersarang yang mengiterasi nilai i dan j dari 1 hingga 5. Di dalam loop terdalam, program mencetak nilai i dan j. Kemudian, terdapat dua kondisi if: pertama, jika j == 3, maka break akan menghentikan loop j; kedua, jika i == 2, maka break akan menghentikan loop j juga. Namun, karena if (j == 3) ditempatkan sebelum if (i == 2), kondisi j == 3 akan dievaluasi terlebih dahulu, dan jika benar, akan menghentikan loop j sebelum kondisi i == 2 dievaluasi.Program akan mencetak pasangan nilai i dan j hingga kondisi j == 3 terpenuhi, setelah itu loop j akan dihentikan. Karena kondisi i == 2 tidak pernah dievaluasi akibat break pada kondisi j == 3, program akan mencetak:i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 2, j: 2 i: 2, j: 3 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Hal ini menunjukkan bahwa loop j selalu berhenti ketika j == 3, dan kondisi i == 2 tidak mempengaruhi alur eksekusi program. Secara keseluruhan, artikel tersebut memberikan ilustrasi yang baik tentang penggunaan if bersarang dalam bahasa C, namun dapat ditingkatkan dengan penjelasan lebih lanjut tentang interaksi antara kondisi if dan pernyataan break dalam loop bersarang.
Muhammad Rifqi Hidayat
12-04-2025 at
studi kasus yang diangkat dalam artikel tersebut memberikan contoh yang baik tentang penggunaan struktur kontrol if bersarang (nested if) dalam bahasa pemrograman C. Dengan menggabungkan perulangan for dan kondisi if, artikel ini menunjukkan bagaimana alur program dapat dikendalikan berdasarkan kondisi tertentu. Namun, penggunaan dua pernyataan break secara berurutan dalam loop bersarang dapat membingungkan bagi pemula, karena dapat mempersulit pemahaman tentang alur eksekusi program.Program dimulai dengan dua loop for bersarang yang mengiterasi nilai i dan j dari 1 hingga 5. Di dalam loop terdalam, program mencetak nilai i dan j. Kemudian, terdapat dua kondisi if: pertama, jika j == 3, maka break akan menghentikan loop j; kedua, jika i == 2, maka break akan menghentikan loop j juga. Namun, karena if (j == 3) ditempatkan sebelum if (i == 2), kondisi j == 3 akan dievaluasi terlebih dahulu, dan jika benar, akan menghentikan loop j sebelum kondisi i == 2 dievaluasi.Program akan mencetak pasangan nilai i dan j hingga kondisi j == 3 terpenuhi, setelah itu loop j akan dihentikan. Karena kondisi i == 2 tidak pernah dievaluasi akibat break pada kondisi j == 3, program akan mencetak:i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 2, j: 2 i: 2, j: 3 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Hal ini menunjukkan bahwa loop j selalu berhenti ketika j == 3, dan kondisi i == 2 tidak mempengaruhi alur eksekusi program. Secara keseluruhan, artikel tersebut memberikan ilustrasi yang baik tentang penggunaan if bersarang dalam bahasa C, namun dapat ditingkatkan dengan penjelasan lebih lanjut tentang interaksi antara kondisi if dan pernyataan break dalam loop bersarang.
Muhammad Rifqi Hidayat
12-04-2025 at
studi kasus yang diangkat dalam artikel tersebut memberikan contoh yang baik tentang penggunaan struktur kontrol if bersarang (nested if) dalam bahasa pemrograman C. Dengan menggabungkan perulangan for dan kondisi if, artikel ini menunjukkan bagaimana alur program dapat dikendalikan berdasarkan kondisi tertentu. Namun, penggunaan dua pernyataan break secara berurutan dalam loop bersarang dapat membingungkan bagi pemula, karena dapat mempersulit pemahaman tentang alur eksekusi program.Program dimulai dengan dua loop for bersarang yang mengiterasi nilai i dan j dari 1 hingga 5. Di dalam loop terdalam, program mencetak nilai i dan j. Kemudian, terdapat dua kondisi if: pertama, jika j == 3, maka break akan menghentikan loop j; kedua, jika i == 2, maka break akan menghentikan loop j juga. Namun, karena if (j == 3) ditempatkan sebelum if (i == 2), kondisi j == 3 akan dievaluasi terlebih dahulu, dan jika benar, akan menghentikan loop j sebelum kondisi i == 2 dievaluasi.Program akan mencetak pasangan nilai i dan j hingga kondisi j == 3 terpenuhi, setelah itu loop j akan dihentikan. Karena kondisi i == 2 tidak pernah dievaluasi akibat break pada kondisi j == 3, program akan mencetak:i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 2, j: 2 i: 2, j: 3 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Hal ini menunjukkan bahwa loop j selalu berhenti ketika j == 3, dan kondisi i == 2 tidak mempengaruhi alur eksekusi program. Secara keseluruhan, artikel tersebut memberikan ilustrasi yang baik tentang penggunaan if bersarang dalam bahasa C, namun dapat ditingkatkan dengan penjelasan lebih lanjut tentang interaksi antara kondisi if dan pernyataan break dalam loop bersarang.
Muhammad Rifqi Hidayat
12-04-2025 at
studi kasus yang diangkat dalam artikel tersebut memberikan contoh yang baik tentang penggunaan struktur kontrol if bersarang (nested if) dalam bahasa pemrograman C. Dengan menggabungkan perulangan for dan kondisi if, artikel ini menunjukkan bagaimana alur program dapat dikendalikan berdasarkan kondisi tertentu. Namun, penggunaan dua pernyataan break secara berurutan dalam loop bersarang dapat membingungkan bagi pemula, karena dapat mempersulit pemahaman tentang alur eksekusi program.Program dimulai dengan dua loop for bersarang yang mengiterasi nilai i dan j dari 1 hingga 5. Di dalam loop terdalam, program mencetak nilai i dan j. Kemudian, terdapat dua kondisi if: pertama, jika j == 3, maka break akan menghentikan loop j; kedua, jika i == 2, maka break akan menghentikan loop j juga. Namun, karena if (j == 3) ditempatkan sebelum if (i == 2), kondisi j == 3 akan dievaluasi terlebih dahulu, dan jika benar, akan menghentikan loop j sebelum kondisi i == 2 dievaluasi.Program akan mencetak pasangan nilai i dan j hingga kondisi j == 3 terpenuhi, setelah itu loop j akan dihentikan. Karena kondisi i == 2 tidak pernah dievaluasi akibat break pada kondisi j == 3, program akan mencetak:i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 2, j: 2 i: 2, j: 3 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Hal ini menunjukkan bahwa loop j selalu berhenti ketika j == 3, dan kondisi i == 2 tidak mempengaruhi alur eksekusi program. Secara keseluruhan, artikel tersebut memberikan ilustrasi yang baik tentang penggunaan if bersarang dalam bahasa C, namun dapat ditingkatkan dengan penjelasan lebih lanjut tentang interaksi antara kondisi if dan pernyataan break dalam loop bersarang.
Muhammad Rifqi Hidayat
12-04-2025 at
studi kasus yang diangkat dalam artikel tersebut memberikan contoh yang baik tentang penggunaan struktur kontrol if bersarang (nested if) dalam bahasa pemrograman C. Dengan menggabungkan perulangan for dan kondisi if, artikel ini menunjukkan bagaimana alur program dapat dikendalikan berdasarkan kondisi tertentu. Namun, penggunaan dua pernyataan break secara berurutan dalam loop bersarang dapat membingungkan bagi pemula, karena dapat mempersulit pemahaman tentang alur eksekusi program.Program dimulai dengan dua loop for bersarang yang mengiterasi nilai i dan j dari 1 hingga 5. Di dalam loop terdalam, program mencetak nilai i dan j. Kemudian, terdapat dua kondisi if: pertama, jika j == 3, maka break akan menghentikan loop j; kedua, jika i == 2, maka break akan menghentikan loop j juga. Namun, karena if (j == 3) ditempatkan sebelum if (i == 2), kondisi j == 3 akan dievaluasi terlebih dahulu, dan jika benar, akan menghentikan loop j sebelum kondisi i == 2 dievaluasi.Program akan mencetak pasangan nilai i dan j hingga kondisi j == 3 terpenuhi, setelah itu loop j akan dihentikan. Karena kondisi i == 2 tidak pernah dievaluasi akibat break pada kondisi j == 3, program akan mencetak:i: 1, j: 1 i: 1, j: 2 i: 1, j: 3 i: 2, j: 1 i: 2, j: 2 i: 2, j: 3 i: 3, j: 1 i: 3, j: 2 i: 3, j: 3 i: 4, j: 1 i: 4, j: 2 i: 4, j: 3 i: 5, j: 1 i: 5, j: 2 i: 5, j: 3 Hal ini menunjukkan bahwa loop j selalu berhenti ketika j == 3, dan kondisi i == 2 tidak mempengaruhi alur eksekusi program. Secara keseluruhan, artikel tersebut memberikan ilustrasi yang baik tentang penggunaan if bersarang dalam bahasa C, namun dapat ditingkatkan dengan penjelasan lebih lanjut tentang interaksi antara kondisi if dan pernyataan break dalam loop bersarang.